He did it.
Dari balik kacamatanya, Shani mengawasi sang suami yang terlihat sibuk melayani pengunjung kafe di waktu makan siang seperti ini. Senyum manisnya betah menghiasi wajah setiap mencatatkan pesanan pengunjung di gelas kopi, atau ketika menawarkan menu promo untuk hari ini. Yah, Gracio did it. Keraguan Shani akhirnya terjawab dengan bertahannya Gracio selama seminggu di Ralph Caffe.
Sebentar lagi shift suaminya berakhir, tepatnya pukul 3 sore, dan Shani seperti hari-hari biasa selama seminggu ini, jika memang sedang tidak ada kuliah siang akan menghampiri Gre dan pulang bersama.
Setelah puas memandang wajah suaminya, Shani beralih kembali ke Macbook yang sedari tadi terbuka di atas meja, ditemani segelas Mixed Berry Smoothies ia mulai mengerjakan tugas kuliah serta pekerjaannya di kantor. Shani adalah tipe orang yang selalu mencoba menyelesaikan tugas tepat setelah tugas itu diberikan kepadanya. Bahkan walau hanya mengerjakan satu atau dua halaman, gadis itu merasa sedikit lebih tenang daripada melihat tidak ada progress sama sekali. Karena itu, dia memutuskan untuk berhenti memandang penuh kekaguman pada sang suami dan mulai menyibukan diri pada tugasnya.
Kehamilan Shani saat ini sudah memasuki minggu ke 8, dimana beberapa hari lagi mereka sudah harus konsultasi ke dokter. Selama beberapa minggu ini, ia sudah merasakan sedikit perubahan pada tubuhnya. Tubuh Shani mulai mudah lelah, bahkan mual sudah menjadi rutinitas pagi yang selalu ia lalui. Beruntung Gre masih sabar menghadapi perubahan mood Shani yang benar-benar menyebalkan. Emosinya seperti diaduk setiap Gre melakukan kesalahan walau sekecil apapun. Bahkan sepertinya bernafas terlalu keras di dekat Shani saja bisa membangkitkan kemarahan si ibu hamil. Baru saja kemarin Shani habis marah-marah karena menerima tagihan pembelian diamond dari game Call of Duty.
Jika dipikir-pikir kembali, Gre sungguh masih kekanak-kanakan.
Sebenarnya Shani benar-benar tidak ingin perhitungan seperti jaman-jaman mereka masih pacaran dulu. Saat Gre bahkan tanpa meminta akan ia belikan weapon atau entah apalah itu untuk gamenya. Tapi sangat sulit mengontrol emosi saat perutmu bahkan tidak berhenti bergolak sepanjang hari.
"Hi umm, if you don't mind, can we take a picture together?"
Jemari lentik Shani yang sedang menari di atas keyboard terhenti saat mendengar sapaan seseorang yang tengah berdiri tidak jauh dengannya. Pemandangan yang dia jumpai saat memperlebar jarak pandangnya adalah seorang anak SMA tengah menghentikan langkah Gracio menuju ke arahnya. Seorang gadis berambut pirang dengan hoodie berlambang huruf SGS besar di dada. Sydney Girls High School.
"Eh?" Gracio terlihat sedikit kebingungan. Ia melirik sedikit ke arah Shani yang masih terdiam dan akhirnya melemparkan senyum pada gadis tadi.
"Sure"
Segerombolan gadis yang duduk di pojokan terlihat mengikik senang melihat respon Gracio, sangat berbanding terbalik dengan respon seorang gadis yang sudah bangkit dari duduknya.
Gadis tanpa nama yang Gracio tau masih SMA itu kemudian memposisikan kamera di tangan kanan dan siap berpose untuk foto selfie pertamanya bersama barista kafe yang entah mengapa terlihat begitu manis dengan senyum cerianya. Namun belum banyak foto yang bisa diambil karena mereka mesti bergantian dengan teman-teman lainnya, Shani tiba-tiba sudah berdiri di depan mereka dengan senyum yang dibuat semanis mungkin.
"Hey, I can take a picture of all of you if you want"
"Sorry but I need to go-"
Gracio sudah akan melarikan diri saat Shani dengan entengnya meminta dia tetap diam.
"No, stay there. I will take a picture of both of you"
"Woah, thank you" Respon si gadis SMA yang berbondong-bondong berdiri di sisi barista idaman mereka. Sementara Gracio hanya pasrah saja saat Shani benar-benar mengambil beberapa foto dirinya bersama anak SMA itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best of You
FanfictionKisah keluarga muda Gracio Harlan dan Shani Indira bersama Shani dan Gracio junior :) Sekuel Head Over Heels