Brittleness✨1

200 94 3
                                    

Terserah lo mau ngomong apa. Baiknya gua cukup gua yang tau.
~Audy~

Kantin.

Suara berisik mendominasi tempat itu. Tempat kebanyakan murid akan menghabiskan waktunya selama istirahat. Tempat orang melepas penat dan rasa lapar yang ditahannya saat pelajaran.

Satu meja di ujung kanan sudah dipenuhi oleh tiga orang gadis yang terlihat mencolok. Memang dimanapun mereka berada, mereka akan menjadi pusat perhatian. Audy, Jia, dan Gaby. Mereka ke tiga cewek yang sangat disegani di sekolah ini. Geng senior yg terkenal kejam, jahat, sombong, dan hobi membully.

"Kayanya, hari ini makeup lo ketebelan deh dy," komentar Gaby.

"Iya. Bagian sini juga terlalu numpuk sama bedak,"

"Berisik!" cegat Audy saat tangan Jia bersiap menyentuh kening bagian kirinya, "bacot lo berdua!" Audy sengaja menebalkan makeup nya untuk menutupi lebam akibat sang ayah semalam.

Byur

"Aduh.. Maaf kak, maaf gak sengaja" lirih seorang gadis yang baru saja jatuh terselandung dan minuman yang dibawanya sudah habis mengguyur sepatu Audy.

Pemaaf? Audy jauh dari kata itu. "Mata lo kemana? Buta lo! Hah?!"

"A-aku gak senga-"

"Sengaja atau engga, bukan urusan gue!" bentak Audy penuh amarah, "bersihin sepatu gue! SEKARANG!"

Gadis itu menurut saja. Ia memilih mencari aman dengan membersihkan sepatu Audy. Menahan malu serta tatapan mengejek dari para siswa yang ada disana.

Tidak jauh dari tempat itu, Kenzo beserta kedua sahabatnya, Gilang dan Bisma melihat dengan jelas perlakuan gadis itu. Antara kejam dan tidak punya hati pun menjadi satu.

Kenzo hanya cuek saja, pun kedua temannya yang memilih untuk tidak peduli. Karena bagi mereka tontonan semacam itu sudah biasa di SMA Bimasakti. Sekolah yang mayoritas muridnya berasal dari kalangan orang berada.

"Gak ada hati!" kalimat itu terlontar begitu saja dari mulut Kenzo.

Ketiga cowok yang menjadi most wanted Bimasakti itu berjalan angkuh menuju gudang yang sudah menjadi basecamp mereka. "Zo, menurut lo nih, Audy masuk ke tipe lu gak?" tanya Bisma,

"tipe lu kan yang cantik cantik kek barbie gitu." lanjutnya.

"Percuma cantik, hati kek iblis!" Acuh Kenzo menghembuskan kepulan asap.

"Lo, lang?" giliran Gilang yang ditanya,

"Maya udah cukup buat gua." hanya itu kalimat yang Gilang lontarkan.

"Eleh... Ketek thanos!" maki Bisma melempar kotak rokok pada Gilang, "songong lu!"

"Lagian lo, nanya gak penting banget." Gilang menyesap rokoknya.

"Tapi prediksi gua ya, dari kita bertiga ada yang bakal jadi sama Audy." ucap Bisma berlagak bak cenayang.

"Sok tau lo!" Gilang menoyor kepala Bisma dari samping, "yang jelas bukan gua, gua dah sama Maya."

"Lo aja sono sama Audy." timpal Kenzo santai untuk Bisma

"Ih! ogah gua sama mak lampir. Jadi lemper gua nanti," balasnya sambil menggedikkan bahu.

"Hahaha.. Cocok lah! lampir sama lemper."

Terjadi kegaduhan di belakang gedung SMA Bimasakti, yang membuat para siswa dan siswi berlari berbondong-bondong untuk melihat apa yang terjadi. Bukan, bukan perkelahian. Beruntung, saat ini para guru sedang rapat di dalam gedung sekolah sehingga berita kegaduhan ini belum sampai ke telinga mereka.

Aldo Neandro, sang kapten basket SMA Bimasakti. Dia yang membuat kegaduhan ini terjadi. Berlutut dihadapan gadis cantik berambut coklat sepunggung, berhasil membuat para siswi yang melihatnya berteriak histeris. Alay!

Dengan berbekal sebuket bunga, Aldo memberanikan diri untuk menyatakan cintanya pada gadis dihadapannya kini.

Tidak. Ini tidak berakhir dengan senyum bahagia ataupun pelukan hangat dari keduanya yang membuat para penonton baper ditempat seperti drama drama yang kalian tonton. Melainkan bisikan pedas dari sang gadis, "kalo mimpi jangan ketinggian! Ntar jatoh, mampus!"

Kemudian pergi dengan keangkuhannya. Terluka. Harga diri Aldo seperti diinjak oleh gadis ini. Tangan yang tadi digunakan untuk memegang sebuket bunga kini sudah terkepal kuat, memberi isyarat marah kepada siapa saja yang melihatnya.

Smirk terukir di wajah laki-laki ini, "lo terlalu angkuh Audy! Kita Liat apa yang bakal gue lakuin setelah ini!" batin Aldo.

17:30

Bel pulang sekolah sudah berbunyi 30 menit yang lalu. SMA Bimasakti terlihat sepi, tentunya karena para siswa yang memilih pulang untuk mengistirahatkan tubuh mereka setelah seharian belajar.

Berbeda dengan siswa lainnya. Audy masih setia berada dikelasnya. Bukan tanpa alasan Audy tidak segera pulang, hanya saja ia malas bertemu dengan sang ayah, pun berlama-lama di rumahnya yang sudah dianggapnya sebagai neraka dunia itu.

Ia sudah mulai jenuh, menscrolls instagram sejak 30 menit yang lalu. Keputusannya sekarang adalah pergi dari tempat ini dan mencari tempat lain untuk menenangkan pikirannya, sejenak. Ia tak peduli jika nantinya harus pulang terlambat, toh ia tidak pulang pun ayahnya tak peduli.

Langkahnya membawanya menuju rooftop, baru beberapa langkah gadis itu meninggalkan kelasnya, seseorang menarik kuat lengannya dan membekap mulutnya dengan kain hingga penglihatannya mulai kabur, dan

gelap.

• • •

Woops! Sekian. Bye!
Jangan pelit jempol!⤵

11.04.20

BrittlenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang