4. The fansign

95 5 13
                                    

Srek

Srek

Srek

Merin menatap jengah Anara yang berada dibelakangnya. Bisa tidak sih cecunguk satu ini penasarannya nanti saja? Ketara sekali seperti ia tak pernah melihat benda yang dipegangnya. Setidaknya berpura-pura menjadi spesies yang sama sehari tak membuatnya rugi bukan?

Entahlah. Semoga saja mereka tak peduli dengan bocah ajaib ini. Dimana yang lain dengan berebut melencengkan badannya kekanan-kiri bak cacing disiram air garam demi mengintip para pangeran rupawan didepan sedangkan dirinya membolak-balikkan satuan kertas ditangannya dengan tenang.

Harusnya ia melemparnya ke kepala Anara tadi!

Menghela nafas berat, Merin pasrah akan apa yang terjadi nanti.

Tibalah giliran mereka. Dimana Merin terlebih dulu yang mendapat fan service. Seketika rasa dongkolnya menguap entah kemana.

Dimulai dari obrolan ringan yang tentunya tidak ringan bagi hati Merin, tanda tangan di album yang dibelinya belum lama ini, sampai bersentuhan langsung dengan pria dengan sebutan mantannya ini.

Tunggu, apa kalian fikir yang didepannya ini 'Ji harapan alias Jhope? Maka jawab kalian seratus persen, benar benar salah. Mantan Merin dimeja panjang ini kan bukan cuma satu :)

Udah. Biarin Merin ngehalu. Kasian nggak pernah punya pacar beneran dia.

Merin tertawa malu-malu mendengar guyonan lelaki yang menampilkan senyuman kotak didepannya ini. Ya, Kim Taehyung berada di barisan ujung pertama kali ini.

Namun kebahagian Merin harus sirna saat gilirannya bersama Taehyung sudah habis dan diminta untuk bergeser. Bukan, bukan itu.

Tapi ini giliran sahabat gilanya untuk menggantikan tempatnya. Merin hanya bisa menampakkan muka piasnya dan pasrah.

...

Tak sekalipun Merin mau menghadap bahkan sudi melirikkan matanya kearsh Anara Sumpah! Demi boxer Kim Namjoon! Merin tak punya muka untuk bersikap seolah anak ini adalah temannya! Malah tersangka dengan polosnya mengikuti langkah Merin kemanapun. Astaga.


"Merin. Kamu kenapa? Pusing?" tanya Anara karna gadis disampingnya terus memijit pangkal hidungnya. Terlihat seperti bapak bapak berperut buncit yang tengah kebingungan kebanyakan hutang.

"Udah. Diem aja. Kamu itu malu maluin tau nggak?!" bentak Merin tak kuasa dengan beban dipundaknya. Pokoknya selama sisa acara berlangsung, Merin berusaha untuk fokus ke jajaran lelaki tampan didepannya yang sedang asik bercanda didepannya daripada memikirkan gadis yang tengah menatap bosan sekelilingnya ini.

Merasa bising dan Merin tak bisa diganggu, Anara memutuskan untuk memainkan ponselnya setelah menyumbat kedua telinganya dengan earphone berwarna putih miliknya.

Tanpa menyadari sesorang tengah mengawasi pergerakannya dari mimbar didepan sana.

...
TeBeSe :v

Gimana? Pendek kan? Udah lah. Dari pada nggak up.

Makasih buat komen yang kemarin dan makasih juga buat yang baca :)

Guling guling saya tuh waktu tau ada juga yang baca.

Kalo ada yang nambahin ke perpus ya alhamdulillah, kalo ada yang nunggu apa lagi.

Nggak bisa panjang panjang, karna saya juga lagi ngatur alurnya. Pusing juga lagi nggak ada inspirasi or ide tapi maksain buat nulis. Tapi akhirnya ada lah bahan buat ditulis.

Meski yang baca masih puluhan, saya nggak akan berhenti buat berusaha!

Sekian chit chatnya.

Jakarta, 3 mei 2020

Bukan fangirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang