✓01. Diperbudak Cinta

192 26 94
                                    

Happy reading!
Here we go, bismillah.

^°^

"Perkataan manis itu berasal dari lidah. Siap-siap saja hatimu patah."

^°^

Dari arah gerbang SMA Santavesiar, terlihat seorang gadis menggendong tas lengkap dengan manik-manik kartun kesukaannya, we bare bears. Rambut yang dibiarkan jatuh tergerai dengan jepit rambut terselip di poni nya. Tak lupa, aroma bedak bayi menguar dari tubuhnya. Benar-benar terlihat natural dan sederhana. Meski gadis ini adalah putri dari keluarga yang bergelimang harta.

Dari arah yang sama, datanglah siswa dengan perawakan tegap berjalan ke arah koridor, menyusul langkah sang gadis.

"Selamat pagi, Vea," ucapnya. Benar, gadis itu bernama Almeera Loveana Atalie, biasa dipanggil Vea.

"Pagi juga, Naufal." Cowok itu adalah pacarnya, Naufal Khevan, kakak kelas yang sudah menjadi pacar Vea selama setahun ini.

"Cantik banget, pacarnya siapa sih ululuh," ujar Naufal sembari mencubit gemas pipi gadisnya.

"Hehe iya, kan aku pacar kamu." Gadis itu tersipu malu berkat pujian di pagi hari dari pacarnya.

"Oh iya hehe. Semangat ya sekolahnya hari ini. Belajar yang rajin, biar jadi ibu yang baik untuk anak-anak kita nanti hehe." Sembari menggenggam tangan Vea, Naufal berujar mesra.

"Siap komandan!"

"Jadi tambah sayang deh, kapten."

Dalam suasana koridor sekolah yang sudah ramai sebab bel masuk akan berbunyi lima belas menit lagi, datanglah sang pengrusuh, merusak suasana kasmaran muda-mudi ini.

"Woy! Pagi-pagi udah gandengan aja kayak truk!" teriak Athalla, sahabat Vea. Pengrusuh dalam artian sebenarnya.

Refleks, Vea melepaskan tautan tangannya sebab teriakan sahabatnya itu mampu membuat siswa sepanjang koridor melihat ke arah mereka. "Apa sih Ath, ga lucu tau candaannya," jawab Vea.

"Haha, siapa juga yang lagi ngelawak. Kalian tuh ya serasa dunia milik berdua, gue mah apa, cuma ngontrak!" sindir Athalla sebab ia tak suka jika sahabatnya yang masih polos itu dibodohi oleh cowok sejenis Naufal.

"Bilang aja sirik!" merasa tersindir, Naufal menimpali dengan ketus.

"Apa sih nopal, nyamber aja, orang apa petir sih," jawab Athalla tak kalah ketusnya.

"Yaudah ya sayang, buruan ke kelas gih, kalo nanti kesandung bilang ya." Tak segan-segan, Naufal mengusap rambut Vea berniat memanasi Athalla.

"Cih," umpat Athalla, tak kuasa menahan jijik pada gombalan kakak kelasnya itu.

"Iya, kamu juga cepet ke kelas. Keburu bel."

Dan ucapan itu hanya dibalas acungan jempol oleh Naufal. Sebab mereka harus berpisah di belokan dekat anak tangga.

Sepeninggal dari Naufal, Athalla cepat-cepat menggamit lengan Vea guna pergi ke kelas mereka.

"Lo gak bosen apa? Se--," tanya Athalla membuka topik, tapi ia belum selesai berbicara sudah dipotong oleh sahabatnya.

"Bosen sekolah? Kan itu kewajiban kita." Tapi bukan, bukan topik itu yang diinginkan Athalla.

"Kebiasaan! Temennya belum selesai ngomong main nyamber aja." Sudah biasa, Vea memang lebih sok tahu daripada benar-benar tahu, "Itu loh bosen karena selalu dikibulin ma nopal."

LOVEANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang