Strawberry and Cigarettes

1K 62 12
                                    


Ia tersenyum. Ten tersenyum.
Keduanya tersenyum saling menatap satu sama lain. Mengabaikan Taeyong dan Jooheon yang sekarang saling lempar kulit kacang.


Gadis itu kemudian memutuskan pandangan keduanya dan memainkan pematik api yang entah milik siapa yang ia temukan disamping handphonenya.

Ia kemudian kembali menoleh saat ia merasakan lengannya bersentuhan dengan lengan laki-laki disebelahnya. Ten kembali tersenyum dan membuat kepalanya mendadak pusing. Tanpa tersenyum pun sesunggunya laki-laki itu sudah sangat memesona, apalagi kalau ia tersenyum. Senyum yang manis dan alkohol ternyata bisa jadi kombinasi yang berbahaya.


"Heon! Gue mau nyebat dulu di luar."

Velvet voice Ten malam ini entah kenapa membuatnya merinding. Ia yakin hal itu disebabkan oleh alkohol yang tadi diberikan Jooheon padanya. ia tidak tahu alkohol bisa membuat seseorang benar-benar kehilangan kewarasannya dan memandang segala sesuatu dengan terbalik. Ia telah mengenal Ten selama beberapa waktu, tapi ini pertama kalinya ia mengalami reaksi seperti ini terhadap Ten, bahkan Hyungwon tidak pernah membuatnya bereaksi serupa.

Jooheon yang sudah setengah mabuk melambaikan tangannya asal pada Ten, mengiyakan perkataan Ten yang Irene yakini tidak didengar sepenuhnya oleh Jooheon.
Entah sengaja atau tidak, jemari Ten menyentuh lengannya saat laki-laki itu melewatinya dan membuat darah Irene berdesir, ia menoleh dan mendapati Ten meliriknya sambil mengangkat sebelah alisnya, Irene tahu laki-laki itu menggodanya. Dan sialnya Irene menyukai godaan macam ini, setidaknya untuk malam ini.

"Ngerepotin gue doang lu Heon." Taeyong meninju bahu laki-laki itu.

Irene mencoba memahami apalagi yang kali ini dipermasalahkan oleh Taeyong dan Jooheon saat layar handphonenya mendadak menyala. Ia membacanya dengan cepat, kemudian mematikan layar handphonenya sebelum Taeyong atau siapapun melihat.

Irene menarik napas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan sambil merapikan ujung bajunya. "Yong. Gue mau ke toilet."

"Perlu gue anterin?"


Irene menggeleng pelan, kemudian mengambil tas tangannya. Ia menegak minumannya sekali lagi meyakinkan dirinya sendiri, lalu mengambil sepotong strawberry sebelum benar-benar pergi dari sana.






Ten Chittaphon
Wanna go out?







Cincin asap terbang dari mulut Ten yang tengah duduk di kap mobilnya. Mata laki-laki itu berkilat saat ia melihat gadis yang ia tunggu keluar dari club dan menuju kearahnya. Ten mengisap rokoknya sekali lagi sebelum melemparnya ke tanah tanpa mau repot-repot mematikannya lebih dulu, ia melompat turun, menunggu Irene berjalan kearahnya.


"Come near!" katanya saat gadis itu menghentikan langkah beberapa meter didepannya.

Gadis itu entah kenapa merasa gugup sekarang, ia meneguk ludahnya yang sekarang terasa sedikit asam karena strawberry yang dimakannya saat berjalan keluar. Dan Ten menyadarinya. Laki-laki itu menyadari kalau gadis didepannya itu sangat gugup sampai-sampai menggenggam tali tasnya dengan kuat.

Irene baru berjalan beberapa langkah saat laki-laki itu menarik lengannya dengan kuat kemudian menguncinya dalam pelukkan erat. Laki-laki itu menciumi wajahnya, mencari bibirnya dengan tidak beraturan dan melumat tak sabaran bibir gadis itu. Ten meruntuki dirinya sendiri karena tidak mencium gadis itu lebih cepat. Ia bahkan melupakan fakta bahwa gadis dalam dekapannya adalah mantan pacar sahabat baiknya.

Apartement 1001 | TEN WAYV ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang