ADAPTASI

1.5K 18 0
                                    

Setelah kami pindah ke jogja. Bersama dimas.
Rasanya capek banget pindahan dari aceh ke jogja, barangnya banyak banget.

Dan ini pertama kali aku naik pesawat tanpa orang tua.
Ini hari kedua aku dan dimas pindah dan dimas harus langsung masuk kerja karena sudah lama cuti. Walaupun CEO ya dimas tetep tidak mau mencontohkan hal yang tidak baik.

Di tinggal dimas kerja aku bosan di rumah memilih menonton. Bosan menonton aku baca novel. Masi bosan aku memilih tidur.

❤❤❤

Aku yang tertidur pulas di kamar terkejut karena tiba-tiba seseorang menubruk tubuhnya
"mas kenapa kok nubruk nubruk gitu si?" aku mengerjabkan mata
"ah sayang capek banget" dia menggesek gesek kan kepalanya di bahuku. Pelukan nya erat sekali sampai sampai sangat susah untuk bergerak.
"lepasin dong mas belum mandi bau tau, ini uda jam berapa?" aku meraih hpku dan mengecek jam

"huh sudah jam 6 lumayan satu jam tidur"aku mau bangun hanya saja tubuh atletis itu menghalangi ku

"bangun ih lapar"

"eh sayang kamu tau ga temen mas di kantor si dodi itu loh, tadi pagi anaknya lahir kembar loh lucu banget".mas dimas sangat bersemangat menceritakan anak temannya

"andai kalo yang kaya mereka tumbuh disini"  mas dimas tidur di perut ku. "pasti seru banget, aku bakal jadi papa idaman heehhe". "cepet lulus makanya" dia mengacak ngacak rambut ku.

"ehmm bisa si kalo nantik hamil tinggal lanjut tahun depan" ga di sangka kalimat asal asalan itu membuat mas dimas semangat

"jadi ayo apa lagi kita buat juga" mas dimas menarik narik tangan ku.  Giliran yang begituan aja semangat banget.

"mandi dulu siap isya ya" ujar ku

"nantik pas azan insya solat terus ya biar lama mainnya" goda mas dimas yang aku ladenin dengan satu tumbukan di paha sebelah kananya "sakit tau, punya istri nyiksa banget deh" oceh mas dimas sambil berlalu ke kamar mandi

❤❤❤
"mas hari ini kerja pulang jam berapa?"

Berhenti memasukan nasi goreng ke mulutmya
"kaya biasa kenapa? Kamu bosan?"

"banget"

"yaudh nantik telpon nessa aja suruh kesini" dimas kembali melahap nasi goreng.

"kalo jalan-jalan boleh ga?" tanya pira dengan mata pupy eyes.

"no tunggu ma pulang aja lah" dimas menegguk jus jeruknya.

❤❤❤
Tok tok tok
"assalamualaikum mbak"
Sepertinya itu nessa deh.

Aku pun berlari menuruni tangga dan membuka pintu
"walaikumussalam nes. Tumben cepet" aku memutar bola mata jenggah. Bagaimana tidak nessa tidak pernah tepat waktu

"ih mbak aku ga ada kerjaan hari ini. Mbak suruh aku kesini emang ga ngampus?"

"ga ada jam hari ini dosennya ga ada"

"Yuk masuk"

Kami berlengggang ke ruang tamu

"jadi kita ngapain?nih" 

"ga tau sih. Bosen dirumah aku suruh kamu kesini biar ada temen aja"

"masak yuk mbak"

"eh boleh deh tapi ga ada bahan-bahan belanja yuk?"

"ayuk"

❤❤❤
Yang tadi rencananya mau ke supermarket buat belanja bahan buat kue malah nyasar ke mall.

"mbak pulang aja yuk. Entar kenak marah mas dimas solanya ga izin" renggek nessa karena kalo ketauan dimas mereka pergi ga izin awas saja.

"ih bentar aja loh. Lagian mas dimas pulang sore ga pulang jam makan siang"

"yaudh temenin aku beli kado resepsi temen yah mbak"

Aku dan nessa sedang berjalan-jalan di mall. Aku menemani nessa untuk membeli kado pernikahan untuk temannya yang lusa akan menikah. Aku sengaja ga minta izin ke dimas karena dia pasti sibuk lagipula kami akan pulang sebelum jam dua.

"dreeettt".
"assalamualaikum mas"
"kamu dimana sayang?" tanya dimas
"ehm di mall mas temenin nessa beli kado buat temennya nikahan" jawabku gugup.
"kok ga izin sih. Tunggu disitu aku jemput sekarang" dimas mematikan telpon mati deh aku.

"kenapa pira disuruh pulang sama mas dimas ya?"nessa melihat perubahan air muka ku

"iya ni di jemput" bete deh

"yaudh yuk ke parkiran" menarik tanganku

"eh makan eskrim dulu yu, uda lama banget ga makan eskrim tau ga" berusaha melepaskan tarikan nessa dan berjalan ke stand eskrim

❤❤❤

"assalamualaikum kamu di mana? Aku di luar nih" dimas mengecek arlojinya.

"wa'alaikumussalam ini lagi makan eskrim bentar yah"
Dimas mematikan telponnya dan menuju ke stand eskrim di mall yang sering kami datangi.

"mbak itu mas dimas" nessa berhenti menyendokan eskrim ke mulutnya.

pira membungkuk menyalami dimas yag di ikuti oleh nessa.

"uda bayar?" tanya dimas yang di balas gelengan oleh nessa, sedangkan pira dia agak segan melihat sikap dimas.

Dimas berlalu ke kasir dan membayar eskrim ku dan nessa. Lalu kembali dan mengambil alih belanjaan yang sedari tadi aku teteng

"ayok pulang" tangan dimas yang kosong memegang tangan kananku.

Aku dan nessa pun menurut karena dimas anaknya ga suka marah tapi kalo uda marah berabe banget deh.

Sampai di parkiran dimas menghentikan langkahnya.

"pira dan nessa pulang naik mobilnya nessa ya mas.mas duluan aja" aku ragu apakah perkataannya di setujui atau tidak.

"engga mbak, aku pulang sendiri aja mbak ikut mas aja." nessa memberi kode agar pira tidak membantah lagi. Akhirnya aku pasrah dan mengikuti langkah dimas ke mobilnya.

Dimas membuka kan pintu untuk aku. lalu memngitari depan mobil dan duduk di kursi supir lalu mulai melajukan mobilnya.

"kenapa kamu pergi ga izin mas dulu"

"euhm pira pikir cuma sebentar"

"mau sebentar mau lama kalo istri keluar rumah harus izin suami dulu" dimas mulai berceramah.

Dimas menggenggam tangan kanan ku dan menciumnya

"lucu banget si, jadi pengen punya satu lagi yang kaya gini" ucapan dimas membuatku binggung.

"maksud mas satu lagi kaya gini?" aku mengertnyitkan dahi.

"pengen punya anak ngerti ga?" dimas dengan ekspresi muka di garang garangin.

"ih vulgar banget si" aku pasti blussing .

"ayolah sayang umur mas mau 27 tau ga"
dimas memasang wajah tak berdaya.

"mas kan hamil itu ga bisa di paksa-paksa hamil itu kehendak allah" responku seraya mengelus ngelus pipinya.

"ya ayok usaha" lagi lagi dimas sok imut.

"mesum banget jadi laki" aku memalingkan wajah melihat jalanan.

Perfec HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang