1. SUATU HARI NANTI

2.4K 124 30
                                    

‼️‼️WARNING‼️‼️

Cerita mengandung unsur B×B dan 21+.
Bijaklah dalam memilih bacaan.

Hope you like it,
Enjoy!!

• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

HUANG JUN JIE

Tiga belas tahun lalu, aku kehilangan orang tuaku. Aku menjadi anak yatim piatu yang dibuang oleh dua keluarga di depan sebuah panti asuhan. Kematian kedua orang tuaku menyisakan memori menyedihkan dalam diriku yang berusia sepuluh tahun kala itu. Tapi, menjadi sebuah kesempatan emas bagi dua keluarga besar orang tuaku.

Aku disingkirkan untuk kemudian dihilangkan dari daftar nama keluarga. Warisanku hilang dicuri tikus tanah. Itulah yang aku dengar dari penuturan pengacara orang tuaku. Aku masih ingat jelas raut wajah penyesalannya. Dia tidak bisa menolong dirinya untuk mempertahankan seluruh hakku, begitu juga aku yang semakin tidak berdaya.

Aku hidup selama lima tahun di panti asuhan. Aku tumbuh menjadi remaja pendiam. Tidak ada teman. Tidak ada yang berniat mendekatiku untuk sekedar mengobrol. Tubuh kurusku menunjukkan betapa lemahnya aku. Hal itu membuatku menjadi sasaran utama bagi remaja lain untuk menjadikanku bahan mainan. Aku tidak pernah bisa melawan mereka yang lebih kuat dariku. Mereka mengancam dan membuatku diam atas semua perbuatan jahat mereka.
Hingga suatu hari, aku menyaksikan kekerasan yang tidak pernah aku saksikan sebelumnya. Semua luka dan pembullyan yang aku terima selama ini, tidak sebanding dengan apa yang mereka terima. Remaja laki-laki berkulit pucat bersurai hitam, bak malaikat pencabut nyawa.

Untuk kali pertama, aku menerima sebuah uluran tangan. Bibirnya berucap padaku. Matanya menatap lurus pada manik mataku. Dia, adalah orang pertama yang datang padaku. Penyelamat hidup yang menarikku keluar dari lembah kekelaman. Anak dari pengacara orang tuaku, yang pada akhirnya menjadi keluargaku.

Kami tumbuh bersama dengan dua kepribadian yang berbeda. Aku masih menjadi diriku yang pendiam dan menuruti semua kemauan orang tua angkatku, sementara kakak angkatku hidup sebebas yang diinginkannya.

• • • • • • •

"Tolong pulanglah ke rumah malam ini. Ibu sangat khawatir pada ayah dan kakakmu. Mereka pulang dengan emosi yang belum reda, ibu takut ayahmu akan melakukan hal nekat pada kakakmu."

Aku hanya bisa menghela napas panjang sebelum menjawab, "Hm, aku akan langsung pulang setelah shiftku selesai. Ibu tenang saja dan temani ayah."

"Terima kasih, Jun. Hati-hati di jalan. Ibu mencintaimu."

"Aku juga."

Aku memutus panggilan telepon dari ibu. Aku kembali menghela napas panjang sebelum berjalan masuk ke dalam ruang istirahat dokter bedah umum. Sudah setahun aku melaksanakan koas di rumah sakit ini. Dan sejak itu pula aku jarang bertemu dengan keluarga angkatku. Aku memilih tinggal di asrama dokter dan perawat yang disediakan rumah sakit. Jadwal kerja yang padat membuatku memilih jalan itu. Aku terlalu lelah untuk menghabiskan waktu selama satu jam hanya untuk pergi dan pulang ke rumah setiap harinya.

Aku mengambil tas ranselku dari kursi dan kembali berjalan keluar dari ruangan. Aku menyusuri jalan rumah sakit dengan sesekali menyapa pasien atau pegawai rumah sakit yang aku kenal. Aku membeli segelas ice americano untuk menemani perjalananku.

Aku menyandarkan punggungku pada sandaran kursi pengemudi. Aku menyesap kopiku dan mulai berkendara meninggalkan gedung parkir rumah sakit.

Melalui jendela mobil yang terbuka, aku menikmati angin malam membelai wajahku. Begitu dingin namun menenangkan.

APHRODITE (XIA ZHI GUANG × HUANG JUN JIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang