00; O ─ chits chats

12 3 1
                                    

hereabouts

"I'm catching on fire."

───

"Saya akan selesaikan segera,"

"Segeranya kamu kapan? Saya nggak mau mendorong kamu terus begini, tapi atasan udah minta terus ke saya,"

"Iya, pak. Saya usahakan secepat mungkin. Saya janji."

"Oke. Saya tunggu, ya. Tolong jangan buat saya kecewa."

I'm a mess, batinnya. Telapak tangannya menutupi wajah, mengusapnya kencang entah untuk apa. Ponselnya masih tergeletak di atas mejanya saat ada panggilan lain yang masuk.

Sebenernya ia sedang tidak dalam keadaan yang memungkinkan untuk berbicara kepada orang lain. Berbicara itu melelahkan. Namun, bagaimana jika orang lain membutuhkannya? Ingin berbicara padanya? Mungkin sesuatu yang penting?

Ia menerima panggilan tersebut setelah sadar sudah mendiamkannya untuk waktu yang terlalu lama.

"Hei, gue telpon kok tadi katanya sibuk?"

"Gue ditelpon orang publisher, kenapa?"

"Tadinya gue sama Partha mau ngajak lo jalan. Keluar sebentar, beberapa minggu ini lo di apartemen terus 'kan,"

"Gue nggak tau bisa apa enggak, La. Gue harus ngejar deadline nih. Lo tau sendiri orang publisher udah ngejar gue terus."

"Iya, sih. Tapi Partha baru balik ke Jakarta minggu ini loh, lo yakin nggak mau ketemu dia dulu? Senin dia udah balik ke London soalnya,"

"Oh, Senin dia udah balik ke London? Ya udah deh, gue ikut,"

"Lo tau sendiri studi dia nggak bisa ditinggal lama-lama. Ya udah, gue sama Partha jemput lo, ya?"

"Nggak usah, La. Gue nyetir aja. Kayaknya balik mau mampir dulu,"

"Oke. Gue bareng Partha soalnya. Mobil lagi dipake Rachi. Biasa, urusan ekskul."

"Oke, ketemuan dimana maunya?"

"Bar biasa gimana? Partha mau traktir katanya,"

"Oke. Ketemu disana ya."

"Oke, hati-hati."

Ditutupnya panggilan tersebut dan dirinya beralih memasuki kamar mandi untuk sedikit bersiap-siap sebelum pergi. Ia tidak ingin memakai riasan yang berlebihan dan menarik perhatian, hanya sedikit saja agar kesedihannya tidak terlalu tampak.

Setelah siap, ia meraih kunci mobilnya yang tergeletak diatas meja. Bersebelahan dengan tumpukan revisi dari tulisan-tulisannya. Melelahkan. Tidak seharusnya hobi menjadi pekerjaan, ia merasa sudah memilih jalan yang salah. Ah, tapi siapa peduli? Malam ini dia hanya ingin menghabiskan waktu dengan kedua sahabatnya dan mungkin sedikit minum sebelum ia harus kembali ke pekerjaannya esok hari.

───

𝒉𝒆𝒓𝒆𝒂𝒃𝒐𝒖𝒕𝒔

"I started to saw you everywhere, but why you didn't realize?"

───

a comeback after more than a year hiatus
hope this will bring the joys back.

full with hopes,
💖o

[3] hereaboutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang