Bukan Inginku

Part 1

#Bukan_Inginku

Raina hanya bisa meremas seprai dengan eratnya. Tetes airmata mengalir deras walau dalam diam. Dia sudah hancur,  tapi mencoba tetap bertahan. Semua memang harus dilakukan, semua mesti dikerjakan, karena ini jalan satu-satunya.

Apalagi saat dilihat di atas seprai putih itu darah keperawanannya tercetak. Darah yang sudah menghancurkan harga dirinya hanya demi uang.

Radian, artis yang begitu terkenal itu memberikan cek yang berjumlah cukup fantastis. Sangat cukup untuk operasi ibunya.

Setelah Radian keluar kamar, dia segera memakai semua pakaiannya, tak dipedulikan rasa perih yang mendera bawah perutnya karena harus melayani Radian hingga pagi.

Tanpa pamit, Raina langsung meninggalkan apartemen penuh kenangan buruk itu.

Dia segera menuju rumah sakit, untuk membayar biaya operasi Ibunya. Dia akan melupakan Radian Kusuma dan menganggap tidak pernah bertemu. Siapa sangka dunia artis memang penuh intrik. Radian artis yang terkenal bersih dan memiliki rumah tangga yang harmonis, ternyata berkelakuan tidak sepantasnya.

Ah bukan urusanku. Yang penting Ibu bisa di operasi, kata hatinya berusaha menyangkal memikirkan Radian.

Teringat beberapa hari yang lalu, Raina harus kalang kabut saat dokter mengharuskan ibunya di operasi. Sakit ginjal yang Ibunya derita, bahkan salah satunya sudah tidak berfungsi mengharuskan sang Ibu harus segera trasplantasi ginjal.

Ginjal yang cocok sudah tersedia, tapi biaya yang berjumlah ratusan juta, darimana Raina akan mendapatkannya, apalagi dia hanya seorang guru SMA dengan gaji yang tidak cukup besar.

Dalam kebingungan, Raina bertemu dengan sahabatnya. Sahabat baik karena keadaan harus masuk dalam dunia pelacuran.

Mereka kemudian menuju ke sebuah cafe sekalian reuni karena lama tidak bertemu. Setelah memperoleh tempat duduk yang nyaman,, mereka saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. Dalam keadaan terdesak Raina menceritakan masalahnya.

"Aku ga bisa bantu Na, tapi kalau kamu mau aku ada jalan keluar. Jalan keluar yang pasti menyakitimu."

"Aku harus apa Ros? Kalau aku sanggup, aku akan melakukan apapun asal Ibuku sehat kembali." Aku kembali terisak. Dadaku serasa sesak sekali.

"Temannya langgananku lagi cari perawan, dan dia berani bayar mahal untuk itu Na."

Deg....

Apa aku harus mengorbankan keperawananku?

Aku selalu bermimpi bahwa keperawananku aku berikan kepada suamiku.

Apakah sekarang aku harus menjual satu-satunya harta berhargaku?

Tapi kalau tidak kulakukan, bagaimana Ibu?

"Aku akan melakukannya Ros, demi Ibu... semua demi Ibu."

"Oke, jangan mundur ya, itu sudah keputusanmu."

Raina mengangguk menyetujui.Rosa segera menelepon seseorang untuk membuat janji.

"Malam ini kamu temuin dia, dia menunggumu di sini."

Rosa menyerahkan sebuah alamat apartemen mewah ke tangan Raina.

"Semoga beruntung Na. Maaf langgananku sudah menunggu."

Rosapun pergi meninggalkan Raina sendiri.

Dalam kekalutan akhirnya Raina memutuskan mendatangi apartemen tersebut.

Dengan ragu-ragu akhirnya Raina mengetuk pintu apartemen tersebut. Betapa terkejutnya dia, saat seseorang membuka pintu, ternyata di hadapannya sedang berdiri Radian Kusuma, artis papan atas yang terkenal rumah tangganya sangat harmonis.

Dia hanya bisa mematung, suaranya seakan menghilang karena keterkejutannya.

"Kamu Raina teman Rosa."

Raina seperti kembali ke dunia nyata mendengar pertanyaan Radian.

"Be-benar... saya Raina." Dengan gugup Raina menjawab pertanyaan Radian.

"Ayo masuk."

Dengan canggung, Raina memasuki apartemen mewah tersebut.

"Duduk."

Raina duduk di sofa empuk yang tersedia di ruangan tersebut.

"Kamu pasti tau siapa saya." Raina mengangguk membenarkan. "Aku harap, setelah kita selesai, kamu tidak membongkar kesepakatan kita." Lanjut Radian.

"Setelah uang aku dapatkan, anggap saja kita tidak pernah bertemu," ujar Raina. Raina memang tidak ingin ada yang tau betapa tak bermoralnya dirinya yang rela menjual diri.

Setelah semua disepakati, Raina segera menuruti semua instruksi Radian walau dengan hati yang hancur.

Tbc