4. Feeling.

3K 496 68
                                    


Happy Reading! <3

Pagi hari, aku bersiap-siap pergi ke sekolah. Mandi yang bersih kemudian memakai seragam. Menuju dapur, hendak membuat sarapan yang mudah.

MEOW!

Ah ya, baru ingat kalau sekarang aku mempunyai tiga belas kucing. Rasanya aneh. Karena dari dulu aku tidak pernah memelihara kucing.

Dengan cepat aku memasak kornet. Setelah matang, aku menaruhnya di piring. Kusendok sedikit nasi ke mangkuk dan duduk di kursi.

Meow meow! Haruto mengeong dan naik ke meja makan. Dia menatap kornet yang telah kumasak kemudian menoleh kebarahku.

Kenapa?Tanyaku tidak peka. Haruto berdiri seperti manusia dengan kedua kakinya, dan menunjukkan kalau perutnya keroncongan.

Aku tertawa melihat tingkahnya. Kemudian bangkit dari kursi dan mengambil makanan kucing yang telah kubeli lewat online. Menuang makanan basah dan menyodorkannya ke Haruto yang duduk di atas meja makan.

Haruto mengendus-endus makanan itu dan memalingkan wajahnya. Kucing itu kembali menatap kornet di piring.

Dih? Kenapa nggak mau? Tanyaku bingung. Aku menatap makanan basah itu dan berpikir, apa yang salah?

Dia mau nya makan kornet, Ra.Yedam tiba-tiba mendekatiku sembari berbicara dengan bahasa manusia.

Ini lagi! Kenapa si Yedam tau namaku?!

Aku nggak ngerti, aku nggak paham.

Akhirnya aku menaruh kornet di piring lain untuk Haruto. Dia menatapku dengan mata bulatnya, kemudian segera memakannya dengan lahap.

Yedam menatapku kemudian menggoyang-goyangkan tanganku pelan. Aku juga mau.

Aku memutar bola mata kemudian memberikan kornet untuk Yedam.

Untung tadi aku masak kornetnya banyak, jadi masih ada untuk kumakan.

Aku mulai makan dengan nikmat. Menatap ruang makan yang dulunya sepi, sekarang menjadi penuh oleh para kucing.

Terima kasih telah datang ke hidupku. Berkat kalian, aku tidak kesepian lagi.

-🐱✨-

Aku menatap para kucing yang juga balas menatapku. Muka mereka seakan sedih kutinggal ke sekolah.

Dih pencitraan kamu, Woo. Biasanya kamu seneng kalo nggak ada aku, ledekku kemudian tertawa.

Jeongwoo hanya malu-malu manusia.

Aku memakai sepatu dan membuka pintu rumah.

Jangan nakal ya di rumah. Jeongwoo, jangan pake skincare aku, Junghwan juga. Uncuk, jangan acak-acakin lemari aku ya. Jihoon, jangan jail mulu. Jaehyuk, kalo kamu takut ke toilet sendirian, minta temenin Asahi, oke? Dah, aku pergi dulu. Babai. Setelah memberi petuah, aku pun segera berangkat. Tidak lupa mengunci pintu.

Aku berjalan menuju halte bus dan menatap anak-anak sekolahan yang diantar keluarganya. Meringis pelan melihat pemandangan itu dan segera menuju halte bus.

Kenapa aku harus liat uwu-uwu kayak gini? Kenapa? Aku juga pengen, batinku sedih.

Cat Man 🐱 | Treasure ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang