[01] KAMU JUGA HARUS MATI

139 22 6
                                    

Selasa, 24 September 2019

12.04 AM

ding dong..

Yena yang awalnya masih tidur ditimpa selimutnya, langsung duduk dan mengerjapkan matanya perlahan.

Matanya langsung terarah sama handphone yang menunjukkan light pop up di meja nakasnya.

unknown
| Bisa buka pintu?

Yena ngernyit bingung. Siapa yang dateng ke rumahnya tengah malem gini? Apa jangan-jangan Winwin yang baru saja ganti nomor teleponnya?

Akhirnya, Yena turun dari ranjangnya dan jalan menuju pintu depan.

Cklek

"Kok nggak ada orang?" Tanya Yena terheran-heran saat keluar rumah, karena tak menemukan sosok manusia satupun dihadapan nya.

drrt..

unknown
| Iya. Nggak ada orang.. lo 'kan bukan orang:)

"Maksudnya apa sih? Heran, iseng banget!" Cerca Yena yang masih berdiri kokoh di depan pintu rumahnya.

drrt..

unknown
| Gue bisa denger, Yena sayang:)

"H..hah? Lo siapa sih?"

drrt..

unknown
| Masuk! Ini perintah terakhir gue. Kalo lo nggak nurutin perintah gue kali ini, gue nggak bisa jamin kalo gue bisa bantu lo lari dari maut yg tinggal menghitung waktu.

"Apa sih woy?! Gue lagi nggak pengen bercanda!"

Yena belum tertarik buat lanjutin tidurnya yang tertunda. Dia masih penasaran siapa yang lagi jahilin dia tengah malem begini.

srek

"Jangan sekarang!"

"Kenapa? Gue udah gak tahan liat dia hidup, sementara kita? Harus nanggung malu karena ulah dia,"

"lo kenapa jadi gini? Lo harusnya setuju buat lenyapin makhluk yang nggak tau diri kaya dia!" sambungnya.

"Gue nggak tega!"

"Terus, dia tega liat lo sakit hati bahkan sambil menanggung malu kayak kita?"

"Udah, jangan dilanjutin! Nanti dia denger."

Nafas Yena tercekat, dan saliva nya ia rasa berhenti tepat di kerongkongannya. Berharap, apa yang barusan ia dengar hanya halusinasinya.

Yena pun membalikkan badannya untuk masuk ke dalam rumah dan menutup pintu.

"H-hah?"

Yena benar-benar terkejut tatkala selepas ia selesai mengunci pintu rumah, perutnya mendapati rasa sakit yang begitu dahsyat. Sontak ia menatap perutnya yang sudah dipenuhi noda darah akibat tusukan pisau di perutnya. Darahnya terus mengalir membasahi lantai yang sedang dipijaknya. pisau di perutnya terasa begitu dingin kala bersentuhan langsung dengan kulitnya, dan bau anyir semakin memenuhi indera penciuman nya.

Pelaku yang telah membuatnya lemah tak berdaya seperti saat ini, dengan cepat menarik pisau tersebut dari kulitnya dan berlari. Kemudian menatapnya dengan mata berbinar dan senyuman bahagia di luar jendela belakang dapur sana, yang otomatis berhadapan dengan pintu yang baru saja yena kunci.

Yena jelas tak bisa melihat jelas siapa pelakunya. Karena rumahnya memang tak pernah dinyalakan lampu saat menjelang tengah malam ditambah minus pada matanya yang menyebabkan ia terus bergantung pada kacamata.

[✔ ] 2. PROMISE (Find Who's The Killer) | Choi Yena x Treasure 13Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang