Aku menuju kamar dan menelusup kedalam selimut.
Aku menutup mata semoga aku bisa tidur. Aku serba salah, aku takut jika negatif karena mengecewakan dimas. Tetapi jika positif apa aku siap jadi ibu?Terdengar pintu kamar terbuka dan dia akan memberi tahukan hasil tespack itu.
"pira" dimas menuju kasur.
"kenapa mas?"
"bangun dulu makan"
"bentar lagi aja lagi ngantuk" aku bersikap tidak peduli padanya
"maaf ya terlalu maksa. Buat hamil" dimas mulai membahas. Jujur aku ga kuat, apa hasilnya negatif? Dari cara dia ngomong sedih lesu gitu.
"hasilnya negatif, kita coba lagi ya" dimas seraya mengelus-elus bahuku yang tertutup selimut. Aku tersentak. Aku jahat banget ya allah ada sedikit bahagia saat dengar kata negatif. Dan kok cepet banget tau negatifnya? Apa dimas tidak mendengarkanku untuk menunggu beberapa menit?
Aku menyibak selimutku.
"mana tespacknya mas?" aku membuat dimas terkejut dengan aksi bangun mendadakku."di meja depan ruang tamu, kenapa Sayang?"
"uda nunggu berapa menit?" tanya ku tanpa harus repot-repot menjawab pertanyaannya.
"begitu kamu kasi langsung mas lihat, garis satunya samar-samar. Yaudah mas tarok disitu ga mau liat lama-lama takut kecewa karena berharap" penjelasan yang menyentuh ego ku.
Aku lantas bangun dan meninggalkan dimas di kamar buru-buru. Semoga dimas salah lihat
Aku turun ke ruang tamu di tempat dimas mengeletakkan benda itu sembarangan.
Nah ketemuAku tersenyum bahagia
Dimas mengikuti ku ke ruang tamu"kamu kok lari-lari si?"
"mas lihat hasilnya dua garis" aku menunkukkan tespack yang menunjukkan dua garis berwarna pink.
"tapi tadi satu kok samar-samar lagi" dimas menggapai alat itu dan melihatnya sejelas mungkin.
"kan sudah pira bilang. Tunggu beberapa menit, emang agak lama lho" aku merebut kembali tespacknya.
"alhamdulillah" dimas langsung sujud syukur berkali-kali.
Saat dia bangun aku dapat melihat genangan air mata di pelupuk matanya. Aku menghapus air mata itu dan mengelus pipinya.
"makasi sayang" dia membalas pelukanku sangat erat.
"uda dong sesak napas ini. Mas ada tugas baru"
Aku melepaskan pelukan erat kami.Aku meninggalkannya ke dapur sambil mengakatan "mas harus pulang cepet, harus sabar jagain aku,nurutin apa yang aku mau, harus titik,wajib" aku membalikkan badan dan senyum kemenangan.
"dan kamu ga bole keluar tanpa mas, harus makan yang banyak, minum susu, ga boleh keras kepala" dia membalas perkataanku
"oh tidak bisa. Pira akan terus jadi istri keras kepala, makan sesuka hati" aku meledeknya
"enak sekali ngatur wlekkk"
"eh ga baik buat bayi lho mi"
Nah dia balik manggil aku mi lagi.❤❤❤
Semenjak mereka berdua tau kalau sapira hamil, dimas menjadi sering pulang cepat.
Bahkan dimas sering bangun pagi lagi untuk mengerjakan pekerjaan rumah seperti cuci piring dan menyapu."huekkkkk"
"huekkkkkk" pira lemas di pinggiran wastafel, karena tidak sanggup menopang tubuhnya pira melorot ke lantai.
"piraaaa kenapa sayang" dimas berlari menuju kamar dan tidak menemukan sapira. Lalu dia memeriksa ke kamar mandi. Benar saja sapira ada disana.
"kamu muntah lagi?" dimas mengelus-elus punggung sapira. "ke dokter aja yuk".
"engga mas. Gak papa. Kan kaya biasa kalo uda sarapan nanti juga ilang mualnya. Kna dokter bilang ini biasa karena masi tremester pertama". "hueeeek" setelah menyelesaikan kalimatnya sapira kembali muntah.
"kamu lemes banget makanan semalam keluar semua". "makan sekarang ya" dimas membantu sapira bangun.
"mas" sapira menatap dimas.
"iya kenapa? Ada reques menu makan pagi?" dimas bertanya. Soalnya dimas pagi ini membuat lauk ayam balado dan sosis bakar kesukaan sapira.
"nanti sapira mau nasi kuning ya"
"yaudh mas cari dulu ya di depan komplek" dimas dengan sabar menuntun sapira ke meja makan.
Sapira melirik hidangan di meja makan"engga. Pira maunya nanti aja. Sekarang mau makan masakan mas dulu". Sapira merasa tidak tahu diri. Kan tugas memasak adalah tugas dirinya, sudah mau dimas memasak masak tidak di hargai dengan cara minta belikan makanan lain.
"kamu yakin?" dimas bertanya karena takut tolakan pira hanya karena dirinya.
"yakin pira lagi pengen makan dua-duanya" sapira mengacukan jempol lentiknya.
"bagus istri mas sekarang kurus banget gara-gara morning sicknya.
Sapira hanya tersenyum manis.
Setelah makan beberapa sendok sapira menyuapi dimas. "buka mulut mas"
Aaa dimas memakan suapan sapira. Mereka makan selang seling yang dimas di suapin dimas.
❤❤❤
"mas kerja dulu ya. Kalo ada apa-apa telfon aja"
Setelah membeli nasi kuning kesukaan sapira dimas berangkat ke kantor.
"dimas pernah berniat menyuruh nessa menemaninya setiap nessa pulang kuliah. Agr jika terjadi yang tidak-tidak ada yang bisa membantu. Namun sapira tidak enak jika harus di jaga nessa kasihan harus bolak balik rumah.
"tokkk tokkkkk"
"tokkkk tokkkk"
"sebentar ya" nessa bergegas dari dapur menuju ke pintu utama. Sapira mengitip lewat jendela dan membuka pintu.
"iya siapa?" tanya sapira saat membuka pintu.
"assalamualaikum kak" sapa kurir j&t cantik itu.
"walaikumussalam. Ada apa ya?"
"saya kurir j&t ada paket kak" sapira melihat paket yang di pegang kurir cantik itu.
"oh iya terimakasih" pira mengambil dan membolak balik paket tersebut.
"kalo gitu saya permisi kak sama-sama" lalu kurir itu berlalu.
__________________________________________________
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfec Husband
Romancecut putro sapira umur 17 tahun cantik, tinggi, putih impian jadi putri muslimah dimas andika ahmad umur 26 tahun ganteng, mapan, CEO Di bua bulan januari 2020