Et dah.. bentar bentar. W lupa cerita sebelumnya..
Okey udh ingat
"Hah?" Sasa terkejut. Bagaimana jalan pikiran bapak ini?? Bisa bisa Sasa jadi gila kalau belajar disini juga
"Bagaimana? Kamu mau Afka saya hukum?" Tanya kepala sekolah memastikan
Sasa hanya mengangguk sambil meneguk ludah.
"Baiklah. Silahkan kamu bali ke kelas kamu kalau ga mau" ujar bapak kepsek.
Di koridor
"Tuh kan. Udh d bilangin jugaa.. ga percayaan sihh" ujar Didy sambil berjalan disamping Sasa"Ya lo ga bilang" ujar sasa
"Lo nyolot mulu sih. Dri tadi tuh gw mau ngejelasin. Lo nya aja yg kaga dengerin gw terus" ujar Didy
"Ya... ya... sorry" ujar sasa
Dikelas
"Baiklah. Sekarang bapak ingin kalian mengaransemen sebuah lagu. Tiap kelompok lagunya akan berbeda-beda. Tapi tingkat lagunya sama kok" ujar bapak seni budaya"Daripada susah, kelompoknya sama teman sebangku aja. Harus pakai instrumen. Ga boleh ngga. Boleh kedua nya, boleh salah satu, ga boleh ga keduanya. Sip?" Ujar bapak yg diketahui bernama bapak Guguz
"Pak!!! Ganti aja pak. Kasian sasa ntar pak. Suara Afka pas pasan gitu, ga pandai main musik lagi. Kan kasian sasa nya. Masih baru tapi udh sesusah itu" ujar memet dari pojok kanan kelas.
"TIDAK ADA KATA GANTI. KALAU MAU GANTI, BAPAK DENDENG KAMU JADI RENDANG" ujar pak guguz.
Duh.. mati nih gw. Batin sasa
"Mmm.. sa.. kapan kita aransemen?" Ujar Afka
"Tauu" ujar sasa ngambek
"Jangan ngambek ngambek la... ntar gw cium lagi di sini nih" ujar Afka.
"Iya iya... terserah lo aja. Intinya ngerjainnya d rumah gw. Bisa bisa gw ga berbentuk lagi kalau di rumah lo" ujar sasa
"Duh.. sasa udh mikir yg iya iya aja nih" ujar Afka kegelian
Bangsat. Batin sasa
Pulang sekolah, sasa memutuskan untuk tinggal dikelas sambil melengkapi catatannya yang belum sempat dicatat dengan bagus.
"Akhirnya selesaiiii" ujar sasa. Karena menghindarj kerumunan, sasa memilih untuk melewati lorong sepi di dekat labor olimpiade.
"Shhh... ahh... mphhhh.... lebiishhhh... cepaatthh... disitu akhhhh... afffffffahhhhh" ujar seorang cewek dari dalam labor olimpiade.
Gila. Naena di labor. Di rumah aja kali. Batin sasa
"Ah... ahhh.. sasaaa.. akhhh" ujar cowok dari ruangan yang sama
Karena penasaran, sasa melihat ke arah labor. Mengapa namanya disebut?
Sasa mendekat ke arah labor, namun sial, saat berada di depan pintu, dia tersandung oleh tali sepatunya sendiri.
Pintu labor otomati terbuka lebar. Terlihat lah sepasang manusia laknat sedang dalam posisi 69.
Wanita yang lumayan cantik, tapi masih cantikan sasa. Dengan seorang laki-laki yang.. tunggu.. itu kan... AFKAA???
"Sasa..." ujar Afka refleks
"Oohh.. jadi begini kelakuan lo? Kelakuan si anak bungsu yang disayangin banget sama papa lo itu?? Ini lo Afka?? Hah.. baru tadi di kantin nembak gw. Skrang udh ngelakuin aja lo sama cewek lain. Untung ga gw terima lo. Hah. Hidup lo penuh komedi ya. Ngakak gw" ujar sasa menatap ke arah Afka
"Dan lo. Gw ga tau siapa nama lo. Tapi satu yang gue tau, lo mau aja digituin sama Afka? Afka bayar lo berapa? Sini gw bayar. Ga perlu lo gitu sama cowok bejat. Ambil tuh duit" ujar Sasa sambil melempar beberapa lembar uang biru ke arah cewek tadi.
"Lo Afka. Jangan pernah lo nginjakin kaki di depan rumah gw. Terserah sama nilai seni budaya lo. Intinya gw ogah ketemu sama lo, kecuali kalau ga sengaja, ataupun T E R P A K S A" ujar sasa sambil menusuk nusuk dada Afka menggunakan jadi telunjuknya, lalu pergi dari hadapan Afka.
Cewek tadi? Apa boleh buat? Harga dirinya udah hancur.
"Ka.. kita putus" ujar cewek tersebut
Sasa yang masih bisa mendengarnya hanya tersenyum miring.
"Sasaa.. saaa.. saaaa" ujar Afka mengejar sasa, dan mengabaikan wanita yang barusaja mengucapkan putus kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh mesum NC[++++]
Teen FictionBaca aja yahh ga pandai buat prlog BOLEH UNTUK BAHAN KALAU GA KETAUAN. KALAU KETAUAN DIJADIIN BAHAN, GW GAMPAR TUH MUKA KALIAN SATU SATU