Semuanya baik-baik saja dan bel pulang pun berbunyi. Aca biasanya berangkat dan pulang naik busway. Hari ini ia membawa banyak sekali buku karena baru dapat dari perpustakaan,tetapi di pinggir jalan tidak sengaja terselandung dan bukunya berjatuhan. Ketika ia mengambil buku dengan menahan rasa sakit di kaki,tiba-tiba Devan membantunya. Ia heran kenapa Devan mau membantunya sedangkan dari tadi disekolah Aca sudah membuat Devan marah. Setelah selesai Aca pun berterima kasih,
"Makasihh ya dev udah mau bantuin^^" sambil senyum lebar
"Lo ngapain sih dari tadi makasih mulu?!" ngomongnya ngegas
"Kan kamu udah bantuin aku dari tadi,jadi aku bilang makasih"
"Nih ya denger baik-baik,gua bantuin lo sekarang ini karena lo jatuhnya dipinggir jalan,bikin macet!! Noh liat dibelakang rame kan? Jadi lo gausah terlalu percaya diri lah!"
*terdiam karena ga bisa ngomong apa-apa*
Abis tu Devan naik ke motornya dan Aca mencoba untuk berdiri tapi tetep aja gak bisa,
"Aduhh,ga bisa bangun lagi. Terus aku pulangnya gimana dong? Gak mungkin aku mau naik busway dengan kaki yang keseleo ini" ngomongnya dalem hati. Tapii tiba-tiba Devan bilang ke Aca,
"Kaki lo masih sakit?"
"Masih"
"Yaudah,sebagai permintaan maaf gua dari tadi ngebentak lo gua anterin pulang" sambil memasang muka yang terpaksa
"Beneran kamu mau anterin aku pulang? Emang kamu ga marah?"
"Lo mau dianterin gak? Kalo lo bisa jalan sendiri sih gapapa,gua malah seneng"
"Ehh iyaiya aku mau dianterin sama kamu:)"
Diperjalanan Aca merasa senang banget bisa dianterin Devan walau hanya karna kasihan. Setelah udah sampe rumah Devan langsung ngomong,
"Sttt,gausah ngomong makasih. Lo mau ngomong makasih kan?"
"Hehe iya"
"Anggep aja gua dah minta maaf dengan nganterin lo,jadi kalo bisa lo gausah deket-deket gua lagi!"
"Loh kenapa? Memangnya sebegitunya aku mengganggumu?"
"Gua lagi pengen sendiri" lalu dia pergi.
Entah kenapa sejak Devan bilang begitu Aca merasa tidak enak karena sudah mengganggunya,tetapi bagaimana dengan perasaannya? Apa perasaan ini kandas begitu saja? Aca tidak mau dimusuhi oleh orang yang dia sukai.
Dua minggu kemudian
Devan sudah mulai tersenyum dan agak sedikit ceria. Aca tidak tau seberapa sulitnya masalah Devan,tapi aku mencoba menjadi teman curhat yang baik bagi Devan.
"Devan? Sudah menyendirinya?"
"Udah"
"Maaf ya kalo lancang,emang kamu ada masalah apa sampe kamu harus menyendiri? Aku cuma sekedar tanya aja,siapa tau setelah kamu curhat beban pikiranmu agak sedikit berkurang"
"Lo kepo sama masalah gua? Emang lo siapa? Orang tua gua? Keluarga gua? Bukan kan,jadi lo gausah banyak bacot"
"Tapi kan..."
"Udah pergi dari hadepan gua,SEKARANG!"
Setelah dibentak seperti itu,Aca agak sedikit down. Disitu Aca baru tau seberapa keras kepalanya Devan. Dan Aca curhat ke salah satu temannya bernama Siska,
"Siska.."
"Kenapa ca? Loh kok kamu sedih gitu? Kamu gapapa?"
"Nanti pulang sekolah,boleh gak aku kerumahmu?"
"Ohhh boleh boleh. Emang ada apa?"
"Ceritanya nanti aja dirumah kamu:)"
Setelah pulang sekolah Aca langsung pergi kerumah Siska. Dan disitu ia menceritakansemua nya,dari mulai ia mencoba menegur Devan,berterima kasih kepada Devan, dianterin sama Devan dan yang lainnya.
-Coming Soon-
KAMU SEDANG MEMBACA
Terima kasih,Devan
Teen FictionCerita seorang cewek yang terlalu menyimpan rasa dan akhirnya berujung kecewa. Penasaran? Nantikan ceritanya!