"oh itu kak alif sepupu siska mas" aku tersnyum.
"pira masuk dulu ya mau solat uda mau abis waktu". Aku berjalan memasuki rumah. Dimas masi saja duduk di kursi teras.
"assalamu alaikum warahmatullah"
"assalamualaikum warahmatullah" setelah berdoa aku membalikkan badan dan ternyata sudah ada dimas yang sedang bersandar.Aku menghampiri dan mengulurkan tangan untuk mencium tangannya. Dimas pun menyambut tanganku dan langsung ku cium. Dia pun mengecup kening ku lama. Aku pun terseyum ketika dia selesai mencium ku.
"kok bisa pulang sama dia?" kurasa dimas cembur.
"hm... Jadi tadi mobil siska mogok dan pira mau telpon mas. Tapi siska bilang dia uda chat kak alif, jadi yaudah pulang bareng dia"
"tapi kok cuma berdua di mobil?" dimas menautkan alisnya.
"oh itu karena siska turun duluan. Kan rumah dia yg ketemu duluan baru rumah kita, lagi pula pira kan duduk di belakang.oh ya tau ga kalo kak alif itu rumahnya deket sini juga. "
Dimas yang mendengarku hanya tersenyum simpul dan mengacak-acak rambutku.
"pokoknya lain kali apa pun yang terjadi ga mau tau harus telpon mas ya" dimas pura-pura marah.
"oke bosss" aku mengajukan dua jempol.
Aku pun melipat mukena dan turun ke dapur.
"mau kemana mi?""apaan si panggil mi" jujur saya aku suka salting kalo di panggil mi. Maksud dimas memanggil mi adalah singkatan ummi.
"ini mau ke dapur masak"."yuk mas bantuin" dia pun ikut turun bersamaku.
Malam ini kami akan memasak ayam goreng plus sambal ijo
Jadi kami berbagi tugas. Aku yang membuat sambal ijo dengan menggoreng cabe ijo,bawang merah,terasi, dan tomat. Setelah itu di ulek.
Sedangkan dimas kebagian menggoreng ayam dengan mencelupkan ayam ke tepung ketucky yang di beri air lalu di lumuri tepung kering sampai padat, lalu di goreng deh.
"selesai, yuk makan" senyumku merekah.
"yeyyy yuk" dimas ikut gembira.
Kami pun makan dalam hening.
"alhamdulillah"
Aku beranjak untuk mengangkat piring kotor ke wastafel. Setelah itu aku kembali lagi ke meja dan duduk
"huh capek" aku meletakkan kepala di lipatan tangan.
"mudah banget capeknya, kaya mau punya dedek aja" tawa dimas mengudara.
Tunggu dimas bilang mau punya dedek. Itu berarti hamil. Eh tunggu aku terakhir dapet kapan ya? Kok rasanya lama banget.
"ih mas engga kok" aku tersenyum getir.
"tau dari mana? Uda ngechek? Kok ga kasi tau mas?"
"eeg belum si tapi masa hamil?"
"loh kenapa emang? Mas uda nunggu-nunggu loh" mimik muka dimas mendadak serius."bukan gitu loh mas. Tapi kayanya pira belum siap aja. Kaya kecepetan dan belum siap aja" mendengar penuturanku muka dimas sangat tampak seperti orang kecewa.
"ga siap apa? Kemarin mi bilang ga papa kalo hamil, bisa tunda kuliah dulu. Sekarang kenapa berubah pikiran" dimas tersulut emosi yang terpendam.
"ih kenapa marah-marah si mas. Kan belum tentu juga hamil" aku tersenyum kik kuk
"jangan bercanda mi." dimas pergi meninggalkan aku di ruang makan.
"mas mau kemana?" aku sedikit berteriak karena dimas sudah agak jauh dari dapur.
Dimas berbalik "mas mau beli tespack" lalu berbalik lagi ke arah pintu depan untuk keluar.
Kalo beneran hamil gimana ya allah? Aku ga boleh egois dengan ga suka sama anak ini kalo aku beneran hamil. Tapi aku belum siap. Kalo aku hamil dimas bakal sangat bahagia pasti, bagaimana tidak dia sudah sangat menanti-nanti. Jika aku hamil aku tidak bisa ikut organisasi kampus,kemungkinan besar aku akan mengambil non aktif selama setahun, aku akan ketinggalan banyak dari teman-teman sekelas
"gimana ya?" aku menungkupkan kepala di lipatan tangan.
Aku memaksakan tubuh malasku untuk mencuci piring dan membersihkan meja makan.
Taklama dimas masuk membawa bungkusan yang bisa ku tebak itu adalah tespack.
Aku membalikan tubuh menghadap dimas. Dia menyodorkan bungkusan itu "nih coba tes" ujarnya dengan cerah mekar bahagia.Dih gimana ni. Aku deg deg banget tangan ku gemetar dan dingin.
"besok ajalah. Ini lagi cuci piring nanti siapnya lama" aku membalikkan badan ku mengahadap wastafel untuk melanjutkan cuci piring.
"sini mas yang cuci kamu chek di kamar mandi itu aja" ujarnya sambil menunjuk kamar mandi deket di dapur.
"besok aja kenapa si?" aku tidak memperdulikan dia.
Dia mengambil alih spons cuci piring di tangan kanan dan piring yang di tangan satunya
"kan mas engga sabar mau lihay hasilnya"Aku menarik napas dalam-dalam ku harap bisa menyembunyikan muka masamku, lalu membalikan badan menghadap dimas.
"mas pira itu ga hamil, cuma kecapean aja, karena tadi pas pulang mobil siska mogok, terus capek ngampus" aku mengelus-elus punggung tangan dimas."tapi apa salahnya cek dulu pira" dia lagi-lagi tak terkalahkan. "cek aja dulu kalo positif alhamdulillah. Kalo belum yasudah mungkin lain kali"
Aku menghela napas aku mengambil bungkusan di tangan dimas dan berlalu.
Aku masuk ke kamar mandi ragu-ragu. Jika hasilnya positif dimas akan sangat senang pastinya. Aku bukan tidak senang jika aku positif. Rasanya tuh campur aduk. Ikut senang dimas senang, aku bakal jadi ibu itu pasti sangat menyenangkan. Tetapu bagaimana kuliahku?.
Aku membaca petunjuk di tespack itu dan mulai menggunakannya.
Huhhhh.... Aku tersenyum kecut saat setelah menggunakannya. Semoga hasilnya terbaik.
Aku keluar dan menghampiri dimas."nih mas. Tunggu beberapa menit dulu" setelah memberikan alat itu aku berlalu meninggalkan dimas di dapur.
__________________________________________________
Hai hai selamat menjalankan ibadah puasa buat yang muslim dari mila.
Kayanya aku bakal sering update deh karena bulan puasa aku kegiatannya kurang. Dari pada gabut mending update kan ya wkwkkwwkkw.
![](https://img.wattpad.com/cover/208933270-288-k185846.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfec Husband
Romancecut putro sapira umur 17 tahun cantik, tinggi, putih impian jadi putri muslimah dimas andika ahmad umur 26 tahun ganteng, mapan, CEO Di bua bulan januari 2020