Di malam yang dingin dan di sertai dengan riyuh nya angin, ditambah suasana hati Raga tidak dapat terkendali. Gelisah, gelisah, dan gelisah, itu lah raut muka yang saat ini tengah berada di wajah tampan Raga. Raga terus mondar mandir tak jelas karena memikirkan keadaan Alena sekarang ini. Ia takut jikalau Alena berpikir yang tidak tidak tentang dirinya. Ia lebih takut jika Alena menjauh darinya.
Tanpa ba bi bu be bo Raga pun langsung mengenakan jaket kulitnya dan berjalan menuju luar rumah, ia ingin menemui Alena karena mungkin ini lah yang akan membuat pikirannya tenang.
***
Tokk tokkk tokkk
Muncullah wanita parubaya yang baru saja membukakan pintu untuknya."Tan, Alena nya ada di rumah? ",tanya Raga tergesa gesa.
"Bentar ya nak, tante panggilin dulu. Ayo masuk dulu",ujar Sinar lembut.Raga pun mengikuti langkah Sinar lalu duduk di sofa ruang tamu.
"Enaaa! ",teriak Sinar sambil berjalan keatas dan menuju kamar Alena.Saat Sinar membuka kamar Alena, ternyata Alena sudah tidur di balik selimut pink dusty nya. Sinar pun turun untuk menemui Raga.
"Nak, Ena nya udah tidur. Emang ada keperluan apa ya? Mungkin kalau ada Yang mau di sampaikan, bilang aja sama tante. Nanti tante sampein ke Alena."
"hhhh enggak tan, cuma mau liat kondisinya aja kok. Kalau gitu saya pamit ya tan", ujar Raga dengan senyum tipis.
"Aelah dasar anak muda😂,kalau gitu hati hati di jalan ya nak. Jangan kebut kebutan",ucap Sinar halus.
Raga lalu menuju pintu rumah Alena, dan memasuki mobilnya. Saat di dalam mobile ia mendapatkan pesan dari temannya. Temannya ini memang nakalnya sama dengan Raga. Sebut aja Denis, ia mengajak Raga untuk pergi ke sebuah club malam.
Deniswara Mahendra, ia teman Raga, lebih tepatnya sahabat. Mereka sudah seperti saudara, mereka berteman sejak kecil. Karena ayah mereka adalah rekan kerja di suatu perusahaan yang sama.
Raga pun menepikan mobilnya di pinggir jalan dan membalas chat dari Denis.
Denis muach
Ga clup kuy!
Gua sama Leo udah stand by didalam
Raga
Oke lah, otwSebenarnya Raga memang sudah lama tidak datang ke tempat itu.Malam ini Raga akan mengunjungi tempat penuh dosa itu karena ia berpikir akan bisa menenangkan pikirannya yang dari tadi kacau memikirkan Alena.
Sesampainya di tempat tujuan, Raga pun langsung memasuki tempat tersebut. Raga melihat Leo yang sedang menari asik di dance floor. Sedangkan Denis tengah asik dengan para wanita jalang di kursi.
Tidak ingin mengikuti sahabatnya. Raga lebih memilih untuk meneguk sebuah minuman yang mampu membuatnya nge-fly. Tetapi anehnya Raga malah semakin tidak karuan, di otaknya masih memikirkan gadis mungil itu. Raga terus memukuli kepalanya bak orang yang tengah frustasi.***
Pagi ini memang cerah, tapi tidak menurut Raga. Dengan pakaian seragam sekolah dan 2 kancing yang terbuka. Dan baju yang tidak dimasukkan, Raga mulai menyusuri koridor sekolah dengan wajah suntuk.
Kelas Raga terletak setelah kelas Alena. Jadi ia pasti akan melewati kelas Alena saat ingin menuju kelasnya.Raga melihat sosok Alena yang tengah berbincang dengan Nadine dan Roy di dalam kelas. Raga langsung masuk dan menarik tangan Alena lalu berjalan menuju atap sekolah. Tempat itu memang terkenal sepi, jadi Raga memutuskan untuk pergi kesana dan berbincang serius dengan Alena.
"All lo kenapa sih? ",ujar Raga sambil menabrakkan punggung Alena di tembok.
"LO YANG KENAPA GA BUKAN GUA! ",sentak Alena.
"Lo kenapa ga bales chatt gua? Lo kenapa kaya jauhin gua? Gua salah apa Al? gua sayang sama lo Al, lo harus tau itu! gua nggak main main! ",terang Arga dengan wajah serius.
"BULLLSHITT!",tegas Alena dengan kasar.
Dalam sekejap Raga tiba tiba menyatukan tubuhnya dengan tubuh mungil di depannya ini. Raga memeluk Alena dan menempatkan kepalanya di leher Alena.
"Jangan kaya gini Al, gua sayang sama Lo! ",ucap Raga lemas.
"Emang kemaren gua jalan sama cewek! Itu mantan gua. Dia masih ngejar ngejar gua tapi gua nemenin dia jalan cuma buat seneng seneng aja Al",penjelasan Raga ini malah semakin membuat Alena muak.Memang hampir semua mantan Raga masih mengejar ngejar Raga. Tapi Raga hanya masih bisa memberikan kesempatan ini kepada Nafa, ya dia gadis yang kemarin jalan dengannya.
Nafa Naila lebih tepatnya, dan ia kelas X IPA 1.Entah apa yang mampu membuatnya masuk kedalam kelas favorit itu. Padahal sikapnya di sekolah tidak menunjukkan sifat anak sekolah pada umumnya.
Raga semakin mengeratkan pelukannya.Dan mampu membuat Alena sesak.Karena berhadapan dengan dada bidang milik Raga.
"Raga lepasin! ",ujar Alena dengan nada membentak.
"Al tatap mata gua! Bilang kalo lo sayang sama gua! Bilang Al bilang!"
"Gua enggak sayang sama lo ga! Kurang jelas?! ",ujar Alena dengan nada ketus.
"Enggak Al gua tau lo sayang sama gua, ayo al bilang!, ucap Raga paksa.
"Enggak ga! Gua malah benci sama Lo! ",sentak Alena.
"Kalo lo benci sama gua kenapa lo nggak pukulin gua ampe gua mati? Ayo Al pukul pukul gua! ",ucap Raga dengan memegang tengan Alena yang tengah dipukul pukulkan ke wajah Raga.
"Cukup ga! Iya gua sayang! ",ucap Alena sambil berusaha melepas genggaman Raga. Dan setelah terlepas Alena pun pergi begitu saja meninggalkan Raga.Walaupun Alena mengucapkannya dengan nada marah, tetapi itu mampu membuat Raga tenang dan senang. Raga pun ikut turun dari atap sekolahnya. Ia berjalan mengikuti Alena. Raga Yang tengah tersenyum senyum sendiri di belakang Alena pun dapat di sadari oleh Alena. Tiba tiba langkah Alena terhenti.
"Lo gila hm? ",seru Alena dingin.
"Gara gara bol! ",jawab Raga sambil mengelus elus rambut Alena.
"Ih gausah pegang pegang! ",seru Alena dengan nada ketus.
"Yee gapapa kali kan kita udah pacaran! ",sahut Raga sambil tersenyum senyum sendiri.
"Nembak aja belom, masa udah pacaran. Aneh lo!",ujar Alena sambil berjalan meninggalkan Raga.
"Lo mau gua tembak? ",seru Raga sambil menyejajarkan langkah nya dengan Alena.Langkah Alena pun terhenti seketika Raga mengucapkan hal itu. Otaknya berhenti bekerja dan ia hanya terbengong kaku.
"Gimana mau nggak? ",tanya Raga sambil mendekatkan wajahnya di depan wajah Alena.
"Ogah, enggak mau, dan nggak akan mau! ",seru Alena dengan muka grogi nya.
"Benerann? ",sahut Raga dengan menyolek nyolek pipi Alena.
"Ih apaan sih, udah ah males ngomong ama babi, gaada ujungnya!",ujar Alena sambil berjalan cepat meninggalkan Raga.Raga pun hanya tersenyum manis melihat tingkah lucu Alena tadi.
Gimana nih nyambung nggak?
Udah panjang belum?
Tandai typonya ya!
Voment! Trs follow akun aku!
Maaf up nya kelamaan hehe))
KAMU SEDANG MEMBACA
Anoyying Badboy
Teen FictionRaga adalah seorang pria seksi yang di incar oleh banyak gadis di SMA Peterson, ya memang dia agak sedikit nakal, dia playboy, dia trouble maker di sekolah,dia juga punya geng dengan teman satu angkatannya bahkan dia ketuanya hehe, tapi di lain sisi...