Part 8

571 36 11
                                    

Matahari masih belum sepenuhnya bersinar namun beberapa panitia yang tinggal di kantor desa sudah bangun. Mereka mulai antre mandi dan beberapa yang lain mempersiapkan logistik kegiatan hari ini. Hanya tersedia dua kamar mandi untuk masing-masing pria dan wanita sementara terdapat 20 orang panitia dan jam 7 acara harus sudah dimulai.

Jihyun yang mendapat antrean ke-empat mengikuti tim logistik menyiapkan barang., terutama untuk bahan pokok yang akan dibagikan lagi hari ini.

"Tim CSR dari Samsong kudengar akan membantu," celetuk salah satu panitia.

"Iya, betul. Kabarnya mereka akan datang jam 6.30. Barak mereka sudah siap 'kan?" tanya Jihyun mengkonfirmasi.

"Kemarin sudah aku siapkan untuk 7 orang relawan tambahan. Lima orang bersama kita di kantor desa dan yang dua akan ditaruh di rumah warga."

Sudah sebulan, Samsong mengkonfirmasi akan mengirim relawan dan bantuan untuk acara Jihyun. Bukan hal yang mudah mendapatkan Samsong sebagai sponsor, beberapa kali timnya ditolak sampai ia maju membawa salah seorang anggota timnya yang merupakan anak petinggi di sana. Selalu saja, relasi adalah hal yang penting dalam hal ini.

"Aku harap mereka bisa menikmati acara dan nyaman dengan fasilitas yang disediakan," harap Jihyun dengan suara pelan.

"Mereka tidak kemari untuk liburan 'kan? Mereka harus berdaya pokoknya," tukas salah satu anggota tim.

***

Penyambutan tim CSR dari Samsong dilakukan oleh Sooyoung sebagai wakil ketua. Jihyun mewakilkan tugas tersebut karena ada salah satu warga yang mabuk dan berulah, menolak kehadiran mahasiswa semalam. Dan, ia harus membuat kesepakatan baru.

"Untuk dua orang yang akan tinggal di rumah warga, mari saya antar," tutur Sooyoung dengan ramah. Kebetulan rumah yang didatangi hanya berselang beberapa rumah dari kantor desa.

Sooyoung tampak begitu semangat sampai salah satu teman laki-lakinya hanya menggeleng.

"Dasar centil!" tukas Rowoon hampir tak bersuara.

"Aku maksudmu?"

"Siapa lagi memang?"

Kesal dengan reaksi temannya, Sooyoung memperlambat langkah dan mengajak bicara dua pemuda di belakangnya.

"Maaf sebelumnya, saya belum berkenalan. Im Sooyoung."

Salah satu dari pemuda itu tersenyum lebar, "Aku sudah mendengarnya tadi. Choi Minho."

"Kang Haneul."

"Senang bertemu dengan Anda berdua. Mengapa Anda tertarik sebagai relawan?"

Pemuda yang bernama Haneul ikut menanggapi, "Karena kami sudah lama tidak terlibat acara pengabdian. Sekitar 4 tahun lalu kita mengurus kegiatan seperti ini."

Bosan tak diajak bicara, Rowoon masuk dalam percakapan, "Hyung dulu dari kampus mana?"

"Kau dari mana?" tanya Haneul membalikkan pertanyaan.

"Ya! Jangan menggoda junior! Mentang-mentang kau dulu pernah ada di posisi Sooyoung. Kami alumni kampus kalian."

Rowoon dan Sooyoung terpaku di tempat. Mereka berdua juga bertanggung jawab untuk koordinasi dengan alumni. Namun, mereka berdua juga yang dengan semangat mengajukan pada Jihyun untuk hanya melibatkan segelintir alumni. Mereka tak ingin terlalu banyak didikte tapi sekarang mereka lebih takut dinilai congkak.

"Jadi kalian Sunbae kami?" tanya Sooyoung retoris.

Mereka berdua mengangguk.

"Santai saja. Wajar kalau kalian tidak tahu. Kami tingkat akhir, kalian baru masuk," tukas Minho menenangkan.

DeadlockTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang