Sayup membuka pagi paling redup
Di jendela terbit lonceng pengeras—membias
Suara lekas hengkang dari ancaman luka
Di tepi bibir rona merahmu; aku meronta
Bak tangis bayi merindukan sebotol susuKetika cahaya setia manjakan kata
Entah pada siapa burung bertanya
Menyambut pelbagai ucapan perpisahan
Gulana merana akibat bertanya
Aku takkenal cinta dan segala perannyaSeandainya perasaan bagai bunga edelweis
Tumbuh bermekar; mengakar-menjalar
Abadi dalam dingin yang tak tertandingi
Memeluk angin paling tinggi menghiasi
Takada tangis, haru yang menderuJangan,
Jangan lagi kautolak aku dengan peluru
Meskipun lumasan mesiunya berbau tabu
Sesungguhnya talu tangisku mengicip pilu
Memperebutkan seribu bayang-bayang sesalJika aku adalah makhluk paling candala
Lantas kau tahu cara menanganinya
Basuh dengan umpatan-umpatan menyayat hati
Lalu lekas bersihkan dengan cara menjauhiKembali redup!
A.M
KAMU SEDANG MEMBACA
A.M
RomansaPuisi yang saya upload ini, milik Habib Abdoel Musawa. Putra Habib Nabiel al-Musawa.