[ 06 ]

187 46 0
                                    

Sesuai ajakan Jaemin dan keluarga,malam ini Lia dan ayahnya datang ke rumah laki-laki itu makan malam bersama.

Namun Lia sama sekali tidak melihat keberadaan Jaemin. Dan ibu Jaemin bilang,laki-laki itu diundang ke pesta ulang tahun sepupu Jeno.

Lia hanya mengangguk. Namun jadinya,ia tidak memiliki teman mengobrol.

Seusai makan malam,gadis itu dan ayahnya tidak langsung pulang. Tentu saja Ayah Choi memilih mengobrol ringan dengan orang tua Jaemin.

Sedangkan Lia,ia memilih untuk pergi ke balkon atas rumah laki-laki itu.

Dari dulu hingga sekarang,tempat itu selalu menjadi tempat favorit Lia untuk menenangkan dirinya sejenak.

Balkon itu memiliki teras yang kecil,namun lebar. Jaemin menaruh satu sofa kecil dan meja kecil di sana. Dan di samping meja itu ada sebuah keranjang kecil yang selalu berisi camilan apapun.

Lia duduk di sana,memandangi langit malam dan gedung-gedung besar yang menjulang tinggi di depannya.

Ia membuka ponselnya. Berharap mendapat balasan pesan dari Jaemin.

Namun,tak ada satupun notifikasi yang ia dapatkan di ponselnya.

Lia pergi dari balkon dan memilih untuk menyusuri lantai atas rumah milik Jaemin yang luas itu.

Di lantai atas rumah terdapat dua kamar tidur,satu kamar mandi,ruang keluarga,dan satu bioskop kecil.

Sungguh enak sekali menjadi Jaemin.

Terakhir Lia memasuki bioskop itu saat ia duduk di bangku kelas satu SMA. Setelah itu,ia tak pernah lagi masuk ke sana.

Dan yang paling membuatnya penasaran adalah sebuah kamar dengan pintu yang di cat berwarna merah maroon itu.

Kamar tidur Jaemin,yang terakhir kali ia masuki saat masih SD.

Saat beranjak SMP,laki-laki mulai melarang Lia untuk masuk ke kamarnya tanpa seizin dirinya. Entah apa alasannya,Jaemin tak memberi tahu.

Dan kini ia sangat penasaran.

"Hush,lo mikir apa sih,Ya? Jaemin juga punya privasi,kali. Emang cuma cewek doang yang punya privasi," gumam Lia kesal seraya menampar pipinya sendiri.

Gadis itu pergi ruang keluarga,hendak mengambil Playstation yang biasa Jaemin taruh di bawah meja.

Gadis itu terus mencari,namun ia tidak menemukan stick gaming itu dan CD-nya.

"Lia? Cari apa?"

Lia tersentak kaget,ia menoleh ke arah tangga.

"Tante? Ah,enggak tan. Cuma nyari PS-nya Jaemin,mau main bentar," ucap Lia pada Ibu Jaemin.

"Oh,kayaknya kemarin tante liat si Jaem beresin PS-nya,dia masukin ke kamarnya. Waktu itu emang ruang ini mau dibersihin,jadi tante suruh rapihin PS-nya"

Di kamar,ya?

"Tapi,katanya Jaemin pegang kunci kamarnya,tan"

"Oh gitu ya? Yaudah sih,ini tante pegang kunci cadangannya"

Ibu Jaemin membuka pintu kamarnya,kamar yang tepat berada di sebelah kamar Jaemin.

Wanita itu kembali dengan sebuah kunci kecil di tangannya.

"Nih,kamu buka aja gapapa. Tapi kamar dia agak berantakan,biasalah cowok," Ibu Jaemin terkekeh pelan.

"Gapapa nih tan?"

"Duh kamu,gausah sok malu gitu Lia"

"Hehe,makasih tan"

"Oke,tante mau beresin bioskop dulu,besok mau nobar sama temen-temen tante,kamu mau ikut?"

Best Friend [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang