11. Rumor

26 9 0
                                    

Bismillah,

Kasih vote kalo suka, jangan lupa komen nya ya ><

Happy reading ❤

------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------------------------------------

Pagi ini, Asya berangkat bersama ayah nya. Dia tak mau kejadian kemarin terulang lagi, untung saja pertolongan Allah datang. Pastinya melalui Angga. Asya jadi dilema sendiri sama hatinya, apa dia suka sama Angga? Duhh pusing. Batinnya.

"Sya, kamu mau ikut ayah ke kantor?" Rudi membuyarkan lamunan Asya.

"E-eh, iya, eh enggak maksudnya hehe"

"Ngelamunin apa sih?" Tanya Rudi lembut, sembari mengelus kepala anak nya yang terbalut kerudung putih.

"Nggak kok, gak ngelamunin apa-apa. Yaudah, Asya turun ya, lima belas menit lagi masuk soalnya. Assalamualaikum yah." Asya meraih tangan Rudi, lalu mengecup punggung tangan Rudi.

"Waalaikumussalam, yang rajin ya"

"Iya. Ayah hati-hati ya," setelah itu, Asya keluar dari mobil. Dan, mobil ayah nya sudah melaju membelah jalan menuju tempat kerja.

Asya berjalan sendiri menuju kelas nya, tapi tunggu. Tatapan mereka.... sinis? Ya ya ya, memang selalu begitu semenjak Amran dan Angga membelanya saat ospek. Tapi, ini lebih dari biasanya. Terdengar suara bisik-bisik yang membuat hatinya agak tertohok.

Kamel dan Risa berlari ke arah Asya yang sedang berjalan dengan menundukkan wajah.

"Sya, cepet ikut kita!" Risa segera menarik tangan Asya. Asya sedikit terperangah saat tiba-tiba Risa menarik nya dengan kecepatan porji ples ples.

"Ada apa sih ini tuh?" Tanya Asya pada akhirnya. Namun Kamel maupun Risa tak menjawabnya.

"Liat Sya!" Kamel menarik nya menuju kerumunan orang-orang yang tengah berkerumun di mading.

"Astaghfirullah" Asya terkaget saat foto nya sedang berpelukan saat kemping minggu kemarin dengan Amran terekspos begitu saja di mading sekolah. Sekarang Asya tau, kenapa tatapan warga sekolah melihatnya begitu sinis sejak berjalan memasuki koridor tadi.

"Ini siapa yang masang Mel? Ris?" Lanjutnya.

"Gatau Sya, kayak nya mereka salah paham deh" jawab Kamel yang diangguki Risa.

"Heh! Lo tuh sok suci banget sih!" Cerca salah satu teman sekelas Asya.

"Iya tuh, gaya nya aja pake kerudung. Tapi kelakuan nya macam bitch!" Timpal yang lain.

Semua Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang