Ten menghempaskan tubuhnya duduk disamping Irene dengan wajah gusar sambil melempar handphonenya asal. Irene yang sedang memeluk bantal di depan dadanya hanya melirik Ten sekilas sebelum kembali memakan cemilan dalam mangkuk di tangannya dan menikmati acara televisi di depannya. Tidak mau repot-repot menanyai laki-laki itu. Mengingat sifat Ten, Irene yakin laki-laki itu akan bercerita dengan sendirinya jika ia anggap perlu.
"Hyungwon ada ngabarin kalian gak?" tanya Irene karen Ten tidak juga kunjung membuka mulutnya.
"Dih. Nyariin mantan."
Irene merotasikan matanya. "Cuman nanya Ten. Kali aja dia bilang mau balik kesini."
"Trus kalau dia balik kesini, mau apa?" tanya Ten yang entah kenapa terdengar seperti orang yang sedang kesal.
"Ya aku pulang ke Chicago kalo gitu."
"Melarikan diri terus." Meskipun Ten mengatakannya dengan nada bercanda, laki-laki itu jelas menyindiri Irene.
"Malas liat muka orang brengsek."
"Emang kalian putus kenapa Rin, sampe segitunya padahal si kodok sampe ngejar ke negeri seberang." Ten menyamankan posisinya, lalu tangannya menggapai mangkuk yang dipegang Irene, hanya untuk mengambil isinya.
"Emang gak ada gosip yang beredar?"
"Kata si bucin, Hyungwon selingkuh."
"Si bucin siapa?" tanya Irene bingung tapi kemudian tersadar. "Ohh Taeyong. Bener kok."
Ten mengangguk, "Kok bisa?"
"Ya mana aku tahu Ten. Yang sahabat sama diakan kamu dan Taeyong."
"Tapi yang pacaran dengan Hyungwon-kan bukan aku."
Irene dengan cepat menoleh pada Ten, "kamu mau pacaran sama Hyungwon." Katanya asal.
"Gila aja!" sambar Ten. "Maksudnya kan kamu pacarnya dia Irene sayang."
"Sayang kamu di Thailand ya, sadar diri."
"Kamu tahu selingkuh dari mana?"
"Ya tahulah. Intuisi cewek."
Ten tidak menanggapi perkataan Irene yang lebih terdengar seperti gumanan tidak jelas. Laki-laki itu lebih memilih mencondongkan tubuhnya kearah Irene. "Rin!"
Irene menoleh dan dengan cepat mencondongkan tubuhnya ke belakang memberi jarak antara dirinya dan Ten. "Kamu ngapain?"
"Cium!"
"Idih apaan?!" Irene merotasikan matanya kemudian kembali pada posisinya awal menghadap depan, ia meletakan mangkuknya diatas meja dan memeluk bantal di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apartement 1001 | TEN WAYV ✔
FanfictionSorry but not sorry~ Warning! - Alternatif Universal - Out Of Character - Trash Content - Mature Content Start : 22/07/2020 Rinvelly ❤