"Di Balik Rimba Internet"

2 2 0
                                    

/i/
Abad yang kini kita diri
Berumputkan hijau teknologi
Dipupuk-suburi intelektualitas
Lalu menjelma rumah-rumah fana
Tempat semayam jiwa-jiwa membelah dua

/ii/
Aku jelajahi rimba dunia balik layar ±5 inci ponsel pintar
Jaringan internet mengurat saraf-saraf kepala;
Sinyal menggantung kanan-kiri mata

/iii/
Dari Utara, tertangkap sinyalku wanita dalam potret. Seperti bersalju, apa-apa putih (walau tak alami). Dari tengah, meliuk jalanan mulusnya, tanpa kutil, koreng, bopeng. Maju jalan nanjak, dipersembahkannya bagi para pendaki, bukit-bukit sintal yang mengkal usianya. Di langit-langitnya, terpasang dua bulan binal dwirona yang dilekat-warnai kecantikan buatan.

Dari Timur, juga tertangkap sinyalku pria dalam potret. Bersolek-swafoto dengan senyum terangkum sama dipagari gigi-gigi. Klimis habis bermandikan minyak rambut dan gaya ala Qaza’, serta dibajui percaya diri dan eksistensi.

Dari Barat, tak sengaja tertangkap pula sinyalku para binatang yang selalu merindukan musim kawinnya. Yang betina memajang kemaluan di beranda dan menyertakan harga di baliknya. Yang jantan menjajakan gencar kelaminnya dengan bayaran wajib terpenuhi nafsu birahinya sendiri.

Media sosial adalah ibu segala hasrat
A.M

 A.MTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang