Jungkook yang sedari tadi dibuat bingung akan apa yang terjadi, memilih bungkam dan terhanyut dalam pikirannya sendiri, ditambah gadis cantik yang saat ini berada di sisinya membuat suasana bertambah menjadi canggung, padahal mereka adalah sepasang kekasih
"Aku sudah mendengarnya" jekyung tiba tiba bersuara, dengan tangan kanannya yang masih memegang gelas berisi wine tersebut
"Eoh?" Entah jungkook yang lamban atau memang ucapan jekyung yang sulit dimengerti
"Aku tidak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan imo" jekyung beralih pada wajah jungkook yang terlihat terkejut
"Maaf" kata kata jungkook tersebut seakan menusuk hati jekyung
"Harusnya aku yang minta maaf, bukan dirimu" jekyung tersenyum hangat pada jungkook, tidak ada kebencian pada sorot matanya
"Aku harusnya bisa mempertahankan ini" ucapnya lirih, bagaimana tidak jika hubungan yang semula baik baik saja bisa menjadi seperti ini
"Tidak, benar apa kata yoona imo, seharusnya ini tidak pernah terjadi, aku harap kau mengerti jung, ini demi kebaikan kita berdua" jekyung berucap seperti itu seakan - akan dia tidak terluka
"Maaf jika apa yang eomma ucapkan menyakitimu" jekyung dengan cepat menggeleng
"Tidak jung, aku tidak apa - apa! Mari kita akhiri sampai disini, tidak ada yang bisa diteruskan, appaku juga pasti tidak akan setuju jika tau aku berhubungan denganmu, bahkan mungkin aku akan diusir" hubungan jekyung dan jungkook memang hanya sampai 6 bulan, tapi 6 bulan bukanlah waktu yang singkat bukan?
"Ijinkan aku menciummu sebagai kekasih untuk terakkhir kalinya" jekyung memejamkan metanya dan membiarkan keningnya bersentuhan dengan sang lawwan bicara, bibir mereka bertemu, menyalurkan perasaan yang sangat sulit di artikan untuk saat ini, ciuman yang bertahan hanya hitungan 24 detik itu terlepas, keduanya memandang satu sama lain, dan tersenyum
"Terima kasih jungkook-aa, kurasa kau harus menerima perjodohan itu" ucapan jekyung tersebut menjadi akhir pembicaraan mereka, karena setelah mengatakan itu, jekyung meninggalkan area taman dan masuk kembali kedalam rumah
___
Sinb POV
Susunan makanan yang menggugah selera tertata rapi di meja yang bertuliskan 'korean food', karena di atas meja tidak hanya makanan korea saja yang tersedia, melainkan banyak sekali jenis makanan yang disajikan disana
"Eonni" panggil somi pada sinb
"Nde?" Sinb yang semula memikirkan makanan apa yang akan dimakannya, beralih pada somi yang tersenyum lebar disampingnya
"Apa eonni menyukai pesta?" Somi menanyakan sesuatu yang random agar tidak merasa canggung
"Annio" jawaban singkat sinb, tapi somi belum puas mendengar hal itu
"Wae?" Tanyanya lagi
"Ramai, dan terlalu berisik!" Memang benar jika sinb tidak menyukai kerumunan, karena baginya tempat itu menjadi sesak
"Lalu kenapa eonni datang kesini?" Benar apa yang dikatakan somi, jika sinb tidak menyukai pesta, kenapa dia ada disini
"eonni hanya datang ke pesta karena undangan, jika orang itu sampai mengundang kita, berati orang itu menantikan kehadiran kita, dan eonni menghargai itu"
"Eonni benar benar mirip dengan oppa" somi bertepuk tangan mendengar jawaban sinb, tidak peduli jika orang lain melihatnya
"Oppa?" Kali ini gantian sinb yang memberikan pertanyaan pada somi
