//hanya bisa mengawasi dari jauh sekedar memastikanmu tetap aman dan baik baik saja adalah caraku mengagumimu//
📍
"GUYS, PERHATIAN SEBENTAR DONG!"
Kumpulan manusia itu berhenti mengoceh dan mengalihkan tatapan memfokuskan minat mereka sepenuhnya kepada Aldo, manusia bar bar namun dipercaya sebagai wakil ketua yang sedang berdiri di depan meja besar. Lalu tersenyum puas ketika dalam sekali perintah, mereka sudah diam dan memperhatikan.
"Woy siapa tuh,"
"Anak baru kayaknya guys, gans banget gila."
"Wah mantap nih."
"Diem dulu woy, gue disini mau ngenalin anggota baru nih. Karena ketua kita belom dateng dan kayaknya masih lama mungkin nanti malem, jadi gue kenalin sekarang aja mumpung dia free. Sono," Aldo mengggerakkan dagunya memberi perintah agar anak manusia di sampingnya yang sedang mengotak atik hp untuk segera memperkenalkan diri.
"Oke,"
Cowok itu bergerak agak maju dengan senyum sedikit mengembang.
Terdengar lagi bisik bisik di kerumunan depan matanya sedikit membuat anak baru itu merasa bimbang.
Antara harus mundur atau tetap maju.Terdengar helaan nafas, lalu suara berat mengisi seluruh ruangan.
"Halo?"
Ada jeda disana, seolah menunggu dunia juga ikut berpartisipasi dalam misinya kali ini.
Semuanya diam. Banyak pasang mata yang menatapnya dengan penasaran. Sebagian besar disini cowok dengan tampilan tak jauh berbeda dengan cowok itu. Membuatnya tak sadar mengangkat bibirnya senang.
Sesuai ekspektasi.
"--nama gue Raga. Gue murid baru di Harappa. Salam kenal." Selesai, tak lupa diakhiri dengan senyuman yang membuat siapapun bisa terpesona dalam sekali tatap.
Singkat.
Semua orang disana masih setia dalam keterdiamannya. Tampilannya terkesan biasa saja. Kaos yang depannya bertuliskan SAVAGE dan celana jeans sedikit robek di bagian lutut. Namun, semua tahu bahwa yang dipakai Raga adalah barang bermerk semua. Tidak lupa mata tajam, rahang tegas dan bibir merah yang membuatnya terlihat----keren. Sangat keren.
Oh ya, jangan lupakan juga dua gelang hitam dan jam tangan bermerk yang selalu melekat di tangan kirinya membuatnya terlihat sedikit urakan namun tetap mempesona.
"Harappa? Kok gue gak tahu,"
Semuanya kini memfokuskan pandangan kepada gadis yang mengacungkan telunjuknya menuding Raga berserta tatapan menyidik yang kentara. Raga yang merasa seperti diintrogasi sedikit jengah dan menahan diri mati matian untuk tidak bercedak kesal. Pasalnya baru hari ini semua surat surat diurus. Dan ia baru bisa masuk besok, wajar lah jika belum ada yang tahu.
Sedikit memutar bola matanya, Raga menyahut tanpa ingin menjelaskan lebih jauh, "Baru masuk besok," membuat beberapa orang disana mengangguk anggukkan kepala paham.
"WAH SALAM KENAL BRO,"
"Bagi nomer sini."
"Jangan sungkan tanya gue kalo ada apa apa,"
"Selamat bergabung sob!"
Raga tersenyum,
"thanks bro."Pelukan dan salam hangat berdemo tiba tiba, namun Raga juga sama setianya menampilkan senyum dan membalas tak kalah senang. Mengedarkan pandangan, baru sadar jika orang yang membuatnya masuk kesini tidak ada.
Kemana?
"Oh, salam kenal deh." Itu suara Tari yang ikut berdiri dan berniat keluar basecamp untuk membeli jajanan di minimarket.
Namun, ia kembali berbalik dan membisikkan sesuatu sebelum benar benar pergi dari sana.
Sempat membuat Raga mengangkat kedua alisnya, penasaran."Kayaknya lo yang sering di ceritain Senna."
Apa?
"Seyakin itu?"
Tak lama Tari berbalik, menampilkan senyumnya.
"Lebih yakin karena lo bahkan gak tanya Senna itu siapa."
Raga terkekeh, menyugar pelan rambutnya yang berantakan. "Kalau gitu berarti lo bener."
"Gue emang selalu bener, asal lo tau."
Raga mengangguk anggukkan kepalanya, dan mengeluarkan kunci berniat segera pergi dari sana.
Sampai ketemu besok, Senna.
📍
KAMU SEDANG MEMBACA
gibran//
Novela Juvenil; 𝘸𝘦 𝘢𝘳𝘦𝘯'𝘵 𝘴𝘵𝘳𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘴. 𝘯𝘰, 𝘸𝘦 𝘢𝘳𝘦 𝘯𝘰𝘵. . . Ini cerita tentang Senna, gadis berambut hitam dengan lesung pipi yang menghiasi wajahnya. Hidupnya baik baik saja, tidak ada yang spesial. Namun ketika lelaki itu tak sengaja dat...