13. The Eagle atau Aku? (REVISI)

3.6K 256 31
                                    

"Kadang ada hal yang gak bisa dipilih karena dua-duanya sama penting." - Devano Adinata.

***

"Aku baik-baik aja. Makasih, Yudha." Laki-laki itu tersenyum, ia lalu meraih tubuh Vandra mendekat dan memeluknya.

Vandra membiarkan Yudha memeluknya, kali ini masa bodoh dengan penghianatan, yang Vandra tau ia harus berterimakasih pada Yudha.

***

"Persiapan udah ok semua?" Tanya Rafa pada beberapa anggota yang lainnya.

"Semua udah siap."

Ting,

Suara denting ponsel Rafa yang menandakan masuknya sebuah panggilan membuat Rafa segera mengecek ponselnya.

Mama is calling.

"Halo, Ma?"

"Raf, adik kamu kok gak bisa Mama hubungi ya? Kalian baik-baik ajakan?"

"Rafa baik kok, Ma."

"Ya udah kalo gitu, jagain adik kamu terus ya Raf, Mama gak mau kejadian di masalalu keulang lagi."

"Iya, Ma, Rafa bakal jagain Vandra."

"Assalamuaikum."

"Waalaikumsalam, Mama juga jaga diri di sana."

Rafa mencari nomor Vandra di ponselnya lalu segera melalukan panggilan dengan nomor itu namun nihil, ponsel Vandra tidak dapat dihubungi bahkan setelah beberapa kali Rafa melakukan panggilan. Rafa berdecak kesal, hal itu membuat Devan yang melihat itu penasaran.

"Kenapa?"

"Adik gue di telfon tapi gak diangkat." Rafa terus berusaha menghubungi nomor Vandra. "Gue balik duluan, Van."

"Gue ikut."

Devan dan Rafa pergi dengan kendaraan yang berbeda untuk mencari Vandra dengan berpencar. Rafa pergi ke rumahnya terlebih dahulu sebagai lokasi awal pencarian.

"VANDRA?!" teriakan Rafa menggema di rumah besar itu.

"Kenapa Mas Rafa?"

"Vandra mana, Bi?"

"Neng Vandra belum pulang Mas, Bibi kira sama Mas Rafa."

"Ya udah, Bi, kalau gitu Rafa mu lanjut cari dulu, kalau Mama nelfon jangan kasih tau kalo Vandra belum pulang ya, Bi?"

"Iya, Mas Rafa."

Rafa kembali ke mobilnya untuk kembali mencari Vandra, tujuannya saat ini adalah SMA Angkasa. Sesekali Rafa melihat ke pinggir jalan barangkali Vandra berjalan untuk pulang ke rumah. Baru saja melaju beberapa kilo meter beberapa orang menghadang dengan sepeda motor.

Rafa berhenti seketika. "Gila ini orang?" ujarnya bermonolog.

Rafa keluar dari mobilnya. "Maksud lo apaan nyegat-nyegat di tengah jalan gini? Eh, kalau mau nyerang-nyerang besok pulang sekolah sesuai perjanjian, main licik lo?"

"Semuanya adil dalam perang."

"Sakit jiwa." Ledek Rafa pada kelimanya.

"Bacot! Habisi dia!" titah Damian pada keempat anggota Avenger itu.

DEVANDRA ( PUBLISH ULANG )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang