Keadaan Baekhyun semakin membaik.
Selama satu bulan dirawat,ia di perbolehkan pulang beserta bayinya.Pria mungil yang bulan ini menginjak usia 18 tahun tersebut merasakan kebahagiaan yang seutuhnya.
Melihat Chucky tumbuh sehat dan kuat meski terlahir prematur,tapi jagoannya sangat tangguh.
Baekhyun tengah menyusui Chucky di atas ranjangnya,ia menolak untuk berpisah ranjang dari buah hatinya,meski box bayi tepat di samping ranjang mereka.
Baekhyun tersenyum lucu kala jemari mungil sang putra tengah menggenggamnya,seakan takut kehilangan papanya.
Baekhyun jadi ingat saat kehamilan pertamanya di usia 16 tahun,saat itu ia terlalu muda dan takut hingga chucky tidak mampu bertahan dalam perutnya.
Dan selang satu tahun,ia kembali hamil keduanya,yang berakhir tragis kembali.
Dan Baekhyun amat bersyukur atas kehadiran Chucky saat ini.
Ia sempat mengalami hal pahit saat kehamilan terdahulu,chucky hadir seakan menjadi penawar kesedihannya.Ia mengecup seluruh wajah putranya,dan memilih beranjak untuk menemui sang kekasih yang tengah asik di ruang keluarga,menonton tv.
Baekhyun menghampiri Chanyeol yang terlihat serius menyaksikan acara sepak bola kesukaanya.
"Tendang saja kakinya,bila perlu patahkan saja,seenaknya merebut bola lawan" dia berujar emosi,hal yang sangat biasa bagi Baekhyun.
"Sayang,sudah malam,ayo kita tidur" ucap si mungil sembari mengecup pipi Chanyeol.
"Kau tidur dulu,temani bayiku" balasnya tanpa mentap Baekhyun.
"tapi Chucky juga butuh ayah untuk memeluk papa dan chucky" ucapnya mendayu sembari bergelanyut manja pada lengan sang dominant.
"Aku tengah berbicara halus,Baekhyun" lirihnya sembari menarik dagu si mungil guna menatapnya.
Dan tanpa menunggu lama,si mungil mencium bibir sang kekasih tanpa sabaran,mengalungkan lengan rantingnya di leher Chanyeol.
Ia selalu suka tatapan mata Chanyeol,slalu memikat.
Dan ia terlalu cinta dengan bibir tebal yang selalu membuatnya bergairah.
Dan ciuman keduanya terputus kala mendengar bunyi bel rumah mereka.
Siapa yang bertamu di malam hari?,fikir Baekhyun.
Sebelum ia beranjak,Chanyeol lebih dulu menghampiri pintu rumah mereka.
Dan wajah datar serta sorot mata benci yang Baekhyun perlihatkan kala sang kekasih membawa masuk Rose.
Ia benci wanita itu.
"Baek.
mulai saat ini,adikku akan tinggal di sini,ia bisa membantumu merawat Chucky" terang si jangkung saat melihat raut wajah tak menyenangkan si mungil.Sampai kapan ia harus cemburu dengan adiknya.
Demi tuhan,cemburu Baekhyun sangat akut,persis dengan kegilaanya.
Alasan logis ia membawa Rose tinggal bersama karena ia takut Baekhyun melukai Chucky saat ia berkerja nanti.
Lagi pula ia kasihan dengan satu-satunya keluarga yang ia miliki,harus tinggal di sebuah flat kumuh demi menghindari kecemburuan si mungil."Tapi sayang,aku bisa menjaga Chucky sendiri" ujar Baekhyun berapi.
"Dan membiarkan kau membunuhnya suatu saat nanti?" tanya Chanyeol sambil menatap tepat di kedua sabit bening tersebut.
"Aku tidak mungkin melakukan hal gila itu,aku masih waras" teriaknya lagi dendan sorot marah ia hendak menampar pipi Rose.
Namun ia gagal.
Ia tak bisa.
Sesuatu menahannya untuk mundur dan mengangguk patuh dengan aturan Chanyeol.
Pria itu pemegang kendali atas dirinya.
Tbc.
Maaf di part sebelumnya aku mencak-mencak.
Aku hanya kesal dan sakit hati sebenernya sama sliders.
Cape kali aku ketik sampe rasa mau copot tangan tapi gak di hargai.
Jadi,tolong kebijakannya.
Voment.
VOTE AND COMMENT.
GRATIS LOH PADAHAL.
KAMU SEDANG MEMBACA
mental disorders (END)
Fanfiction[Short fanfiction] semua orang menganggapnya gila. orang tidak waras. sakit jiwa. dan kata-kata kasar yang sangat ia benci. ia tidak gila,mereka yang gila. bahkan,pria yang ia sukaipun menganggapnya sama. sekali lagi ia katakan,ia tidak GILA.