Cewe itu harus dijaga. Bukan karena dia lemah, tapi emang udah kodratnya buat dijaga.
~Kenzo ~Kenzo, Gilang, dan Bisma baru saja keluar dari kelas mereka. Setelah melakukan kebiasaan tidak sehat yang sudah menjadi bagian dari hidup ketiga cowok tampan itu. Merokok.
Kenzo merogoh saku celana abunya, berniat mencari ponsel untuk mengabari sang mama jika hari ini ia akan pulang terlambat, karena akan bermain ke rumah Gilang. "Kaya nya hp gua ketinggalan di gudang deh," Kenzo tak kunjung menemukan yang dicari.
"Duluan! ntar gua nyusul." lantas berlari menuju gudang.
⭐
Tubuh Audy tergeletak lemah di atas kursi panjang yang ada di gudang. Matanya masih terpejam tak sadarkan diri. Laki-laki dihadapannya kini tertawa puas. Menatap Audy seperti menelanjangi, "Audy.. Audy! coba aja tadi lo gak nolak gue, gue gak akan lakuin ini." Ucapnya lembut. Ya, dia Aldo, laki-laki yang beberapa jam yang lalu ditolak mentah-mentah oleh Audy.
Tangannya mengusap wajah mulus Audy, menyingkirkan rambut-rambut nakal yang menutupi wajah cantik gadis itu. "Cewek sombong kaya lo, pantes dapetin ini! Enjoy, babe!" Smirk menghias wajah tampannya.
Aldo melepas satu persatu kancing kemeja osis nya, memperlihatkan dada bidang yang tak terbungkus kaos. Tangannya kini beralih membuka kancing kemeja Audy. Baru satu kancing yang terlepas. Hingga suara asing nan tenang menghentikan kegiatan laki-laki kurang ajar itu.
"Sentuh dia, lo berurusan sama gua!"
Aldo menoleh. Lebih tepatnya memastikan siapa yang berani ikut campur dalam hal ini. Tentu saja bukan guru ataupun penjaga sekolah. Cara bicaranya terlalu gaul untuk orang-orang seumur mereka.
"Sorry, bro, ini bukan urusan lo!" Aldo menyorot tidak suka.
Kenzo tersenyum meremehkan. "Maen sama cewe gak sadar. Malu sama burung!"
Hahah, si Kenzo pake bawa-bawa burung😂"Bacot, lo, Zo!" Aldo naik darah, "kalo lo mau cari mangsa, cari yang lain aja. Ini cewek punya gua!"
Kenzo menghisap dalam rokoknya yang masih panjang, membuangnya, lalu menginjaknya hingga padam. "Oh, ya! Bodoamat!"
"Pergi, atau foto ini gua sebar!" Ancam Kenzo memperlihatkan potret Aldo bersama Audy yang ia ambil tadi. Sebenarnya Kenzo bukan tipe orang yang suka mengancam. Dia bisa saja mengahabisi Aldo saat ini juga, hanya saja dia malas beradu jotos dengan laki laki dihadapannya ini.
"Bangsat! Liat lo, bakal gua bales!" lantas pergi meninggalkan tempat itu.
Tentu saja Aldo memilih pergi. Ia tak mau nama baik nya tercoreng. Seorang Aldo Neandro melakukan hal kurang ajar hanya karena cintanya ditolak. Memalukan.
Tanpa pikir panjang, Kenzo melepas jaket hitam yang dikenakannya, kemudian ia pakaikan ke tubuh Audy untuk menutupi dadanya yang sedikit terlihat. Kenzo membopong tubuh Audy ala brydal style. Cepat-cepat Kenzo meninggalkan tempat itu sebelum penjaga sekolah datang dan berpikir bahwa Kenzo telah melakukan hal yang tidak-tidak pada gadis di gendongannya ini.
Kenzo berjalan terburu menuju BMW hitam yang terparkir di tempat parkir sekolah. Untung hari ini ia membawa mobil, entah bagaimana nasibnya jika tadi pagi ia membawa motor. Sekolah sudah sangat sepi saat ini, hingga hanya tersisa mobil Kenzo dan Audy yang masih terparkir di tempat itu.
Secepat kilat Kenzo mengambil kunci mobil di sakunya. Tepat setelah pintu terbuka, Kenzo langsung memasukan Audy, memastikan posisinya nyaman. Selanjutnya cowok itu menyusul dan menjalankan mobilnya tanpa tujuan.
Saat dalam perjalanan, ponsel Kenzo bergetar menandakan panggilan masuk. Dirogoh saku celana abunya, melihat nama yang tertera "Bisma Ganteng" jangan tanyakan pada Kenzo, sudah pasti Bisma sendiri yang menulis nama itu di ponselnya.
"Apa nyet?"
"Lama lo! Jangan bilang lo kekunci di gudang?" Bisma terdengar sedikit risau disana.
"Ya engga lah! Gua gak kesana."
"Lah, si anying! Kurang ajar ditungguin dari tad-" sambungan diputus Kenzo secara sepihak. Kenzo geram mendengar ocehan Bisma yang menusuk di telinganya.
"gua gak tau rumah lo, cewek bar-bar! Huh! Ngerepotin!"
✨
Sudah pukul sembilan malam, tapi belum ada tanda tanda jika gadis yang ia cap sebagai salah satu biang onar sekolah ini akan sadarkan diri.
Kenzo memilih memberhentikan mobilanya di depan swalayan. Kemudian turun membeli air mineral dan minyak kayu putih untuk menyadarkan Audy. Kembali dengan sekantung plastik cap swalayan tersebut ditangannya, Kenzo masuk lagi ke mobilnya. Menegak Air mineral yang langsung membasahi tenggorokannya.
Setelah itu, Kenzo membuka minyak kayu putih yang dibelinya tadi, kemudian didekatkan ke hidung Audy. Perlahan mata beriris kecoklatan itu terbuka.
"Akhirnya..! Cepetan dimana rumah lo? Mau balik gua." ucap Kenzo lega melihat cewek bar-bar ini sudah sadar.
"Dimana, gua?"
"Di mobil gua! Nyusahin lo!" balasnya sinis.
Mata Audy melihat sekelilingnya. Mengingat-ingat kembali apa yang terjadi, hingga fokusnya teralih pada kancing kemeja osisnya yang sudah terbuka satu.
"Bajingan! Lo apain gua? Hah!"
• • •
gausah panjang" ya. Ntar, enek. Hehe.
Dahlah. Bye!
Jangan pelit jempol! Lagi :)13.04.20
KAMU SEDANG MEMBACA
Brittleness
أدب المراهقينTakdir seorang Audy Zevanca Bramantio. Gadis remaja yang hidup dengan sejuta luka dan derita. Dirawat dan dibesarkan dengan penuh kebencian oleh sang ayah. Merasa dialah penyebabnya. Penyebab dari semua masalah yang terjadi, termasuk kematian istrin...