{10} ILLUSION

350 60 4
                                    

Setelah percakapan terakhir mereka pada malam hari itu Wendy lagi lagi tak mendapat kabar dari Suga. Wanita itu selalu cemas setiap saat ketika pesan yang ia kirim tak kunjung dibalas ataupun di baca. Kemana pria itu apakah dia telah mempermainkannya saat ini.
Namun Wendy senantiasa teguh pada pendiriannya untuk tetap percaya pada manusia bernama Min Yoongi.

Son Miyeon sampai geram sendiri melihat adiknya selalu memegang ponsel ketika dia makan bahkan ketika menjelang tengah malam sampai sampai adiknya tersebut tidur terlambat.

Sudah lima hari Yoongi tak muncul bahkan di sosial medianya. Seakan akan dunia menghapus manusia itu dari permukaannya. Wendy merasa bahwa dirinya telah dipermainkan. Wanita itu mengganti nomor ponselnya dan menghapus semua sosial medianya. Ia tak akan lagi mencari tahu apapun tentang pria itu.

"Seungwan ayo makan!"

Miyeon berteriak agar adiknya itu segera keluar dan ikut makan bersamanya.
Setelah beberapa menit akhirnya Wendy keluar dari kamarnya.

"Kakak tidak berangkat?"

"Tidak aku lelah aku juga ingin beristirahat"

Wendy hanya mengangguk sambil menggeser kursi dan duduk di atasya.

"Seungwan!"

"Hmm"

"Kau tidak lelah?"

"...."

"Akhiri semuanya Seungwan, semua itu hanyalah ilusi"

"Apa maksud kakak?"

"Jangam berpura pura seolah olah tidak terjadi apapun Seungwan. Aku dapat memahami situasi ini dengan benar, jadi jangan kira kau bisa berbohong di depanku."

Wendy terdiam, terkadang Miyeon memang terlihat jarang sekali memperdulikan Wendy. Namun dibalik itu semua, Miyeon paham segalanya apa yang dialami oleh adiknya.
Bahkan ketika Wendy bayi, Miyeon sering memberitahu ibunya bahwa Wendy lapar ataupun ingin diganti popoknya.

"Aku tidak meminta apapun darimu, hanya saja ingatlah ibu itu saja."

Miyeon beranjak begitu saja meninggalkan Wendy yang mulai terisak.  Seharusnya hal semacam ini tidak akan pernah terjadi di dalam hidupnya. Mungkin yang ia pikirkan tentang Suga tidak sama dengan kenyataannya. Ia pikir Suga orang yang tidak akan pernah mempermainkan seseorang namun kenyataannya Suga hilang begitu saja mempermainkan dirinya.

Rasanya perih mengingat perkataan Suga kala itu kepada dirinya yang berjanji akan mengubah jalan hidupnya. Berbagai cara dilakukan Wendy agar ia bisa melupakan segalanya tentang pria itu. Wanita itu rela menghapus jejaknya di  media sosial. Ia menghapus bahkan memblokir nomor Suga. Wendy menghilang dari dunia maya dan fokus dengan pekerjaan dan kehidupannya sekarang.

Hari demi hari Wendy menjalani hari harinya tanpa banyang banyang Suga. Keadaan mulai membaik, kini Wendy mendapat tawaran tampil dalam konser gabungan dalam rangka ulang tahun kota Toronto. Wendy dan teman temannya mempersiapkan diri untuk tampil maksimal esok hari di konser.

"Kita mulai dari awal permainan gitarmu masih belum pas dengam beat ketukan drumnya!"

"Euumm Wendy, bukannya sudah pas?"

"Kurang sedikit"

"Baiklah mulai dari awal"

Wendy banyak berlatih untuknya dan untuk kawan kawannya. Sehingga kemampuan bernyanyinya tidak dapat dipungkiri lagi.

"Waww kerja bagus teman teman!"

Terlihat sangat puas Wanita bermarga Son tersebut berteriak keras selepas latihannya berakhir.

"Ayo kita berhenti dulu beri jeda apa tidak lelah berlatih terus terusan hahaha"

"Baiklah ayo berhenti nanti kita lanjutkan kembali"

Mereka akhirnya berhenti sejenak untuk beristirahat, Wendy pun meninggalkan ruangan dan pergi ke luar agar bisa menghirup udara segar.

"Euumm Wendy?"

"Ya Zallena?"

Ternyata Zallena salahsatu teman Wendy menyusulnya.

"Apakah aku boleh bertanya?"

"Apa itu?"

"Suga? Bagaimana dengannya?"

Seakan seseorang meletuskan balon tepat di dekat telinganya, saat Wendy mendengar nama pria itu lagi.
Namun ia mencoba bersikap seadanya seolah tidak ada yang terjadi.

"Aku tidak tau"

Takut dengan Zallena yang bertanya lagi, Wendy pun berlari menghindari Zallena.

Beberapa kali setiap bertemu dengan Zallena, ia selalu menanyakan Suga kepada Wendy. Sampai pada akhirnya Wendy sudah muak dengan semua itu. Ia memutuskan jika saja Zallena bertanya lagi akan ia katakan bahwa pria itu sudah tiada.
Tidak peduli benar atau tidak, Wendy akan mengatakan hal itu jika saja ada yang bertanya tentang pria yang ia benci itu lagi padanya.

Malam ini Wendy hanya berada di atas tempat tidurnya melihat langit langit kamarnya hampa. Tiba tiba ia mendengar bell rumahnya berbunyi.
Seketika itu ia mengingat pesan Miyeon yang saat ini sedang tidak ada di rumah karena pekerjaannya. Miyeon bilang jika ada yang membunyika bell rumah itu adalah kurir makanan yang Miyeon pesan untuk Wendy.
Akhirnya Wendy pun pergi untuk membukakan pintu.

"Wah Ayam goreng sudah dat........"

"Permisi Wendy-ssi"









Btw jadi pengen Ayam goreng

Lagi mood nulis akhirnya hehe
Sorry ya slow update
Yang sabar ya teman teman nungguin Tear update part baru huhu

Tenang aku bakalan usahain buat cepet cepet nyelesain Teat biar plong
Udah deh jangan lupa VOTEMENT nya oy!

Eh eh tunggu dulu aku punya new story nih
Udah pada tau belum judulnya HEARTBEAT
Main cast nya tetep wenga tapi versi lokal
Ada kapal lain bangvelt favotrit kalian disana loh
Yuk baca yuk bantu votement dan share juga ya
Thank you! :)

TEAR [WENGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang