1. First Meet.

4.2K 582 112
                                    


Happy Reading! <3

Weekend, sekolah libur. Jadi pagi ini, aku jalan kaki menuju Taman Kota. Refreshing seperti biasa.

Tiba di Taman, netraku asyik menatap burung merpati yang ada di sana. Banyak sekali. Hingga aku tidak sadar dengan yang ada di depanku.

Tanpa sengaja aku menabrak punggung lelaki di depanku.

"Aduh!" Aku mengaduh kaget. Dahiku terasa sakit saat terbentur dengan punggungnya.

Lelaki itu menoleh ke arahku. "Kalo jalan itu liat ke depan!" Ujarnya sinis.

"Maaf, aku nggak sengaja," ucapku. Lelaki itu hanya mendengus, lantas segera pergi menjauh dariku.

Aku menatap ke arah sepatu dan melihat dompet terjatuh. Aku membungkuk untuk mengambilnya kemudian mengecek dompet itu.

"Sepertinya ini punya orang yang tadi," gumamku kemudian berlari mengejarnya yang belum terlalu jauh di depanku.

"Permisi! Sepertinya tadi dompetmu nggak sengaja jatuh," ujarku seraya mengulurkan dompet itu ke lelaki tadi. Dia menatap dompet itu kemudian mengambilnya.

"Makasih." Ujar lelaki itu dingin.

"Ah, ya sama-sama." Jawabku dengan senyum di wajah.

Dia tidak peduli dan langsung pergi.

Aku menatap punggung lelaki itu. Dia memakai hoodie dan bertuliskan, Ben.

Aku mengangkat bahuku dan kembali berjalan. Tiba tiba aku teringat ingin membeli botol teh versi 127. Aku segera melangkah menuju minimarket terdekat. Mengincar minuman teh yang berada di dalam kulkas.

Aku membuka pintu kulkas dan mencari botol teh yang ada gambar 127 nya.

Aku berdecak pelan melihat isi kulkas di hadapanku. "Nggak ada yang versi 127 nya apa?" Gumamku kesal.

Aku pun menutup pintu kulkas dan menatap rak minuman.

Setelah lumayan lama menelusuri rak minuman, akhirnya aku menemukan botol teh yang kuincar. Dengan cepat aku menuju rak minuman itu dan berusaha mengambilnya yang lumayan tinggi dariku. 

Tanpa sengaja, tanganku bersentuhan dengan seseorang. Aku menoleh dan orang itu juga menoleh ke arahku.

Ganteng. Itu yang pertama kali terlintas di benakku begitu melihat wajahnya. 

Kesadaranku dengan cepat kembali.  Aku tertegun kemudian menarik tanganku. "Maaf." Ucapku.

"Oh, nggak apa apa." Jawabnya seraya tersenyum manis.

Aduh, manis banget kayak madu.

Aku kembali menatap botol teh yang ternyata sudah berada di tangan lelaki itu. Tatapanku beralih melihat ke rak minuman dan tidak tersisa botol teh yang lain.

Helaan napas sangat kecewa keluar dariku.

Dia menatapku dan menatap botol teh itu bergantian. "Maaf, aku duluan yang ambil. Aku harus beli ini, kalau nggak, nanti adikku ngambek," jelasnya tanpa kupinta.

"Iya, nggak apa-apa," jawabku sambil tersenyum menatapnya.

Saat hendak balik badan, tiba-tiba dia mencekal pergelangan tanganku.

Aku terkejut kemudian menatapnya. "Eh, kenapa?" Tanyaku bingung.

Dia menatapku dengan raut bersalah. Tapi dia hanya diam. Kemudian melepaskan cekalannya dari tanganku.

Cat Man 🐱 | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang