2- Izin (part 1)

34 9 11
                                    

"Terkadang dunia itu kejam dan mimpi hanya akan membuat itu semakin menjadi"
-Rara Dasarata-

Note: mohon maaf apabila ada kesalahan penulisan kata. Karya dikarang sendiri tidak meniru ataupun menjiplak karya orang lain, jika ada kesamaan alur ataupun tokoh itu hanya kebetulan. Jangan lupa komen, vote, dan share
_________________________________________

RARA POV◗  

Pulang dari sekolah jam empat sore itu artinya aku sampai di rumah nanti jam setengah lima sore. Aku memesan ojek online menuju rumah ku. Karna rumah ku yang paling jauh dari teman-teman ku aku harus sedikit bersabar karena itu.

Sesampainya di rumah aku mendapati pintu yang terkunci. Beruntung aku membawa kunci cadangan di dalam tasku sehingga aku bisa langsung masuk ke dalam rumah.

Setelah melihat hanya ada aku seorang di rumah, aku ingat Ayah sedang pergi keluar kota, ibu pergi ke rumah tante, dan kakak menginap di rumah temannya. Karena sudah biasa sendiri aku tak mempermasalahkan nya bahkan aku merasa bersyukur mereka tidak ada di rumah.

Sebenarnya ibu yang melahirkanku sudah meninggal akibat kecelakaan dan sekarang aku hidup dengan Ayah dan ibu tiriku.

Aku pergi ke lantai dua menuju kamarku yang bersebelahan dengan kamar kakak ku yang bahkan menganggap ku tidak ada, Setelah mengganti baju dengan kaus biasa aku merobohkan tubuhku ke atas kasur.

Aku menghela nafas dan menyamankan posisi tanganku mengambil ponsel dan mengecek isi pesan dan ternyata masih kosong. Mungkin sedang meminta izin pikir ku dan tanpa sengaja terlelap dalam tidur.

|•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|||•|
Aku sedang berada di taman bersama para temanku termasuk Rahisa dan Fina. Namun anehnya mereka terus menerus membelakangi ku dari tadi. Karena aku tak melihat Hana aku bertanya pada mereka.

"Fina kamu lihat Hana gak? "

Tidak kunjung dijawab oleh Fina. Aku merasa kesal jika tidak didengarkan seperti ini.

"Fina Sasa kalian liat Hana gak ? Heyy!"

Masih belum dijawab dan masih membelakangi ku, seakan tidak ingin bicara padaku.

"Sa ,Sasa! Fin ! kalian kenapa sih"

Kali ini aku mencoba menggenggam pundak  Fina namun tiba-tiba ada sebuah tangan yang menggenggam pergelangan tangan ku dengan kencang.

"Ikut kami"

Saat menoleh dan menatap wajah yang mengenggam tanganku, ia adalah sosok gadis yang seharusnya adalah Sasa temanku, namun gadis ini rambutnya sangat berantakan dan yang lebih mengerikan dari itu adalah ia sudah tidak memiliki bola mata baik kiri ataupun kanan, Kulitnya yang pasi itu sedikit retak dan darah hitam mengalir dari kedua lubang matanya.

Tanganku secara spontan langsung menutup mulut ku dengan rapat untuk tidak berteriak, sementara tangan yang lain ku goyang goyangkan agar terlepas dari gadis itu .

"Ikut kami"

Sebuah tangan lain menggenggam tangan kananku kali ini, itu adalah sosok yang sekarang ku yakini menyamar menjadi Fina. Sosok yang juga tanpa mata namun dalam kondisi leher miliknya yang seakan berputar 90% lebih ke kanan, darah dan sekaligus daging membusuk itu terlihat di leher yang hampir terputus

DiRgAnTaRa StOrYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang