Meski ada masalah dalam rumah tangganya, Rayhan tetap harus profesional dalam bekerja. Pagi adalah jadwal untuk mengajar dan siang kembali ke profesi yang sebenarnya, yaitu sebagai CEO.
"Pak, sudah waktunya makan siang," ujar Dion setelah dipersilakan masuk oleh Rayhan.
"Iya, silahkan istirahat pak Dion."
"Bapak, nggak makan siang?"
"Nanti saja, banyak berkas yang harus saya tanda tangani."
"Bu Adiba nggak datang pak?" tanya Dion, membuat Rayhan mendongak menatapnya setelah mendengar nama isterinya disebut.
"Saya rasa ti-"
Tok...tok... tok...
"Maaf, apa saya mengganggu kalian?" tanya perempuan itu dengan suara lembut.
"Oh, tidak. Kalau begitu saya permisi," pamit Dion.
"Aku bawa makan siang buat kamu."
"Sayang, saya kira kamu enggak bakal datang," balas Rayhan sambil tersenyum miris saat mendapat tatapan datar dari isterinya.
"Aku hanya menjalankan kewajibanku semasa masih menjadi isteri mas Rayhan," jawab Adiba pelan yang langsung mendapat respon tak bersahabat dari Rayhan.
"Saya enggak akan menceraikan kamu," ujar Rayhan yang hanya dibalas acuh Adiba.
"Lebih baik mas makan."
"Suapin," pinta Rayhan tanpa dosa.
"Ng-"
"Saya enggak mau ditolak."
Dan berakhirlah Adiba yang mengalah dengan menyuapi Rayhan dengan diam. Biasanya Adiba yang akan mengoceh hal-hal unfaedah, tapi sekarang Rayhan yang seorang pendiam menjadi cerewet hanya ingin mendengar suara isterinya namun itu hanya sia-sia, Adiba hanya bicara saat Rayhan mengajukan pertanyaan.
"Aku pulang sekarang," ujar Adiba sambil membereskan tempat makan.
"Pulang sama saya aja nan-"
Drtt... drtt... drtt...
"Assalamu'alaikum, ayah," seru antusias dari sebrang sana.
"Wa'alaikumussalam, bidadari ayah," jawab Rayhan sambil terkekeh kecil.
"Ayah, Zia mau jalan-jalan ke kebun binatang."
"Maaf sayang, ayah sibuk. InshaAllah nanti kita pergi ke sana kalau kerjaan ayah udah selesai," ujar Rayhan dengan nada menyesal.
"Benel ya Yah, nanti kalau keljaannya udah selesai kita pelgi ke kebun binatang?"
"Iya, inshaAllah bidadari ayah," jawab Rayhan yang langsung mendapat jawaban senang dari sebrang sana.
"Yaudah, ayah tutup dulu ya. Assalamu'alaikum bidadari ayah."
"Wa'alaikumussalam, ayah ganteng."
Tut...tut... tut...
"Aku pulang mas, assalamu'alaikum,"
"Bentar, saya antarin kamu," ujar Rayhan yang dijawab gelengan Adiba.
"Nggak usah, pak Toni udah di bawah," ujar Adiba sembari beranjak keluar.
'Kamu dengan santainya mengobrol dengan anak perempuan itu di depan mataku mas,' batin Adiba seraya berdiri dibalik pintu sebelum beranjak meninggalkan ruang Rayhan.
"Maafin saya, sayang," gumam Rayhan penuh penyesalan sambil menatap lurus pintu setelah Adiba keluar ruangan.
•••••
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAM PILIHAN AYAH
General FictionLelaki yang baik akan mendapatkan wanita yang baik juga. Dapatkah aku di cap sebagai wanita yang baik? Sedangkan aku saja tidak memikirkan kehidupanku. Aku tahu jika aku bukan wanita baik, aku sudah terbiasa hidup diluar. Tanpa ku duga,diumur...