Di tengah malam, dalam kenyamanan pelukan bintang. Melenggang lah sebuah pena di atas kertas. Terlihat banyak coretan dan bekas penghapus disana. Pertanda jika sang empunya benar-benar meluapkan emosinya. Peluh keringat membasahi kening, terdengar lirih ketukan pena mengetuk meja. Melalui jemari yang sigap menari-nari, ia tumpahkan segala rasa yang meronta-ronta meminta asa.
Dik,
Hati itu tak tahan banting
Jika dipaksakan untuk mengejar yang sudah berpaling,
Percaya kau akan lebam dan terpelanting
Jika dipaksakan untuk bertahan yang telah hilang dari dekapan,
Percaya kau akan tenggelam dalam sesaknya tangisan
Jika dipaksakan untuk sama-sama kembali,
Percaya kau akan tersakiti untuk yang kedua kali
Dik, sudah
IkhlaskanlahBerakhir sudah pertempuran malam ini. Pertempuran emosi dalam medan diksi. Setiap kata ia tuangkan asa, berharap semoga menghunus tepat pada sasarannya. Semoga saja.
^°^
Hai, selamat datang di cerita baru ku
Semoga suka!
Maaf masih amatiran
Jangan lupa vote dan komen
Saran dan kritik sangat dibutuhkanTetap tungguin kelanjutan ceritanya!
Salam sayang,
dwmrkmah_
yang berharap segera di dekap
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVEANA
Teen FictionStory by @dwmrkmah_ Sechs Schriftseller Series °° Selalu ada rasa dalam sepatah kata °° Almeera Loveana Atalie. Cewek polos yang harus remidi dalam masalah cinta. Memang, ia pernah sebodoh itu dulu. Diperbudak cinta dan ditelanjangi dusta. Berkat ma...