pieces of you

16 2 0
                                    

Tahun 2045

Aku masuk ke dalam lab yang bernuansa serba putih nan elegan ada banyak jenis robot yang bisa menyelesaikan semua aktivitasmu disini, monitor besar yang transparan berukuran 4x2 meter itu masih dalam keadaan menyala menampilkan banyak data yang belum diselesaikan oleh seseorang.

Aku sibuk mencari sosok itu namun ruangan ini nampaknya kosong. Aku kemudian masuk kedalam tabung kaca yang berukuran besar dan menekan touchscreen sebelah kanan dengan posisi berdiri di dalam tabung.

Seketika tabung itu mengeluarkan kepulan uap dan dalam hitungan detik tabung kemudian terbuka dan aku segera keluar.

(Tabung ini berfungsi menstabilkan kondisi tubuh setelah seseorang melakukan perjalan waktu atau sehabis keluar dari black hole)

Aarrrghh... Lega rasanya..sambil meregangkan kedua tanganku ke atas.

Kau sudah kembali? Tanya sosok yang dari tadi kucari.

Aku baru tiba. Jawabku singkat karena aku masih dalam keterkejutanku atas kehadirannya yang tiba-tiba.

Dia kini berdiri dihadapanku kedua tangannya memegang erat kedua bahuku.

Sialan situasi macam apa ini batinku.

Seperti habis bertelepati dia tertawa kecil dan mengacak rambutku pelan.

Aku hanya kaku seperti orang bodoh aahh lebih tepatnya seperti orang idiot.

Aku menembaknya jawabku pelan untuk mencairkan suasana sialan ini.

Sungguh?? Apakah dia mati? Ahh tapi aku tidak yakin kau bisa menghabisi nyawa orang.

Kau tidak terkejut? Jawabku.

Aku sangat mengenalmu clara, dan aku tau jika kau melakukan sesuatu yang pada dasarnya bukan sifatmu itu berarti kau sedang dalam keadaan mendesak.

Aku tersenyum mendengar penjelasannya, setidaknya ada yang bisa memahami keputusanku kali ini.

Prof mana? tanyaku lagi.

Ahh dia tadi keluar sepertinya ada sesuatu yang harus diurusnya.

Ohhh...

Kau mau istirahat?
Iya aku sangat lelah, sangat.
Dia menarik tanganku membawaku ke lantai atas menggunakan lift dan tiba di ruangan pribadiku.

Dia meletakkan jari telunjukku pada sensor di pintu dan terbuka.

Kau mandilah dan aku akan menyiakan makan malam untukmu.
Aku hanya menuruti perintahnya tanpa bantahan.

Aku menenggelamkan diriku kedalam bath up yang airnya hangat ini, busanya meluap-luap sampai ke lantai kamar mandi ini.
" Buddy, play instrument romantic song for me." Ucapku pada robot kecil berbentuk pengharum ruangan bewarna putih itu. Seketika terdengar suara instrument lagu romantis itu membuatku semakin sungkan untuk beranjak dari bath up ini. Mataku mulai mengantuk aku tidak dapat menahannya. Dan untunglah ini dimasa depan, ketika aku tertidur dan  tubuhku merosot kebawah air di dalam bathub ini ikut menyusut karena sensor didalam bath up yang mampu mengedalikan setiap gerak tubuh, jadi kemungkinan kecil terjadinya kematian karena tertidur di dalam bathub.

Aku merasakan tubuhku sedang di bolak-balik oleh seseorang. Dan benar saja ketika aku membuka mata aku mendapati ray sedang menyelimutiku.
Aku terperangah dan membuat gerakan mundur dengan reflek.
Dia hanya terkekeh melihat tingkahku.

Kebiasaan burukmu masih belum berubah timpalnya.

Aarrgghh... Kebodohan apa lagi ini yang menjatuhkan harga diriku.

Entah mengapa aku selalu tertidur di bathub saat mandi dan lagi-lagi ray yang selalu memindahkanku dan sialnya dia selalu memakaikan ku baju tanpa rasa berdosa sedikitpun.

Kau memang tak tau malu jawabku kesal.

Hhaa kau harusnya berterima kasih karena aku berbaik hati tidak membiarkanmu berendam semalaman di bathub huh.

Akhirnya aku mengalah, yaahh pada akhirnya aku akan kalah ketika mulai beragumen dengannya.

Apa kau ingin minum?
Ide bagus.

Kami menghabiskan malam ini dengan wine dan makan malam yang singkat.

2022.

Ini hari kedua kami di Ibaraki setelah insiden mengerikan kemarin.

Aku menyimpan buku kecil sehabis menggambar sosok pria yang selalu datang kedalam mimpiku.

Aku membangunkan kira dan bergegas mandi takut di dahulinya sebab kira bisa menghabiskan waktu berjam-jam di kamar mandi. Entah aku juga tidak mengerti apa saja yang dilakukannya di kamar mandi hingga berjam-jam lamanya oleh wanita dewasa.

Sehabis mandi aku mengeringkan rambutku menggunakan hydryer yang di sediakan oleh hotel ini. Setelahnya aku menyapukan blusku di bawah kantung mataku, dan wajahku kini terlihat segar.

Aku turun ke resto dilantai bawah untuk breakfast. Dengan memakai baju jaring-jaring dan jeans sobek serta kakiku dibalut dengan sandal hotel. Aku menekan lift dan masih menatap layar ponselku.

Ketika lift terbuka aku melihat wanita  berambut hitam berkacamata menggunakan blezer putih membeku disana untuk beberapa detik. Di tambah lagi dandannya yang mencolok membuat aura mengerikan itu terpancar dengan sendirinya.

Aku masuk kedalam lift dan menekan tombol lantai satu dan mengabaikan wanita itu yang sedari tadi mematung.

Ku lihat bryan menelponku.
Ahh pria ini tidak bisakah dia membiarkanku online sejanak saja.

Aku mengangkat telponnya yang tersambung di earphone yang kupakai sedari tadi, lalu memasukkan ponselku kedalam kantong bajuku.

Jantungku terasa lemas, aku mulai ketakutakan. Namun aku berusaha untuk tidak terlihat kalut.

Ucapan bryan diseberang sana membuatku benar-benar tidak bisa berkata apapun.

Ku tarik napas dalam-dalam dan berucap baiklah aku akan mematuhi perintahmu kali ini tuan. Suaraku sedikit begetar namun aku berusaha setenang mungkin. Ooh ayolah kapan aku sampai ke lantai dasar aku terus mengumpat didalam hati.

3... 2....

Wanita disebelahku memasukkan tangan sebelahnya kedalam sakunya.

Nafasku semakin sesak dan aku ingin rasanya menjerit. Ku mohon terbukalah aku membatin.

Tingg.. pintu lift pun terbuka dilantai satu.

Aku setengah berlari keluar dari lift tanpa menoleh kebelakang sedikitpun.

Gwen POV

Aku berdiri didalam lift kulihat dia mendekat ke arah ku dan menekan tombol satu. Aku bisa merasakannya dia cukup canggung namun berusaha untuk mengambaikan. Beberapa detik kemudian ku dengar dia menjawab telepon daria seseorang.

"Nay, apa kau sudah bangun". Aahh tidak penting aku menelpon mu hanya ingin memberitahumu jika ada wanita yang mencurigakan membuntutimu segera kabari aku, dia menginginkan mu nay".

Ya menggunakan alat penyadap suara. Dan michael mendengar semua percakapan nayla dan seorang yang menelponya.

Headset kecil yang menempel di telinga sebelah kananku beekedip merah dan ku dengar michael berucap.

Dia menyadari keberadaanmu.
Aku terkejut bagaimana bisa, sialan siapa yang menelpon dan memberitahu semuanya.

Aku memasukkan tangan sebelahku ke kantung blezerku seakan ingin meraih sesuatu.

Kulihat dia begitu cemas dan ketika lift terbuka dia setengah berlari karena melihat gerakkan kecilku yang menakutinya.

Aku hanya terkekeh puas menatap punggungnya yang mulai menghilang diiringi oleh tertutupnya lift.





Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm OkeyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang