Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Thalita bergabung dengan J-C atas rekrutmen Sensei nya di setengah periode J-C.
Dalam waktu setengah periode yang tersisa, Thalita berhasil mendapat kepercayaan semua member untuk membawakan enzetsu.
Hari-hari berikutnya adalah hari yang sangat sibuk. Tidak adalagi acara bersantai. Selama di basecamp pun dia berlatih mempersiapkan pidato seputar Japan Club semaksimal mungkin agar bisa mendatangkan member baru yang banyak.
"De-chan, mou ii. Hitoyasumi kudasai," Husein menyatakannya setelah Thalita menghembuskan napas berat.
Sudah berulang kali Thalita memeragakan pidatonya, dan selalu terjebak di kalimat yang sama. Kalimat yang membuat lidahnya lemas karena salah pelafalan terus.
"Kamu sudah berusaha keras, tapi kamu juga butuh istirahat. Kore, Devi no nomimono,"
"Arigatou, Haku," sebotol chimory pun berpindah tangan dari Ishaq ke Thalita.
Sejak awal, Ishak selalu berurusan dalam makanan dan minuman di basecamp. Bisa dibilang dia bertanggung jawab di bidang tersebut.
Mereka memiliki peran masing-masing. Riski yang mengatur keuangan basecamp, Ishaq yang mengurusi persediaan, Obi yang bertanggung jawab pada keamanan dan kebersihan basecamp, Husein yang menjadi teknisi basecamp, dan Thalita berperan sebagai orang istimewa di basecamp.
"Are, Riski wa doko?"
Tidak biasanya penghuni basecamp tidak lengkap. Riski tidak ada, dan ini keanehan baru. Tidak ada Riski, maka tidak ada sikap bossy. Suasana basecamp menjadi sedikit canggung.
"Dia ada urusan pribadi," ujar Obi singkat.
"De-chan, issho ni karaoke ii desuka? Kamu bebas pilih lagu," di tempat duduknya, Husein sudah bersiap menanti proses loading.
"Yakusoku?" Thalita tertarik karena dia yang akan memilih lagu.
Ini kali pertama Thalita mendapat tawaran karaoke bersama, dan dia yang akan menentukan lagunya.
"Yakusoku desu,"
"Yosh! Hikaru Nara-Goose House, start!"
Alunan melodi intro lagu berputar. Thalita menggoyangkan kepala menikmati musik. Sedangkan di sampingnya, Husein tampak memaksakan senyum memegang mic di tangan.
Padahal sudah aku perbarui dengan menambah lagu-lagu yang slow dan relaks, tapi dia malah memilih lagu itu. Lagu yang bukan kesukaanku.
"Tadaima!" Suara Riski terdengar memasuki basecamp.
🎶 Ameagari no niji mo...
Rin to saita hana mo... 🎶
🎶 Irodzuki afuredasu...
Akaneiro no sora.... 🎶
🎶 Aogu kimi ni...
Ano hi koi ni ochita... 🎶Wajah kusutnya berubah sumringah hanya karena mendengar seseorang menyanyikan lagu itu. Lagu kesukaannya.
"Thalita? Kenapa kamu nyanyi lagu itu sama Husein?" Riski cukup tau seperti apa Husein.
"Karena aku suka," sedikit terlihat Riski dan Husein terkejut. Hanya sebentar, selanjutnya ekspresi normal.
"Tapi Husein tidak suka lagi itu. Dia tidak pernah mau menyanyikan lagu itu," kali ini giliran Thalita yang terkejut.
Riski terkejut karena tak biasanya Husein bersedia menyanyikan lagu bernada lumayan ngebeat itu. Sedangkan Husein terkejut karena ucapan Riski tadi, dia bisa gagal berkaraoke dengan Thalita. Dan Thalita tidak menyangka kalau sejauh ini Husein menutupi rasa tidak suka terhadap lagu itu di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rialita
RomantizmBerkisah lah dalam prosa Rialita. Tentang mereka yang tanpa sengaja merangkai aksara, membentuk kata, hingga tercipta cerita. Ketika mereka mencinta dengan cara yang berbeda. Menikmati jalannya waktu dengan versinya. Dunia memang bukan milik berdua...