✖ Old Friend

689 143 27
                                    

Kai menghela nafasnya saat ia mundur beberapa langkah agar dapat melihat kesuluruhan rumah itu.

Rumahnya terdiri dari dua lantai dan satu loteng tambahan berukuran setengah lantai di bawahnya. Di dalam jangkauan penglihatannya, Beomgyu mendadak masuk ke dalam sana karena ia tengah memanjat tangga menujut atap rumah tersebut.

Terkadang Kai merasa sedikit heran, apa Beomgyu tidak merasa lelah?

"Kai, ayo. Kali ini kau tidak akan jatuh ke bawah, kok." ajak Beomgyu, dan seperti biasa, Kai lebih memercayai Beomgyu daripada rasa takutnya.

Begitu mereka sampai di atas, Kai tetap melirik kesana-kemari, mengeksaminasi seluruh sudut atap rumah itu, berikut dengan loteng berpintu kayu. Beomgyu baru saja akan mengetuknya, tapi pintunya terbuka terlebih dulu.

"Taehyun-ah!" pekik Beomgyu, ia tersenyum lebar sekali, dan seketika memeluk sosok yang mematung di ambang pintu itu. Lelaki yang dipanggil itu memiliki wajah yang tampan, mata yang besar, dan sepertinya mereka sudah kenal dekat.

"Kau basah, Beomgyu, dan.. baumu aneh.." Taehyun sempat bertemu mata dengan Kai, keduanya tentu bertanya-tanya, tapi Kai mengalihkan pandangannya lebih dulu. "Iya, aku basah dan kedinginan, jadi sebaiknya masuk kan, ayo Kai, kita masuk!" Beomgyu melepas pelukannya secepat kilat dan melesat masuk ke dalam.

"Hey, tunggu! Jangan jauh-jauh! Biar kusiapkan matras plastik dulu!" Taehyun berteriak ke dalam, lalu menoleh kembali ke luar, bergeser sedikit tanpa berkata apa-apa untuk membiarkan Kai masuk.

"Permisi..." bisik Kai, mecoba untuk sopan. Hanya karena ia menjadi pencopet, bukan berarti ia tidak tahu sopan santun dan tata krama.

"Ah, kau tidak perlu canggung begitu, deh. Dia itu teman dekatku." ungkap Beomgyu, itu sungguh terlihat jelas bagaimana Beomgyu sangat, sangat, sangat, ekspresif saat pertama kali melihat Taehyun. "Ohh.." balas Kai, yang mendadak jadi pendiam.

Di dalam loteng itu ada sebuah kasur tipis, lengkap dengan selimut dan tiga buah bantal. Lalu karpet, matras, dan nakas kecil. Diatas sana ada lampu dan radio. Di sekeliling ruangan itu banyak sekali barang-barang aneh, sepertinya benda eksperimen, banyak pula perkakas dan kertas-kertas yang menggambarkan rangka dari sesuatu. Kai tidak mengerti.

"Sepertinya kalian juga seumur, ya kan?" Beomgyu menatap Kai dan Taehyun bergantian, tapi tidak ada satu pun dari mereka menajwab. Dua-duanya hanya memasang senyum canggung yang sama. "Kalian tidak ingin mandi?" tawar Taehyun, dirinya mendekat ke lemari dan mengeluarkan dua buah handuk kecil, kaos dan celana.

"Menurut asumsiku tidak ada satupun dari kalian yang membawa baju ganti, jadi pakailah dulu ini." ia memberikan sepasang pada Beomgyu dan lainnya pada Kai.

"Kau benar, Kai, mandilah terlebih dulu, wajahmu sudah pucat pasi seperti itu." Beomgyu tertawa, mungkin memang wajah Kai selucu itu. Wajar saja sih, bocah ini memang tidak begitu tahan dengan air, ia tidak pernah hujan-hujanan selama itu seumur hidupnya.

"Oke, ikuti aku." ajak Taehyun, mereka menuju pintu ke bawah, menurunkan tangga lipat, dan akhirnya masuk ke dalam rumah, di lantai 2 tentu saja.

"Namamu Kai, tadi?" tanya Taehyun, memulai percakapan diantara mereka berdua. "Iya," cicitnya sebagai balasan. "Rumah ini bukan milikku."

Kai mengernyit bingung dan menoleh pada Taehyun, yah, cukup masuk akal juga mengapa dirinya dan Beomgyu harus repot-repot masuk lewat loteng. "Tapi tenang saja, yang tinggal disini adalah seorang nenek, perawatnya hanya datang di hari Senin dan cucu laki-laki di hari Sabtu. Selama tidak ada mereka berdua, tidak akan ada yang kemari."

"Oke..." Kai tidak begitu yakin, tapi ia akan mandi dalam keadaan was-was. Itu hal yang biasa, dan ini agak lebih baik, sejujurnya, karena biasanya ia akan mandi di kamar mandi umum dengan terburu-buru.

Four Aces and The Joker || TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang