glaube nicht

25 8 12
                                    

  who can I trust in this world? all angelic masked devils!

|●●●|

Bastian dan audy sedang menunggu film tersebut tayang di tv.

"Nona audy, maaf waktunya tidur"
Seorang suster masuk membawa obat obatan.

"Yhaaa... bentar lagi deh, 5 menittt aja" tawar audy kemudian film tersebut dimulai dengan sosok anak kecil yang menangis pilu.

"Maaf nona, batas waktu kau menggunakan elektronik hanya 4 jam" ujar suster tersebut ramah.

Audy memajukan Bibir bawahnya ketika suster tersebut mematikan tvnya dengan remot kontrol di hpnya.

Suster tersebut pamit undur diri dan menyuruh audy untuk tidur. Audy hanya mengangguk pasrah.

"Bas, lo pulang aja gak papa" ujar audy tak bersemangat.

"Kau pasti akan kabur" bastian berdesis menatap tajam audy yang menyiyitkan dahi kesal.

"Apasih! Gimana gw mau kabur!?" Bentak audy, bastian cukup terkejut karena perubahan sikap audy secara drastis. Ini pertama kali audy membentaknya.

"Udah sana!" Audy mendorong lengan bastian sekencang mungkin.

Bastian menatap audy tajam, ada apa dengan gadis cantik ini?
Netra hijaunya tak kalah sengit ketika menatap netra kecoklatan bastian.

Audy sangat marah.
Ia tidak berbicara pada bastian dengan nada lembutnya, malah sekarang ia membentaknya dan mengusir bastian dengan nada tinggi.

"AUDY!" Suara bastian menggema di ruangan tersebut, audy hanya menutup rapat telinganya.

"APA!?" Audy balas membentak bastian, netra hijaunya mulai berkaca kaca.

Bastian membuang nafas kasar, ia segera keluar dan membanting pintu sekuat mungkin. Ia menuju taman rumah sakit dan menduduki dirinya di salah satu kursi rumah sakit.

▪▪▪

"Audy anak baik" Seorang pria dengan balutan tuxedo dan beberapa anak buahnya masuk keruangan audy.

"Apa kau menyukai seseorang yang akan melukai ayahmu sendiri?" Pria tersebut mengusap rambut audy.

Audy hanya bisa terdiam dan menunduk. Ia sangat kacau sekarang, rasanya ia ingin menemui sang bunda sekarang juga.

"Pa-"

"Papa ga bakal lukain bastian, tenang aja sayang..." pria tersebut menunjukan senyum iblisnya.

"Asalkan kamu ikut sama papa, kita pulang." Ajak pria tersebut.

"Tapi aku udah janji-"

"Dan kamu juga udah janji sama papa bakal nurutin apa yang papa minta agar bastian aman" sang pria menyerigai.

"Apa jingga gak pernah ngajarin untuk nepatin janji?" Pria tersebut mengusap wajah audy lembut.

"Ayo, dengan ini semuanya menang. Bastian selamat, kamu selamat, dan papa selamat!" Jelas pria tersebut mencabut selang infus audy.

HORIZONTALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang