Gak suka? Bodo.
~Audy~"Udah pencitraannya? " Kenzo datang mengagetkan Audy yang tengah membagikan es krim pada anak-anak panti.
"Lo ngapain disini?"
Bukannya menjawab Kenzo malah mengulangi pertanyaanya, "udah pencitraannya?"
"Terserah!" Audy malas meladeni cowok rese satu ini.
"Maksud lo apa sih? Huh? Sok-sok an baik! Gak cocok tau gak?" mulut mu zo zo. Hot!
"Peduli? Makasih!" acuh Audy. Nadanya ketus, namun masih dapat tersenyum saat melihat anak panti senang mendapat es krim darinya.
"Susah ya ngomong sama cewek jahat kaya lo!"
"Kalo susah, gausah ngomong! Ribet!" lagi-lagi audy membalasnya ketus.
Kenzo tak mengerti kenapa setiap kali ia bertemu gadis ini, ia tak pernah bisa berlaku lembut seperti perlakuannya pada gadis-gadis di luar sana. Seolah ada sinyal permusuhan dalam diri gadis ini.
"Nih! Sisa satu." Audy menyodorkan satu es krim yang tersisa pada Kenzo.
Kenzo hanya menatapnya, "Woy! Mau gak?"
Tanpa permisi Kenzo menyahut kasar es krim itu."Yaampun! Sini kakak elap mulutnya." ucap Audy gemas melihat mulut shila yang belepotan terkena es krim.
"Makasih kakak bidadari!" Shila mengecup pipi Audy sekilas kemudian berlari ikut bermain dengan anak panti yang lain.
Kenzo menunjukan senyum meremehkan nya, "mak lampir kaya lo gak pantes dipanggil bidadari!"
Baru saja Audy ingin membalas ucapan Kenzo, suara seorang wanita yang diketahui adalah ibu panti membuat Audy mengurungkan niatnya. "Audy,"
"Ibu," Audy berjalan mendekati, kemudian menyalimi tangan ibu panti juga wanita paruh baya disampingnya yang Audy yakini adalah mamanya Kenzo karena wajah mereka yang lumayan mirip. "Ibu apa kabar? Maaf audy baru sempet kesini."
"Ibu, baik nak. Kamu gimana?" tanya wanita berhijab itu.
"Audy baik kok bu." jawabnya dengan senyum.
"Duduk dulu nak, ibu buatkan minum."
"Gak usah bu. Audy mau main sama adik-adik." tolak Audy lembut.
"Mari bu, tante." pamitnya, kemudian pergi.
Lengkap sudah. Bingung juga melanda mama Kenzo. Mungkinkah gadis cantik nan sopan ini seorang ratu bully yang kejam, seperti apa kata anaknya?
✨
15:00
Setelah selesai mengunjungi panti, Audy memutuskan untuk pergi ke toko make up langganannya, karena memang make up miliknya sudah hampir habis. Sejujurnya Audy adalah tipe orang yang kurang peduli dengan dandanannya, toh wajahnya memang sudah cantik. Hanya saja bekas luka-lukanya lah yang membuatnya harus repot-repot mendempul wajah cantiknya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brittleness
Teen FictionTakdir seorang Audy Zevanca Bramantio. Gadis remaja yang hidup dengan sejuta luka dan derita. Dirawat dan dibesarkan dengan penuh kebencian oleh sang ayah. Merasa dialah penyebabnya. Penyebab dari semua masalah yang terjadi, termasuk kematian istrin...