Vote & Comment yah jangan lupa ☺️
_______________________
Barangkali lisan dewa pemilik elemen air tak ubahnya angin lalu bagi dewa bersurai merah. Bukankah Habaek juga tak pernah bosan memperingatinya bahwa Phoenix sejatinya bukanlah sebuah peliharaan yang diperuntukkan sebagai tunggangan.Dewa berelemen angin sendiri tak memiliki niat untuk menyangkal ketika Habaek memintanya mengawasi Chanyeol. Lebih tepatnya menyaksikan bagaimana tingkah semena-mena dewa pemilik elemen api terhadap peliharaannya.
Langit saat ini berkali-kali diwarnai nyala merah menyala yang melesat tanpa arah. Istana langit terasa jauh lebih mengkhawatirkan dengan lengkingan Phoenix yang menggaung menimbulkan guncang ringan.
Habaek memicing dari tempatnya berdiri begitupun Sehun yang mana dalam penglihatan keduanya kini tak tampak lagi wujud burung api Phoenix maupun sang penunggang ㅡsiapa lagi jika bukan Dewa Chanyeol.
Burung mitologi raksasa itu mengepak semakin tinggi sebelum hilang dari pandangan."Chanyeol! Yaaa! Chanyeol-ah!"
Habaek memekik cemas. Apa Chanyeol benar-benar berniat membawa tunggangannya menembus lapisan langit ketujuh? Diantara para dewa memang hanya Dewa Chanyeol yang dianugerahi makhluk mitologi. Wujud Phoenix memanglah mengagumkan terlebih lagi elemen api turut bersatu dengannya. Meskipun demikian elemen api yang dimiliki Phoenix tak bisa disandingkan dengan sang pemilik. Karena biar bagaimanapun Phoenix hidup menyatu dengan Dewa Chanyeol. Oleh karena itu sesekali Chanyeol membagi lecutan energi miliknya.
Tetapi satu hal yang tampaknya sengaja diabaikan oleh dewa bersurai merah itu. Habaek menggeram tertahan. Bukankah sudah berulang kali dikatakan bahwa elemen api yang dimiliki Phoenix tak sepadan dengannya? Chanyeol tak ingin pusing mendengar ocehan Habaek. Sudah tujuh hari berlalu dan dewa api justru semakin bersemangat menggempur energi yang dimiliki peliharaannya. Dirinya hanya akan kembali dengan membawa kepuasan. Dan sungguh tidak hanya Habaek tetapi Sehun juga setuju mereka bergidik mendengar tawa menggelegar milik dewa api. Memang apa menyenangkannya?
Tidak sadarkah bahwa burung merah itu menahan lelah ?Habaek mendengus, jengah menguasai. Dewa bersurai kelabu dengan gradasi kebiruan lantas berbalik, memilih untuk tak ambil peduli dengan tingkah Chanyeol.
Langit menunjukkan pendar merah berkilat dua kali menimbulkan kerut pada dahi Habaek. Sehun mengerjap khawatir. Anomali yang keduanya berpikir akan berlalu.
Keduanya mendongak saat lengkingan pilu menyahut sesudahnya.
Phoenix?
Pada bukaan lapang, suara berdebum jatuh dari atas. Itu Chanyeol yang berhasil menapak meski debu-debu mengelilinginya. Dewa bersurai merah berhasil mengendalikan api miliknya menyelimuti tubuh.
"Hah! Menyusahkan saja." Gumamnya sambil bangkit menepuk lengan jubah. Mengikuti kilat merah dari langit membentuk sosok yang semakin solid. Wujudnya sempurna ketika menyentuh tanah, diiringi bunyi berdebum yang lebih memekakkan. Satu pendar merah meredup seketika.
"HAHAHA Aku sudah bilang kan Chanyeolㅡ"
"Aghht"
Habaek memudarkan tawa. Seiring tubuh sang dewa api yang bangkit pekiknya juga lolos.
Sehun menyusul kedua kakaknya. Dewa berelemen angin dibuat tertegun pada fenomena aneh yang baru pertama kali dirinya atau bahkan mereka jumpai.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑬𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔𝒔 𝑩𝒂𝒆 • 𝐶ℎ𝑎𝑛𝑅𝑒𝑛𝑒
Romance𝑬𝒎𝒑𝒓𝒆𝒔𝒔 𝑩𝒂𝒆 𝚠𝚛𝚒𝚝𝚝𝚎𝚗 𝚋𝚢 𝚈𝚎𝚘𝚕𝚋𝚊𝚎00 ©2018 Start update : 1/3/19