Episode 8

11 1 1
                                    

Rama sepertinya merasakan perbedaan sikap dari Raina. Dia memang masih mengurusi kebutuhan Rama. Namun, sikapnya terkesan lebih acuh, tidak malu-malu seperti biasanya.

"Na, kamu kenapa? Sepertinya kamu ada masalah?" tanya Rama penasaran.

"Ngga papa, Mas. Lagi ga enak badan aja," ujar Raina tersenyum. Senyum yang sebenarnya sangat dipaksakan.

"Ya udah. Mas berangkat kerja dulu ya." Rama memberikan tangannya untuk dicium punggung tangan miliknya oleh Raina.

Sejak menemukan album foto di ruang kerja Rama, entah mengapa perasaan Raina agak berubah. Kebahagiaan yang dia rasakan seakan terenggut paksa.

Raina hanya memandang hampa punggung Rama yang berlahan menghilang dari pandangan.

Seharian Raina mengerjakan pekerjaan rumah. Anak-anaknya sedang ikut sang Nenek di rumahnya.

Sekar ibu Raina memang memutuskan mengontrak sendiri bersama beberapa karyawannya. Ya, Sekar sudah memiliki toko kue yang lumayan besar.

Anak-anak lebih senang tinggal dengan neneknya karena banyak tersedia kue di sana. Rumah juga dalam keadaan ramai karena banyak karyawan yang dipekerjakan oleh ibunya.

Raina kembali menangis dalam kesendirian. Selama ini Rama selalu memperlakukan dirinya dengan mesra, tidak disangka semua yang dilakukan ternyata palsu belaka. Tidak pantaskah dia berbahagia?

Padahal mantan istri Rama terlihat sangat bahagia dengan keluarga barunya. Raina tersenyum miris. Dia baru mengingat, betapa selama ini, Rama akan melihat berita tentang mantan istri dengan suami barunya, dengan sangat serius. Jadi itulah jawabannya.

Sorenya Rama pulang dengan muka yang cerah. Entah ada apa dengannya.

"Ma, aku dapat tawaran kenaikan jabatan. Kita juga pindah kembali ke Jakarta."

Raina sungguh terkejut dengan ucapan Rama. Kembali ke Jakarta?

"Kok dadakan, Mas?" tanya Raina sedikit curiga.

"Sebenarnya udah ada pembicaraan ke sana dari beberapa hari lalu. Namun, Pak Edo selalu terlihat keberatan. Tiba-tiba tadi pagi, dia menyetujui mutasiku.

Sungguh, dalam mimpi pun tak pernah terlintas di benaknya sedikit pun. Mau menolak, itu sudah keputusan perusahaan. Sejujurnya tidak pernah ada keinginan untuk pindah ke sana sama sekali.

Setelah dibicarakan, anak-anak tidak ingin ikut. Mereka sudah betah di sekolah. Keputusan diambil, Rama dan Raina yang akan kembali. Anak-anak tinggal dengan neneknya.

****
Radian tersenyum senang. Atas perintah darinya, Rama akan di mutasi ke kantor pusat. Jabatan dia naikkan menjadi asisten manager. Dengan dalih perusahaan, Radian akan menyeret Raina secara halus ke sisinya.

Yah, dia masih tetap menginginkan Raina menjadi seorang istri, akan dia lakukan apapun, asal keinginannya terpenuhi. Hanya nama Raina yang selama ini selalu memenuhi benak dan mimpi indahnya.

Rita terlihat semakin larut dalam dunia yang semu karena ketidak pedulian Radian padanya. Radian memang sengaja melakukan hal itu, agar Rita menyerah untuk tetap ingin memilikinya.

"Tugasmu akan segera tiba Rit, jadi bersenang-senanglah," desis Radian sambil memandang foto istrinya di meja dengan sinis.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan InginkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang