.
.
.
.
.Tuan dan nyonya Min sedang menyapa beberapa tamu undangan. Sementara Jimin, ia sudah menghilang ditengah acara setelah tadi sempat menerima telepon entah dari siapa.
"Kau terlihat cantik, Yoon"
Yoongi mendongakkan wajah, lalu tersenyum. Bisikan halusnya, sarat akan memuja. "Terimakasih, Jungkook"
Acara pertunangan ini berjalan lancar dari awal hingga akhir. Meski hanya kerabat dan beberapa kolega, Yoongi merasa acara itu terlalu berlebihan untuk sebuah pertunangan biasa.
Tiba-tiba Jungkook berinisiatif menarik Yoongi dan membawanya kesisi kondominium miliknya—tempat acara berlangsung.
Mereka berada di taman luas dengan hiasan lampu dibeberapa bagian, menambah kesan cantik bahkan dimalam hari.
Yoongi bingung, ia hanya menatap Jungkook yang dengan lembut menggenggam kedua tangannya. Berdiri dihadapannya dan tersenyum tampan. "Sebenarnya, aku ingin langsung kita menikah"
Membelalak terkejut, Yoongi terhenyak. Ia tidak tahu seberapa besar keinginan Jungkook dalam perjodohan ini. Secepat itu Jungkook menerima semuanya?
Terkekeh, Jungkook mengusap halus pipi Yoongi yang memerah kedinginan dengan punggung jemarinya. "Tapi ayahku memintaku untuk menunggumu hingga lulus kuliah"
Tak ada yang ingin Yoongi ucapkan. Dan ia tak berniat menyela sama sekali. Berbeda dengan Jungkook, ia hanya ingin mengakhirinya sesegera mungkin.
"Aku tak masalah", lanjut Jungkook seraya mendekat, sangat dekat hingga tersisa sedikit jarak diantara mereka.
Hingga hembusan nafas hangat saling beradu.
Tanpa menebak pun, Yoongi tahu apa yang akan Jungkook lakukan setelahnya. Sejenak pikirannya ingin mendorong laki-laki itu menjauh dan meninggalkannya dengan sebuah tanda tanya. Tapi saat maniknya tak sengaja menangkap sebuah siluet yang teramat ia kenal, ia memilih bergeming. Menikmati bagaimana bayangan tersiksanya seseorang yang berdiri jauh disana.
Jungkook mencium Yoongi. Menautkan kedua belah bibir dingin yang perlahan berubah menjadi hangat. Lembut, halus dan penuh perasaan.
Jungkook begitu memuja sosok manis dalam pagutannya. Menariknya semakin dekat lalu menempel. Candu yang telak menghipnotisnya menjadi lelaki kurang ajar karena menginginkan lebih dan lebih.
Rasanya menyenangkan menyadari dirinya telah mendapatkan apa yang selama ini ia inginkan. Anggap saja perjodohan ini, hanyalah jalan mulus yang telah ia dapatkan.
Menuju semesta impiannya, dan itu Yoongi.
.
.Dikejauhan, Jimin menyaksikannya. Menyaksikan dirinya hancur berkeping-keping. Menelan kepahitan yang dulu telah ia tanam tanpa sadar.
Tangannya terkepal hingga buku-buku jarinya memutih, menyalurkan kefrustasian yang menginjak-injak kewarasannya. Ada gemuruh tak nyaman didalam hatinya. Perasaan ingin merebut sesuatu yang seharusnya menjadi miliknya.
Haruskah Jimin kesana, memisahkan dua insan yang saling menempel itu?
Meninggalkan satu pukulan keras sebelum membawa yang terkasih pergi menjauh?
Tapi, ketika logikanya menjeritkan ketidakmungkinan, pertanyaan yang mengisi kepalanya kembali mencuat.
Apakah dirinya punya hak?
.
.
.
.
.Siapa yang paling tersakiti disini?
Jimin kah?
Yoongi kah?
Atau Jungkook?
KAMU SEDANG MEMBACA
Wasn't Mine || Minyoon
Fanfic(On Hold) Lembayung senja di penghujung hari. Mereka saudara tiri. Dan ini kisah cinta mereka yang terhalang status. Minyoon Kookga BTS cast