6

2 1 0
                                    


" Halo " .suara dari seberang menyapa, membuat sang empunya terdiam.

" iya " balasnya, tersenyum. Tapi matanya menahan genangan.

" Adek apa kabar?  " tanya nya lagi,membuat air mata itu jatuh tak tertahan.

" Baik pah, papah apa kabar?  " balas Sheila menegarkan diri.

" papah baik, kamu jaga kesehatan. Papah tutup ya? " balas sang Ayah.

" ehm pah? ". Panggil Sheila.

" Iya dek?  "

" Papah kapan kesini?  " ucap Sheila gemetar.
Namun alih-alih menjawab, sang ayah berkata

" Papah tutup ya,  selamat malam ".ucapnya pelan.

Tut. Sambungan terputus, nada itu membuat Sheila kembali menangis,  menatap dirinya dari cermin.

" sampe kapan hidup gue begini? Kenapa yang ngalamin gini harus gue?  Gue harus apa? . Lo lemah banget haha. " Sheila menunjuk pantulannya di cermin sembari tertawa namun air mata mengalir deras.

Setelah 2 bulan hilang kabar,  sang ayah kembali dengan sebuah telepon, hanya menanyakan kabar. Itu tak membuat hati Sheila tenang, ada rasa tanya tersirat ' ayah gak mau ketemu Sheila lagi? '.

Maka,  jika orang - orang merasakan cinta pertamanya adalah ayahnya. Sheila juga begitu.

Namun, Sheila merasakan pilihan kedua setelah jatuh cinta.  Ya patah hati.

Keduanya ada pada ayahnya. Lalu siapa laki-laki yang harus ia percaya?

****

Sheila bergegas mandi dan pergi ke sekolah, sebelumnya ia mengompres mata bengkaknya.

Setibanya Sheila di sekolah.

" Shei! " panggil Mpila.

" apa? " jawabnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 15, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SheilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang