✖ Welcome

718 137 49
                                    

"Ah, ah, sekarang kau tidak bisa melukaiku karena jika kau macam-macam, gelang itu akan membunuhmu." Yeonjun mengunyel-unyel pipi Soobin tanpa rasa takut, dan ia berani bersumpah bahwa pipi lelaki jangkung itu sangat, sangat, sangat, lembut. "Hentikan.." Soobin mengerucutkan bibirnya. 

"Ada apa?" tanya Huening Kai, masih tidak mengerti kenapa Taehyun dan Beomgyu menutup matanya, padahal kan, tidak ada apapun yang terjadi.

"Sebenarnya apa-apaan?" Soobin bersikeras ingin menghentikan Yeonjun, tapi yah, sia-sia. "Aku ingin kau bekerja sama dengan kami!" Beomgyu berlari mendekat dan sudah bersiap dengan dialog panjangnya tentang tugas mereka bersama nanti.

"Lalu basecamp, dimana?" tanya Soobin, kini ia sudah mengabaikan Yeonjun yang terus memainkan pipinya sembari bergumam, aigoo it's so soft, aigoo.

"Eung...." Beomgyu melirik Taehyun, tapi lelaki bermarga Kang itu pun tidak menangkap sinyalnya, jadi mereka hanya diam saja. "Kalau begitu, besok kita bertemu lagi, di rumahku, ini alamatnya, dan biarkan aku pergi sekarang." Soobin akhirnya menjauh dari Yeonjun sembari memberikan kartu alamatnya pada Kai, dan lelaki berambut biru itu langsung mencebikkan bibirnya, "Ya Soobinie.." rengeknya tak tahu malu.

"Adios." Soobin segera berjalan keluar dari gang tersebut, entah kemana. "More like.. nos vemos." bisik Taehyun. Beomgyu menatap Taehyun dengan dahi mengernyit tak santai, alisnya menukik.

"Artinya.. See you later."

✖✖✖

"You're okay?" Beomgyu menyikut lelaki itu agar kembali dari lamunannya. "Tentu." balas Taehyun singkat sementara lelaki itu memasukkan beberapa potong baju miliknya ke dalam tas, juga senjata yang ia butuhkan. Tidak banyak.

Ia tidak meninggalkan tempat ini selamanya, mungkin hanya sementara. Setelah semua misi ini selesai, ia akan kembali ke loteng kecil yang ramai dengan segala alat-alatnya.

Kai dan Yeonjun sudah keluar, mereka berdua tidak memiliki banyak barang yang dapat dikemas ⁠— atau mungkin tidak ada sama sekali. Jadi setelah menunggu Taehyun selesai, mereka segera menaiki taksi sama-sama menuju alamat yang Soobin berikan, Yeonjun yang membayarnya. Yeonjun bilang tidak perlu khawatir, ia itu kaya raya.

Lelaki bersurai biru itu duduk di samping supir sementara tiga anak muda lainnya berhimpitan di kursi belakang. Alamat yang diberikan menuntun mereka pada sebuah bangunan dua lantai di pinggir kota.

Begitu mereka akan masuk, Soobin membukakan pintunya sebelum ada yang mengetuk. Pertemuan singkat mereka kemarin belum bisa menunjukkan sifat setiap orang, maka wajar saja kalau hari ini masih terasa canggung. Terkecuali untuk Yeonjun, karena lelaki ini sudah mencubit pipi Soobin lagi.

"Oh, kemarin ada anak ini memangnya?" Soobin menunjuk Kai, ia tersenyum. Kini lelaki itu bertingkah biasa, bahkan, ia benar-benar tampak seperti remaja dengan penampilannya sekarang. Dimana ia hanya mengenakan sweater putih dan celana training hitam.

"Ada." jawab mereka berempat, semuanya menengok ke arah Kai dan anak itu senantiasa terkekeh manis. "Oh, ayo masuk." Soobin menyingkir, memberikan jalan untuk para tamu, dan saat dirinya berpapasan dengan Kai, ia mengusak rambut lelaki blasteran itu sambil tersenyum.

"Sebelumnya, tolong beritahu aku tentang profil kalian semua, kupikir kalian sudah saling kenal, kan?" Soobin akhirnya ikut duduk di ruang tengah sementara seperti biasa, Beomgyu angkat bicara lebih dahulu. Dan Taehyun melirik sekitarnya, mengamati rumah ini.

Saat masuk ke dalam rumah, di hadapan mereka ada tangga, lalu di sampingnya ada ruang tengah dengan TV besar. Di pojok belakang ruangannya ada meja makan dan counter dapur. Dan di dinding kiri ruangan ada tiga pintu.

Four Aces and The Joker || TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang