01. BRIELLA

40 6 0
                                    

Pagi ini seperti biasa, sebelum pergi melakukan kegiatan di luar Bunda selalu menyediakan sarapan untuk kami.

Ayah sudah duduk di meja makan sambil menunggu masakan Bunda, biasanya Ayah membaca koran.

Aku meletakan tas di samping kursi ku. "Morning ayah~!" Sapa aku sambil mengambil segelas air putih.

"Ohh~~ selamat pagi tuan putri." Jawab ayah sambil melipat korannya. "Aduh makin hari putri Ayah makin cantik aja yaaa."

"Iya dong, anaknya siapa dulu." Sahut Bunda yang dari dapur membawa beberapa masakan di atas nampan, menata sarapan di meja makan.

"Kalau gak cantik, tanda turunan dari Ayahnya." Tambah Bunda sambil mencium atas kepala gue.

Rasanya sedikit canggung kalau mereka ngebahas hal kayak gini.

Mereka mau terima gue aja udah seneng dan bersyukur banget, apalagi sampai mereka anggep gue kayak anak mereka sendiri. So luck to have you, bun, yah~~~

Gue cuma senyum-senyum aja, berusaha meng-cover rasa canggung.

"Oh iya sayang, coba kamu bangunin abang kamu gih, dia masih tidur kayaknya." Kata Bunda lagi.

"Kayaknya lagi banyak tugas deh dia, semalem Ayah yang bukain pintu, udah jam 12 kemarin dia pulangnya."

Okay~
Di rumah ini cuma ada satu anak perempuan yaitu gue, Briella. Dan di keluarga ini ada dua anak laki-laki, yang satu kalian pasti tau lah siapa. Yep! betul sekali, Yohan. Dedemit gila yang suka banget ngegangguin gue alias si Crazy Boy. Dan si putra sulung yang super-duper ganteng,

Johan.

Nama mereka emang cuma beda huruf awalannya aja, tapi sifat mereka beda 360°.

Bagi gue, Johan itu malaikat pelindung atau sebut aja pro-angel.

Dia selalu jagain gue saat si dedemit gila itu mulai dengan tingkahnya yang super-duper nyebelin. Kurang apalagi kan, udah ganteng baik pula.



Kamar gue sebelahan sama kamar Johan, kalau kamar Yohan rada ke belakang, deket balkon.

knock~knock~knock~

Gue ngetuk pintu kamarnya. "Bang, Lo udah bangun?" Tapi gak ada respon apa-apa.

"Bang~" Kata gue sambil ngebuka pintu kamarnya, pala gue sedikit ngelongoh ke dalem.

"Oh masih tidur toh." Kata gue lagi sambil masuk ke dalam kamarnya, gue coba ngegoyangin badannya tapi gak ada respon sama sekali.

"Bang. Ayok bangun, Bunda udah siapin sarapan tuh."

"Nnggg~~"

"Ayok bangun. Lo gak ngampus emangnya?" Gue coba buat goyangin badannya lagi, tapi ini lebih kenceng. Biar melek.

"Aahhhk sakit El." Dia sedikit ngebuka matanya.

"Yaudah. Gue ke bawah ya." Gue mulai menjauh dari tempat tidurnya, tiba-tiba Johan nahan tangan gue.

"Bangunin dong. Tarikin."

Ahk! Gue paling males kalau di suruh bangunin ini anak, emang kadang-kadang gak adek gak abang sama aja, suka banget bikin gue kesel.

More Time (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang