CERITA TIGA

47 11 0
                                    

Bang Ye-dam kau benar-benar bodoh, mengapa kau harus lari? Memang kau melakukan hal yang salah terhadap laki-laki bernama Choi Hyun-suk itu?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bang Ye-dam kau benar-benar bodoh, mengapa kau harus lari? Memang kau melakukan hal yang salah terhadap laki-laki bernama Choi Hyun-suk itu?

Ye-dam hanya bisa menyesali dan mengumpat dalam hati selama perjalanan pulang dari tempat latihan Jung-hwan menuju rumahnya. Bagaimana bisa ia bersikap bak seorang pecundang di depan orang yang hampir membuatnya mati penasaran? Sungguh ia tidak akan membela diri jika ada orang yang berkata ia bodoh, karena seperti itulah kenyataannya. Maka dari itu, ia berencana akan tidur lebih awal malam ini, berharap esok moodnya menjadi lebih baik.

Tetapi, Ye-dam mengeyahkan rencana itu ketika sampai di depan rumah. Keningnya berkerut mendapati Yoon-bin dan Asahi sedang duduk di teras rumahnya sambil menikmati camilan buah. Ayah dan Ibunya tidak mengirimkan kabar apapun jika teman-temannya akan datang sebelum kedua orang tuanya pergi untuk menjenguk kerabat di Yongdamsam-dong dan baru akan kembali lusa. Ye-dam ingin berpura-pura menyambut mereka dengan hangat, tetapi ekspresi wajahnya yang lesu dan kesal ini tidak bisa disembunyikan begitu saja di depan mereka berdua.

"Sepertinya kau mengalami hari yang buruk" ujar Asahi basa-basi seraya melirik Yoon-bin yang tengah menguyah sebuah strawberry berukuran besar ke dalam mulutnya. "Maafkan kami karena datang tiba-tiba dan tidak memberitahumu dulu."

"Tidak apa-apa, ini bukan yang pertama kok" jawab Ye-dam setengah hati sembari memarkirkan sepedanya di dekat teras. Ia mengajak Asahi dan Yoon-bin untuk menunggu di dalam, sementara ia membersihkan diri dan berganti pakaian.

Ye-dam muncul 15 menit kemudian dengan rambut basah, mengenakan kaos panjang warna putih dan celana training warna coklat tua. Ia mengganti piring buah yang telah kosong dengan yang baru. Asahi dan Yoon-bin melemparkan tatapan serius, seolah-olah mereka ingin memulai pembicaraan tetapi lantas ragu setelah melihat wajah Ye-dam yang tidak seperti biasa. "Santai saja Hyung-deul!" seru Ye-dam setengah tertawa lalu duduk di sebelah Asahi. "Oh iya, aku boleh memanggilmu, Hyung kan?"

Asahi menganggukan kepalanya sebagai persetujuan. "Aku akan memperlakukanmu jauh lebih baik dari Yoon-bin, kau tidak perlu khawatir." Tentu saja kalimat itu memancing kekesalan kakak kelas Ye-dam itu yang langsung berteriak dan memaksa Asahi untuk memakan potongan apel yang paling besar.

"Pulang sekolah kau mampir ke suatu tempat dulu? Tadi aku melihatmu di parkiran sepeda bersama Park Jeong-woo dan seorang anak laki-laki yang sepertinya tidak asing" ujar Yoon-bin sambil mengingat-ingat wajah anak itu kemudian berseru tak percaya. "Tunggu, yang bersama denganmu dan Park Jeong-woo tadi itu So Jung-hwan kan? Pantas saja aku hafal dengan wajahnya yang pucat itu."

"Apa kalian sedang membicarakan So Jung-hwan yang suka mengunggah video dance cover itu?" Asahi ikut menimbrung karena nama itu memang tidak asing di telinganya. Laki-laki itu lalu melemparkan tatapan serius pada Ye-dam seraya bertanya "kau tadi habis dari tempat latihan Jung-hwan?" Pertanyaan itu segera diiyakan oleh Ye-dam, tetapi ia tidak bisa membuka mulutnya karena saat ini Asahi malah membuatnya gugup sekaligus khawatir.

FORMIDABLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang