4

19 4 1
                                    

Holla! 

Selamat membaca!

***

Hari Kamis. Hari yang paling dibenci oleh Sheila, hari dimana semua pelajaran susah dengan segelintir guru killer yang memenuhi jadwal pelajaran hari itu.

Tapi hari ini juga hari yang dia tunggu, karena hari ini dia akan bertemu club menulis di sekolahnya. Artinya, bertemu teman-teman yang dia sukai dan hobi yang dia sukai.

" Argh males banget deh ketemu pelajaran matematika, tuker otak yuk shena. " ucap Sheila pada Shena dengan nada memelas.

" Kamu harusnya belajar Sei, kamu bisa kok kalo kamu mau belajar dan mengerti." Jawab Shena santai.

" Ah Shena mah pelit, aku udah belajar, udah mencoba mengerti eh pelajarannya yang gamau dikasi pengertian! " Rajuk Sheila.  Dan kembali menghembuskan nafas.

" Sei. Gue mau tanya deh. " Ucap Fani yang entah datang darimana.

" Apa?! " Ketus Sheila karena masih kesal dengan jawaban Shena.

" Buset ngegas beut dah. Ini lo tau kan Meira kelas 12 Mipa 3 itu yang kecil tapi mukanya pucet melulu." Ucap Fani melanjutkan.

Mendengar nama Meira kening Sheila berkerut dan mengangguk-anggukan kepala tanda ia kenal. Bagaimana tidak, Sheila lumayan dekat dengan Meira.

Meira adalah anak kelas 12 Mipa 3 bertubuh kecil  dan mukanya selalu pucat, padahal ia diisukan anak orang kaya dengan segala gemilang harta.

Entahlah apa yang dialami oleh Meira, Sheila tak mau tahu. Cukup pelajaran saja yang membuatnya pusing jangan Meira.

" Kenapa? Cari masalah sama lo? " Jawab Sheila.

" Bukan, lo kenal gak sama Gilang kelas 12 Mia 4?" Tanya Fani lagi.

" Tau, baru kemarin sih taunya. Ah langsung ke inti aja deh lo dari tadi nanya ini itu melulu. Apaan dah? " Tanya Sheila tak sabar.

" Sabar kali mak Ijah! " Jawab Fani sebelum melanjutkan.

" Jadi gue denger si Meira itu lagi deket sama Gilang, kok Meira mau yaa secara Gilang itu kan kayak es batu!" Ucap Fani menggebu-gebu.

" Terus? " balas Sheila tak tertarik.

" Yaa lo pikir aja emang sih si Gilang ganteng tapi kok mau sama Meira sih. Pucet gitu mukanya. Katanya sih udah lama banget deket karena rumah mereka searah. " Ucap Fani panjang.

Mendengar itu Sheila mendelik.

" Yaudah biarin aja kali kan urusannya mereka berdua, lo jangan kayak lambe turah gitu ah. " Balas Sheila cuek.

" Ih lo mah ga asik diajak gosip. Yaudah deh."  Balas Fani.

Tak lama kemudian, Bel istirahat berbunyi, Sheila dan Fani segera membereskan buku dan peralatan mereka. Bergegas menuju kantin sembari bernyanyi.

" Cacing-cacing di perut curi semua nutrisi. " Nyanyi Fani.

" Tapi tak perlu takutt, ada bakso si bibi. " Lanjut Sheila lalu mereka berdua tertawa.
Sembari kembali berjalan ke kantin.

Ketika melewati kelas Gilang, mereka berdua tak sengaja menoleh kearah kelas tersebut, mendapati Gilang dan kedua temannya keluar kelas dan berjalan menuju kantin.

Gilang tak sengaja menatap tepat di mata Sheila. Sehingga mereka bertatapan sebentar lalu Gilang tersenyum kepada Sheila, Sheila pun membalas senyum gilang.

" Lo senyum sama Gilang?! " Heboh Fani membuyarkan senyuman Sheila.

" Ribut banget! Orang senyum itu dibalas senyum. " Balas Sheila.

" Iya sih tapi senyum Gilang beda ke lo.  Bahkan gue lihat - lihat Gilang ga pernah senyum semanis itu ke Meira. " Ucap Fani panjang lebar.

" Fanii tolong jangan baperan gitu ah,mereka Fauzan senyum juga gue bales kok." Balas Sheila.

" Iya juga sih, semoga Gilang gak sula sama lo deh Sei, secara lo deket sama Meira pasti habis lo. " Ucap Fani.

" Aneh-aneh aja lo,mana mungkin Gilang suka sama gue. " Jawab Sheila cuek.

Sesampainya di kantin, Sheula dan Fani memesan makanan dan membawanya makanannya ke kelas, karena kantin penuh.

" Sei, sumpah gue agak kepo deh lo beneran ga deket sama Gilang kan? " tanya Fani lagi.

" Lo gak percaya sama gue? Gue sama dia itu kenal gitu doang kemarin gue ketemu dia pas mau ngembaliin novel. Terus ketemu dia lagi waktu di gramedia." Balas Sheila cuek.

" Fix sih ini, lo ditaksir gilang! " Jawab Fani dengan wajah cengo.

Sheila yang mendengar itu menggidikan bahunya acuh tak acuh. Toh memang hanya teman kan?

Jawaban Sheila membuat Fani terdiam dan menghembuskan nafasnya. Sheila terlalu cuek dan tidak mau tahu perasaan lawan jenisnya.

' Dasar gak peka! ' Gerutu Fani dalam hati dan melanjutkan makan siangnya.

Bel tanda masuk kembali berbunyi, membuat siswa-siswi berhamburan masuk kedalam kelas.

Kembali melanjutkan pelajaran yang tertunda hingga bel pulang berbunyi.

****

" Lo pulang naik apa Sei?" tanya Fani.

" Gue bawa motor, kalo lo gak dijemput, nebeng gue aja. " balas Sheila.

" Hehe kalimat itu yang paling gue tunggu." Balas Fani dengan cengiran khasnya.

Dijalan Fani dan Sheila berbincang - bincang membicarakan hal - hal lucu. Sheila mengantarkan Fani terlebih dahulu dan memutarkan motornya pulang kerumahnya.

Sesampai dirumah, Sheila mengucapkan salam  dan bergegas ke kamar membersihkan diri. Lalu menuju ke kasur king size nya yang nyaman.

" Akhirnya gue bisa rebahan. "

*Linee.

" Siapa sih yang ngeline, baru juga mau tidur. "

Dengan terpaksa Sheila beranjak mengambil handphone dinakas.

Gilang Add you to friend.

" Lho? Gilang dapet darimana Id line gue? " Tanya Sheila.

                                    ****

Selamat membaca!

I lup yu gaiss.

Jangan bosan yaa.

Menerima kritik dan saran hehe.

SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang