Episode 5

8 1 0
                                    


Sehari setelah Rama dan Raina menikah, Rama segera memboyong sang istri beserta Ibunya ke tempat Rama merantau, yang ternyata berada di luar pulau Jawa.

Hati Raina menjadi tenang saat dia sudah duduk di kursi pesawat. Sejujurnya, Raina sangat stres setelah membaca noted yang diberikan oleh Radian. Untung sang suami segera membawanya pergi jauh. Dia hanya bisa berharap, semoga Radian dan Edo tidak akan pernah bertemu dengannya.

Jujur saja, walaupun Edo terlihat tenang-tenang saja waktu mereka bersalaman diatas pelaminan, tetapi kilat licik sempat terpancar dari matanya.

"Kamu siap, sayang?" Raina tergagap saat Rama membuyarkan lamunannya dengan menggenggam tangannya.

"Udah. Kemana pun suami pergi, aku akan ikut." Rama tersenyum mendengar jawaban Raina.

"Tempat kerjaku jauh lho dari kota," ujar Rama tidak yakin.

"Engga papa, yang penting ada tetangga, kalau sendiri, aku ga berani."

Rama tertawa mendengar jawaban absurd istrinya. Tak disangka, setelah dia dikhianati istri pertamanya, akhirnya bertemu dengan wanita yang mampu membahagiakannya.

Cinta ....

Mungkin saat ini Rama dan Raina belum merasakan hal itu, tapi mereka sama-sama yakin, akan berusaha belajar mencintai, agar rumah tangga makin harmonis.

"Mungkin perasaan cinta belum kumiliki untukmu Rai, tapi aku bahagia menikah denganmu dan akan belajar untuk mencintaimu."

Raina tersenyum sambil mengeratkan genggaman tangannya kepada Rama. Raina akan membuka hidup baru dengan suami dan Ibunya. Dia bahkan berharap apa yang mereka lakukan tadi malam akan menghasilkan benih yang. Akan semakin menyemarakkan hidup mereka nanti.

****

Radian tidak pernah menyadari kalau Raina telah pergi jauh. Dia pikir Raina akan tetap tinggal di Jakarta.

"Brengsekkk ...!" teriak Radian sambil menghempaskan mejanya ke depan hingga terjungkal.

Beberapa hari melakukan syuting di Bali telah melenakan dirinya. Siapa sangka, sekembali dia ke Jakarta, ternyata suruhannya mengatakan, Raina telah menghilang bersama sang Ibu.

Radian sampai mengerahkan beberapa orang untuk mencari Raina. Bahkan dia sampai tidak memperdulikan istrinya sama sekali.

Radian pulang ke rumah dengan hati yang penat, apalagi setelah mendengar kabar, pencarian tidak membuahkan hasil sama sekali.

Setelah sampai rumah, Radian langsung memasuki kamar. Keinginannya untuk beristirahat harus ditunda saat melihat Rita, istrinya duduk di tepi ranjang seolah menunggunya.

"Kamu pergi ke Bali ngga ngabarin aku, Ian? Pulangpun tak menghubungiku sama sekali?" Rita bersimbah air mata merasakan Radian berubah beberapa bulan ini.

"Bukan urusanmu juga kan, aku pulang atau tidak."

"Ian ... sampai kapan kamu tak memperdulikan aku lagi?"

"Kamu tahu Rit? Kita menikah karena kecelakaan, jadi jangan berharap banyak padaku."

"Tapi kita pacaran lama, Ian, wajar kalau kemudian kita melakukannya."

"Sudahlah, kamu kembali ke kamarmu, aku ingin istirahat."

Rita keluar kamar Radian dengan hati yang terkoyak. Perasaan sakit yang dia rasakan melebihi tusukan pedang.

Radian merebahkan diri di ranjang. Teringat dia terpaksa menikahi Rita karena kecerobohannya. Tanpa sepengetahuan orang lain, pernikahannya menyimpan api dalam sekam. Dia tidak mencintai istrinya sama sekali.

Justru dia jatuh cinta dengan Raina saat merasakan kehangatan tubuhnya di ranjang. Radian sudah mencap Raina menjadi miliknya. Dia bersumpah akan memisahkan sang pujaan hati dengan suaminya.

Mau tidak mau Raina harus mau menikah dengannya, karena bagi Radian, Raina adalah miliknya. Bahkan kalau Raina ingin menjadi istri satu-satunya, dengan sukarela, dia akan menceraikan Rita.

Tbc.

Bukan InginkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang