06; J ─ meet cute

2 1 1
                                    

hereabouts

Sialan, sialan, sialan.

Benar-benar tidak berguna.

Dasar, pergi saja kalian!

Aku menghentakkan kakiku cukup keras ke atas lantai, membuat security swalayan yang aku kunjungi ini sempat terkejut sedikit. Aku buru-buru menampilkan wajah penuh rasa bersalah andalanku dan membungkuk seraya meminta maaf. Aku benar-benar tidak bermaksud mengejutkan siapapun, dalam bentuk apapun. Garis bawahi ini, aku bahkan tidak ingin menarik perhatian siapa pun kali ini. Tapi sepertinya hal itu mustahil mengingat apa yang aku kenakan saat ini. Setelah formal yang membuatku seperti seseorang yang bodoh. Sialan. Aku benci situasi ini.

Aku buru-buru melangkah masuk dan mengambil keranjang belanja. Aku sampai tak begitu menyadari kalau aku menggenggamnya terlalu kuat, sampai-sampai ujung-ujung jariku memutih. Sepertinya kekesalanku belum mereda, entah seberapa keras aku berusaha. Tapi ya sudah, karena aku sudah berada disini lebih baik aku manfaatkan saja. Kalau diingat-ingat, aku juga belum sempat belanja untuk kebutuhanku di apartemen. Mengingat kepindahanku yang mendadak, banyak barang-barang yang tidak aku bawa dari tempatku sebelumnya. Sepertinya aku juga tidak berniat mengambilnya. Biarlah aku membeli kebutuhanku, yang lama biar tetap disana. Aku kurang suka membawa kenangan lama untuk tinggal bersamaku di tempat yang baru.

Tidak banyak juga yang aku ambil, hanya beberapa kebutuhan mendesak. Sabun, shampoo, sikat gigi, pasta gigi, shaving tools, dan beberapa bahan makanan serta makanan instan. Oh, apa aku harus membeli baju? Aku tidak membawa banyak dari tempat lamaku. Atau menunggu besok saja? Ah, tunggu besok saja. Sepertinya aku bisa diam-diam ke rumah untuk mengambil sisa barang-barangku yang penting. Sebenarnya bukan pilihan yang bagus untuk kembali ke tempat itu, terutama dengan rencana mengendap-endap yang baru saja tercipta dalam kepalaku. Bila salah satu staff keamanan ada yang berhasil melihat dan menangkapku, tamatlah sudah perjuanganku sebelum dimulai.

Cih, perjuangan? Kata yang begitu lucu.

Sisa waktuku di dalam swalayan kuhabiskan dengan mengelilinginya, berbelok ke kanan dan ke kiri. Menenggelamkan diriku ke balik rak-rak berisi berbagai macam barang, seakan dengan begini aku bisa bersembunyi selamanya. Entah, aku selalu merasa senang saat bisa berada di tempat yang besar seperti swalayan. Rasanya aku bisa tenggelam di dalamnya, tanpa harus merasa ketakutan akan ditemukan oleh orang lain. Aku hanya ingin tenggelam untuk sementara waktu, karena aku merasa sangat kelelahan saat ini. Bisakah?

Langkahku terhenti di salah satu rak yang letaknya paling dekat dengan kasir; rak berisikan makanan ringan. Aku bukan penggemar berat, namun aku memutuskan untuk mengambil beberapa bungkus. Siapa yang tau akan berapa lama aku berdiam diri di dalam apartemen besok? Daripada aku tidak memiliki camilan sama sekali, 'kan? Lagipula, makan satu atau dua bungkus saja sesekali juga bukan hal yang buruk.

Aku yang sedang asyik memilih camilan apa yang akan kubawa pulang, mendadak bersenggolan dengan salah satu pengunjung. Anak remaja, laki-laki, mungkin sekitar 15 tahun? Namun tenaganya cukup besar untuk membuatku sedikit terhuyung ke belakang. Yang benar saja, apakah karena diriku yang belum makan apapun dari pagi atau memang anak itu punya kekuatan yang besar? Untungnya kesadaranku segera kembali saat aku merasakan punggungku yang menabrak sesuatu. Atau lebih buruknya, menabrak orang lain.

Kapan kesialan ini akan berakhir?

Aku buru-buru menoleh ke balik bahuku untuk meminta maaf kepada siapapun yang kutabrak barusan. Yang kudapati adalah seorang perempuan dengan rambut dicat cokelat yang diikat erat dengan sepasang iris sewarna. Penampilannya kasual, hanya celana jins hitam dan hoodie yang sama gelapnya─ hitam. Agak mengerikan melihatnya berpakaian serba hitam, namun apa hakku untuk berkomentar? Toh, bajuku juga tidak kalah anehnya. Di luar semua itu, aku bisa menyadari sesuatu dengan cepat. Mungkin pertemuan kami memang baru sekali dan sangatlah singkat. Namun bagaimana bisa wajah itu hilang dari benakku?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[3] hereaboutsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang