3

25 2 0
                                    

H-1 sebelum keberangkatan tour.

Jam menunujukkan pukul 23.00

Aku masih duduk di meja belajar berkutat dengan laptop. Mencari kelanjutan artikel tentang penemuan jam tangan baru di pegunungan unzen kemarin.
Diiringi lagu instrument betavon-fure elise aku terus menscroll tiap-tiap tulisan di artikel itu. Tiba-tiba aku mendengar suara bel berbunyi.
Aku segera beranjak dari tempat duduk namun aku terperangah mengingat hari menunjukkan pukul 11 malam. Siapa yang bertamu tengah malam seperti ini, aku melangkahkan kaki ku ke ambang pintu penuh dengan keraguan. Aku mengintip di balik jendela namun aku tidak menemukan sosok yang membunyikan bel tersebut. Akhirnya aku memutuskan masuk lagi ke kamar namun baru selangkah aku melangkahkan kaki, bunyi bel itu terdengar lagi.
"Oh shit tamat lah riwayat ku entah iblis atau penjahat yang akan ku temui". Gerutuku dalam hati
Saat aku membuka pintu itu perlahan   musik betavon-fure elise pun berhenti.
Huufft... Aku menarik nafas karena tidak menemukan siapa-siapa. Tapi tidak tunggu
"Apa ini?"
Liontin biru tergeletak di lantai di depan pintu flat ku.
Aku mengambilnya dan kembali masuk.  Entah apa maksud pesan dari sosok misterius itu yang tiba-tiba menghilang dan meninggalkan liontin ini.
Aku menyimpannya di dalam kotak kecil bewarna hitam.

_keesokan harinya_

Kira datang membawa semua barang keperluanya untuk keberangkatan tour besok menggunakan koper, dia berencana bermalam di rumah ku dan memutuskan untuk pergi bersama ke bandara.

Aigooo ... Haruskah kau membawa semua isi rumahmu hanya untuk tour??
Kira hanya mengulum senyum sembari menyusun ulang semua isi kopernya.
Kita akan memerlukan ini nanti jawabnya.
Aku hanya mendengus tidak percaya. Aku menuju dapur dan membuat mie instan.

"Nay apa kau punya gunting?" Teriak kira dari kamar.
"Cari saja di atas meja !"

*Kira*
Apa ini??
Dia membuka kotak kecil yang berisi liontin dan tatapan terkejut.

"Tidak mungkin" gumamnya seakan tidak percaya.
"Hey jalang ayo kita makan aku sudah membuatkan mu mie." Suara nayla mengejutkan secepat kilat aku kembali meletakkan liontin itu ke tempat asalnya.

"Waah kau sungguh mengerti keadaan perutku."

I'm OkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang