Mereka kembali menuju ruang rahasia, bersantai sejenak menunggu rintik hujan mereda. Tempat itu benar-benar basecamp yang nyaman.
"Thalita, minum?" Ishaq selalu menawarkan minuman kaleng di kedua tangannya. Pocary sweat dan bearbrand.
"Iya, pocary aja," Thalita memahami Ishaq yang tidak wibu, jadi saat berbicara dengannya dia berusaha untuk tidak memakai kosakata Bahasa Jepang.
"Haq, persediaan gimana, aman?" Riski menanyakan persediaan snack dan minuman di lemari pendingin berukuran kecil itu.
"Mau habis, Ki,"
"Yasudah, sana beli. Penuhin kulkasnya," Riski memberi tiga lembar uang seratus ribuan.
"Kamu mau ikut belanja?"
"Iya, aku ikut,"
Thalita dan Ishaq berdiri, berjalan keluar dari basecamp ke arah parkiran.
"Mumpung terang nih, kita berangkat sekarang aja. Semoga sampai pulang nggak kehujanan,"
¥¥¥
Setibanya di pusat perbelanjaan terdekat.
"Kamu pilih snack dan minuman dulu ya, aku ambil troli sebentar," dia mengangguk sambil mengacungkan jempol menanggapi ucapan Ishaq.
Selang beberapa menit, seseorang menghampiri dirinya.
"Sudah?" Suara tiba-tiba itu telah mengagetkannya.
Thalita yang tengah membungkuk melihat jajaran snack pun langsung menegakkan badan. Sialnya kepalanya justru membentur rak jajanan cukup keras.
"Itai!" Thalita mengaduh seraya mengelus ubun-ubun yang terbentur keras.
Sebuah tangan reflek mengelus bagian yang terbentur tadi, memberi usapan lembut yang mengingatkan Thalita pada usapan mama nya.
"Maaf ngagetin. Udah hilang sakitnya?" Tangan itu masih setia mengelus, dengan harap bisa membuat sakitnya cepat hilang.
"Udah hilang, Haq. Makasih,"
"Syukurlah. Terus snack sama minumannya udah dipilih?"
"Belum, aku bingung. Lagian tadi mereka nggak ngasih tau pesanannya apa, takut salah ambil. Hehehe,"
"Eh, lupa. Kamu pilih snack sama minuman kesukaanmu aja. Mereka biar aku yang pilihin,"
"Boleh?" Mata Thalita tak henti berbinar. Sejujurnya di basecamp tidak ada minuman favoritnya. Iya memilih pocary sweat karena itu yang paling enak di antara minuman kaleng lain yang ada di sana.
"Boleh lah, umm Devi,"
"Hah, apa tadi?" Thalita tidak begitu mendengar kata terakhir itu, suaranya terlalu kecil.
"Eh, nggak kok. Nggak ada apa-apa," Ishaq terlihat kikuk di tempat.
"Daijoubu yo, Haku. Kamu boleh panggil aku Devi, tapi kamu harus mau dipanggil Haku, dou?"
"Hai,"
"Oke, Haku. Sekarang kita teman akrab. Yoroshiku ne," dia pun melanjutkan melangkah ke lemari pendingin.
"Haku, aku ambil chimory lima nggak papa kan?" Tangan Thalita penuh oleh lima botol chimory beraneka rasa.
"It's oke. Terus snack nya apa?" Ishaq berniat mengambilkan.
"Samain aja,"
¥¥¥
"Ternyata belanjaan kita banyak juga," Thalita menatap plastik putih besar yang ditenteng Ishaq.
"Iya nih, untung nggak kurang,"
"Are, ame?" Tetesan kecil mengenai punggung tangan Thalita. Langit di atas semakin menghitam, sepertinya akan turun hujan lagi.
"Devi, ayo buruan ke basecamp. Mumpung masih gerimis kecil,"
Mereka melaju membelah jalanan, berlomba dengan tetesan air langit.
¥¥¥
"Yokatta," bersyukurnya mereka tiba di teras J-C sebelum hujan semakin deras. Buru-buru mereka masuk menuju basecamp.
"Tadaima," ucap Thalita sesaat setelah membuka akses masuk basecamp.
"Okaeri," sahut mereka dari dalam.
"Devi, kamu istirahat aja. Biar aku yg mindahin belanjaan," mereka berdua pun berpencar. Ishaq ke depan kulkas kecil, sedangkan Thalita menuju meja bundar.
Basecamp ini disetting menyerupai ruangan rumah di Jepang. Lantainya dilapisi alas tatami, di sisi kanan ada futon untuk bersantai, sebelahnya terdapat meja bundar dan bantal duduk. Sangat nyaman bila berada di sini.
Kono heya ga daisuki!
_______________#rialita________________
Kotoba:
Su-pa- : supermarket
Itai!: Aduh/sakit
Daijoubu yo: tidak apa-apa kok
Dou?: Bagaimana?
Hai: iya
Yoroshiku ne: mohon dukungannya ya
Are: eh!
Ame: hujan
Yokatta: syukurlah
Tadaima: bisa diartikan 'aku pulang/ aku kembali'
Okaeri: bisa diartikan 'selamat datang kembali'
Tatami: tikar jerami khas Jepang
Futon: kasur lantai Jepang
Kono: ini
Heya: ruangan kecil/ kamar
Ga: partikel sebelum kata sifat
Daisuki: suka sekaliNote:
Koreksi bila keliru.
Arigatou gozaimasu :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rialita
RomanceBerkisah lah dalam prosa Rialita. Tentang mereka yang tanpa sengaja merangkai aksara, membentuk kata, hingga tercipta cerita. Ketika mereka mencinta dengan cara yang berbeda. Menikmati jalannya waktu dengan versinya. Dunia memang bukan milik berdua...