#2

17 3 0
                                    

.........."lain kali kapan Al...? keburu lo jadian sama Aza" batinnya berucap, kemudian gadis itu memasukkan handphonenya ke dalam saku kemeja putihnya dan berjalan menuju halte yang tak jauh dari sekolahnya.

LAAP....

Mendadak layar handphone Elisa mati ketika baru saja ia membukaaplikasi goj*k yang ada di ponselnya. Dengan malas gadis itu merogoh tasnya mencari power bank nya setelah menemukannya gadis itu segera menyambungkannya dengan ponselnya

Elisa cengo ketika handphonenya sama sekali tidak terisi padahal waktu sudah berjalan seperempat jam

Elisa mengingat ngingat sejenak "sumpah mimpi apa gue semalem gue lupa power bank guwe belum di charger" batinnya sambil menepuk jidatnya pelan

Dengan pasrah gadis itu menunggu kendaraan umum yang kemungkinan lewat di depannya

17.17

Hingga kini taka da satupun kendaraan umum yang lewat di depan nya, sementara langitsemakin gelap. Nampaknya hujan akan segera turun

DRASS....

Langit memuntahkan seluruh isi perutnya. Hujan turun dengan derasnya.

Berlapis sweater tipis yang tak sengaja ia bawa, gadis itu duduk di halte. Sweater tipis itu tak bisa menahan dingin yang merangsak masuk pada tubuhnya, di tambah cipratan air hujua yang tak sengaja menngenai tubuhnya menambah hawa dingin sore itu.

Gadis itu pasrah jalan satu satunya yang kini bisa ia lakukakan adalah berjalan kaki menuju rumah nya, akan tetapi itu sangatlah mustahil jarak rumahnya dengan sekolah sangat lah jauh. Jalanan raya pun sepi tidak ada orang yang berlalu lalang, sangat tidak memungkinkan baginya untuk menumpang kendaraan orang lain.

Sementara hawa dingin semakin menusuk tulang menembus sum sum nya, gadis itu menggigil kedinginan, hingga ia melihat sebuah mobil bewarna hitam berhenti tak jauh di depannya, kaca mobil itu terbuka menampakkan sosok laki laki yang taka sing baginya. Elisa membuang muka tak mau menatap wajah itu yang seketika merubah mood nya.

"heyy.... Ayo masuk" ucap Aldi dari dalam mobil. Akan tetapi Elisa tetap tak bergeming dari tempat duduknya

Melihat hal itu membuat Aldi geregetan. Lelaki itu keluar dari dalam mobilnya dengan menggunakan sebuah paying, lelaki itu mendekat ke arah Elisa.

"ayo pulang" ajaknya lagi

Elisa hanya menatap Aldi tak minat, gadis itu sama sekali tak bergeming dari tempatnya

Aldi meraih pergelangan tangan Elisa dan menariknya secara kasar menuju mobilnya.

Di tengah tengah hujan yang deras di tengah tengah perjalanan keduanya, Elisa melepas cengkeraman pada pergelangan tanganyya secara kasar, tentu saja hal itu membuat Aldi speechless dan membalikkan tubuhnya.

"mck.... Nggak usah maksa maksa gue bisa nggak!!!" sentak Elisa kasar "El lo ngomong apa sih" batinnya bertolak belakang.

Aldi menatap Elisa heran baru pertama kalinya Elisa berucap kasar padanya. Aldi terkejut bukan main hinnga paying yang di pegangnya pun jatuh. Membuat keduanya terguyur hujan secara bebas.

"El... mama lo nyariin, beliau khawatir sama lo" ucap Aldi

" Al!!! nggak usah maksa maksa gue terserah gue dong mau pulang kapan. Lo itu bukan siapa siapa gue Al. lo nggak punya hak maksa maksa gue, lo nggak usah ngurusin hidup gue, urusin hidup lo sendiri" bentak Elisa "ngomong apa sih gue... kok gue jadi emosian gini sih" batin Elisa

Aldi bertambah heran mendengar penuturan Elisa ia mencengkeram kedua pundak Elisa " El... lo kenapa sih...?"

Elisa menyentak tangan Aldi kasar gadis itu mundur selangkah untuk menghindari Aldi "mck... lo bukan siapa siapa gue bisa minggir gak!!"

" gue sahabat lo Al"

"sahabat?" Elisa tersenyum remeh "sahabat itu seharusnya ngertiin perasaan sahabtnya... emang lo ngertiin perasaan gue"

"perasaan apa El...."

Elisa semakin terpancing emosinya " GUE YANG SELAMA INI SUKA SAMA LO APA LO NGERTI?? TAPI LO NGAKU NGAKU SAHABAT GUE, DAN SEKARANG LO DENGAN ENAKNYA NGOMONG SUKA SAMA CEWEK DAN ITU TEMEN DEKET GUE, APA LO PANTES DI ANGGEP SAHABAT?" Elisa sengaja menekan seluruh kata pada kalimatnya " gue sakit hati Al..."

Aldi terkejut bukan main mendengar penuturan gadis di depannya "kenapa lo nggak bilang dari dulu El..."

Elisa mengapus air matanya yang berjatuhan membasahi pipinya "sahabat ituseharrus nya peka"

"El... gue bukan Roy kiyoshi yang bisa nebak fikiran orang, kalo lo pengen gue pekain lo seharusnya ngomong dong bukan nunggu di pekain dan sekarang lo bentak bentak gue. Gue tadi juga uadah nanya boleh nggak gue suka sama cewek, lo malah ngeiyain padahal lo bisa aja ngomong kalo lo suka sama gue. El... trus sekarang gue nanya apa gue salah???"

Elisa hanya diam tak meyahuti ucapan Aldi. Kali ini ia kalah.

" Gue nggak salah El, itu wajar, gue nggak bisa tau isi hati lo dengan sendirinya lo jangan egois El..."

Usai ucapan Aldi terdengar suara deru mobil mendekat " sopir lo udah dating gue pergi dulu" Ucap Aldi lelaki itu kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Elisa yang berdiri mematung di tengah derasnya hujan.

"non ayo masuk ke dalam mobil" ucap pak supri sopir keluarga Elisa sambil membawa sebuah paying. Elisa hanya bisa menurut ketika sopirnya itu membawanya masuk ke dalam mobil.

Terimaksih bagi yang sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita saya jangan lupa beri masukan ataupun komentar dan jangan sungkan sungkan untuk memberi saya vote. Itung itung pahala lah... kan bulan romadhon

See you next time

Terimakasih. Syukron. Arigato. Gumawo

Emmm..... gimana yah..... menurut author nih cerita author lebay banget menurut saya yah...

Salam manis

Author

@firlyalifa_

FRIEND ZONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang